visitaaponce.com

Menjemput Keagungan Lailatulqadar

Menjemput Keagungan Lailatulqadar
Ilustrasi malam Lailatulqadar.(Dok. MI)

SEPULUH malam terakhir di bulan suci Ramadan merupakan saat-saat yang penting bagi kita untuk beribadah. Pasalnya, di malam-malam itu ada malam Lailatulqadar, yakni Allah SWT akan menurunkan berkah yang melimpah ruah.

Di malam itu, Al-Qur’an diturunkan dari Lauh Al-Mahfuz (kitab tempat Allah menuliskan segala seluruh catatan kejadian di alam semesta) ke langit dunia. Bumi menjadi penuh sesak karena banyaknya malaikat yang turun untuk menebar keberkahan.

Namun, keberkahan dan kemuliaan Lailatulqadar itu hanya bisa dirasakan mereka yang dengan senang hati dan tulus beribadah kepada-Nya. Hal itu disampaikan Ustaz Khimarunizar, kemarin.

"Bagi para pencinta dan penjemput keagungan bulan Ramadan, mereka harusnya tidak semakin kendur di 10 hari terakhir bulan Ramadan. Tapi semakin semangat untuk mengisi ibadah yang banyak," kata ustaz dalam Kajian Ramadan 1443 Hijriah Media Group yang diikuti secara virtual.

Terkait dengan hal itu, ustaz mengatakan umat Islam harus mencontoh perilaku Rasulullah SAW dan sahabat-sahabatnya. Mereka begitu sungguh-sungguh dalam beribadah di 10 hari terakhir di bulan suci Ramadan.

"Lakukan dengan cinta dan bahagia. Ibadah apa pun kalau dilakukan dengan cinta dan Bahagia, akan terasa nikmat dan tidak berat," kata dia.

Menurutnya, semakin banyak kalimat tasbih yang diucapkan, semakin banyak ayat Al-Qur'an yang dirapalkan, semakin banyak kebaikan yang dilakukan untuk menyambut datangnya malam Lailatulqadar.

Ustaz Khimarunizar mengisahkan sahabat Nabi bernama Utsman bin Affan mengisi 10 hari terakhir bulan Ramadan dengan beribadah dan tidak tidur sama sekali. Ia bahkan selalu membaca 30 juz Al-Qur'an dalam setiap rakaat salatnya

Ada pula ahli fikih Al-Imam Abu Hanifah yang setiap malamnya membaca Al-Qur'an sambil meneteskan air mata, memohon rahmat dan kasih sayang dari Allah. Selain itu, sambung ustaz, ada pula Imam Asy-Syafi'i yang mengkhatamkan Al-Qur'an sebanyak 60 kali selama Ramadan.

Contoh-contoh tersebut, kata ustaz, seharusnya memotivasi kita supaya semakin semangat kita mengisi 10 hari Ramadan ini dengan ibadah dengan dasar cinta dan bahagia karena Allah SWT.

 

Rindu Rasul

Ustaz Khimarunizar menyebutkan, beberapa amalan yang harus dilakukan saat berada di 10 hari akhir bulan Ramadan, di antaranya beriktikaf di masjid, banyak membaca Al-Qur'an, zikir, salat malam, dan berdoa kepada Allah.

Iktikaf ialah aktivitas berdiam diri di masjid dalam satu tempo tertentu dengan melakukan amalan-amalan tertentu untuk mengharapkan rida Allah.

Selama beriktikaf, orang ini melaksanakan salat sunah, seperti salat tahiyatul masjid dan salat lail; tadarus Al-Qur’an; berzikir dan berdoa; serta membaca buku-buku agama.

Apabila kita melakukannya dengan ikhlas dan atas dasar kecintaan kepada Allah dan Rasulullah, kata ustaz, malaikat Jibril akan turun dan menemui orang-orang yang sedang beribadah kepada Allah.

"Ciri-ciri orang yang memperoleh Lailatulqadar ialah enggak ada sebab apa-apa dia meneteskan air mata yang banyak karena kerinduan dengan Allah dan Rasulullah," beber dia.

Di situ, malaikat Jibril akan berdoa kepada Allah supaya doa orang tersebut dikabulkan dan diampuni semua kesalahannya dan keluar dari Ramadan ke Idul Fitri dalam keadaan seperti seorang bayi yang baru keluar dari rahim ibunya.

"Saat itu, malaikat dan Allah akan mengagumi orang tersebut. Jika Allah sudah mengagumi kita, nikmat mana lagi yang kita dustakan?" pungkasnya.

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat