visitaaponce.com

Membangkitkan Ekonomi lewat Takjil Ramadan

Membangkitkan Ekonomi lewat Takjil Ramadan
Warga membeli makanan untuk berbuka puasa di Kampung Ramadan Jogokariyan, Mantrijeron, Yogyakarta.(ANTARA)

BULAN Ramadan di masa pandemi kali ini membawa harapan yang lebih terang bagi para penjaja takjil. Tahun ini, sejumlah pemerintah daerah mengizinkan masyarakat berjualan takjil menjelang berbuka puasa dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat, berbeda dengan tahun lalu yang sama sekali dilarang.

Salah satu lokasi berjualan takjil pasar Ramadan di Kota Yogyakarta ialah di sekitar Masjid Jogokariyan. Takmir Masjid Jogokariyan, Gitta Welly Ariadi, mengatakan sebanyak 180 pedagang ikut serta dalam pasar sore ramadan Kampung Ramadan Jogokariyan (KRJ) 2021. "KRJ tahun ini kembali digelar sebagai upaya kembali membangkitkan perekonomian warga. Protokol kesehatan tetap menjadi prioritas kami," ujarnya di Yogyakarta, kemarin.

Pada 2020, pihaknya sempat tidak melaksanakan KRJ. Namun, warga sekitar tetap menjajakan dagangan mereka di sepanjang jalan di sekitar Masjid Jogokariyan.

Kepala Satpol PP DIY Noviar Rahmad meminta protokol kesehatan (prokes) tetap diterapkan di pasar Ramadan. "Saya sudah menugaskan Linmas untuk mengawasi protokol kesehatan di pasar-pasar Ramadan di lingkungannya," terang Noviar, Selasa (13/4). Penjual dan pembeli diwajibkan memakai masker dan menjaga jarak.

Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin kembali menggelar pasar beduk di Lapangan Gelanggang Remaja Sekayu, Selasa (13/4). Kepala Dinas Koperasi UMK Zulfakar menyampaikan bahwa pihaknya memfasilitasi tempat tersebut bagi UMKM kuliner Sekayu secara gratis. "Ini salah satu upaya Pemerintah Kabupaten Muba untuk memulihkan perekonomian masyarakat, khususnya bagi pedagang kuliner dalam wilayah Kabupaten Muba ini. Jadi silakan manfaatkan tempat ini dengan sebaik-baiknya.

Terpisah, salah satu pedagang takjil di Pasar Klender, Liza, mengungkapkan bahwa pandemi covid-19 memengaruhi pemasukannya dalam berjualan. Namun, dia optimistis banyak masyarakat yang membeli dagangannya pada Ramadan tahun ini. "Harapan tahun sekarang mudah-mudahan ramai daripada tahun sebelumnya," kata Liza di Jakarta, Selasa (13/4).

Penjual timun suri, Andi, juga mengharapkan keuntungan lebih banyak tahun ini. "Mendingan sekaranglah daripada tahun lalu. Sekitar 50%-lah untungnya," ujarnya.

Dia mengatakan bahwa para pembeli biasanya mencari timun suri untuk menu berbuka puasa. Per kilogramnya, dia menjual timun suri tersebut dengan harga Rp15 ribu. "Selain timun suri, juga mereka mencari blewah," imbuhnya.

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat