visitaaponce.com

Inkulturasi Idul Fitri

Inkulturasi Idul Fitri
(Abdul Mu’ti Sekretaris Umum PP Muhammadiyah /MI. Duta)

IDUL Fitri ialah hari raya dengan umat Islam disunahkan melaksanakan salat dan mengumandangkan takbir. Umat juga dianjurkan memakai pakaian indah, makan yang berselera, dan bersukacita. Seusai salat, umat bersalaman dan saling mendoakan.

Dalam perkembangannya, Idul Fitri tidak lagi menjadi ritual ibadah semata. Di berbagai negara, Idul Fitri berkembang menjadi tradisi dengan berbagai ekspresi kebudayaan yang unik. Yang sangat masif ialah mudik. Berjuta-juta orang menempuh perjalanan jauh dengan berbagai moda transportasi. Tidak terhitung berapa biaya yang dikeluarkan untuk sampai di tanah kelahiran.

Apakah yang dicari para pemudik itu? Kebahagiaan! Ada tiga kebahagiaan saat mudik. Pertama, bahagia ketika bertemu keluarga. Kedua, berbagi. Bahagia ketika bisa memberi sesuatu. Melihat ekspresi ceria anak-anak menerima 'uang jajan' terasa seperti siraman hujan di tengah kemarau.

Kebahagiaan ketiga ialah ketika open house. Pintu rumah terbuka bagi siapa saja. Bersalaman dan bermaafan. Open house ialah ekspresi open heart, dada yang lapang, hati yang senang.

Idul Fitri dan seluruh rangkaian ibadah ialah ajaran Islam. Mudik, open house, dan berbagai tradisi yang berkembang di masyarakat ialah ekspresi dan aktualisasi Islam dalam konteks lokal.

Di dalam hadis, Rasulullah juga bersabda, "Barang siapa yang ingin memiliki rezeki berlimpah dan umur panjang hendaknya dia menyambung silaturahim." Hadis itu diperkuat riset Susan Pinker dalam The Village Effect: How Face-to-Face Contact Can Make US Healthier, Happier, and Smarter (2015). Menurut Susan, mereka yang secara rutin bertemu dengan orang-orang tercinta memiliki harapan hidup lebih tinggi jika dibandingkan dengan mereka yang menyendiri.

Keuntungan ekonomi dari jasa transportasi hingga akomodasi saat mudik juga dirasakan seluruh bangsa. Demikian halnya mereka yang open house. Di kantor, lembaga negara, dan masyarakat diselenggarakan halalbihalal.

Jika kehidupan umat dan bangsa dijiwai nilai-nilai Idul Fitri, damai akan tercipta di negeri ini. Jika para elite membuka pintu rumah bagi siapa saja, memberi teladan dengan sikap open mind-open heart, niscaya rakyat akan mengikuti itu. Mari membuka rumah dengan ramah agar terbuka pintu rahmah.

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat