visitaaponce.com

Stategi Transfer dan Taktik yang tidak Jelas Berujung pada Pemecatan Solskjaer

Stategi Transfer dan Taktik yang tidak Jelas Berujung pada Pemecatan Solskjaer
Pelatih Manchester United Ole Gunnar Solskjaer(AFP/Ian KINGTON)

TATKALA merenungkan kepergiannya dari Manchester United setelah hampir tiga tahun melatih tim itu, Ole Gunnar Solskjaer tidak diragukan lagi mempertimbangkan apa yang mungkin terjadi di Old Trafford.

Seandainya dia tidak terlalu baik dan lebih galak kepada pemain-pemainnya? Seandainya dia lebih agresif menyangkut transfer pemain kepada hierarki klub dan seandainya mereka memenuhi tuntutan dia?

Pria Norwegia itu diberi kesempatan mengembalikan United ke tingkat kesuksesan yang mereka nikmati seperti sewaktu dia menjadi pemain di bawah manajemen Alex Ferguson. Tetapi, dia hengkang setelah timnya terperosok ke urutan ketujuh klasemen Liga Primer Inggris dan tanpa pernah memenangkan trofi.

Baca juga: Ini Catatan Kiprah Solskjaer Sebagai Pelatih Manchester United

Seandainya Solskjaer bisa mendatangkan pemain yang dia identifikasi sebagai bagian dari perombakan skuadnya, kesuksesan yang didambakan para penggemar United mungkin akan semakin dekat.

Daftar pemain United yang kabarnya berusaha dia datangkan, tetapi ternyata tidak bisa, menunjukkan selain sifatnya yang pemaaf dan keputusan taktisnya yang menjadi biang keladi kejatuhannya, kesalahan rekrutmen klub juga memainkan peran besar di balik itu.

Pemain pertama yang jelas-jelas diinginkan Solskjaer adalah rekan senegaranya Erling Haaland, yang dia latih sewaktu memimpin klub Norwegia Molde.

Penyerang tengah itu adalah salah satu talenta menyerang paling menarik dalam sepak bola tetapi United tidak dapat mengontraknya dari RB Salzburg dan sang pemain malah bergabung dengan Borussia Dortmund.

United sedang dalam pembicaraan lanjutan untuk mengontrak Jude Bellingham, yang adalah gelandang Inggris yang sangat menjanjikan, ketika dia masih bermain untuk tim divisi kedua Birmingham City tetapi pemain ini juga lebih memilih Dortmund.

Bek sayap Portugal Joao Cancelo pernah dalam radar Solskjaer selama bermain di Italia bersama Inter Milan dan Juventus tetapi pemain ini malah akhirnya menjadi bagian skuat juara liga Manchester City pimpinan Pep Guardiola.

Gelandang bertahan Spanyol Rodri juga pemain bidikan Solskjaer yang dianggapnya menjadi pemain yang bisa mengisi titik lemah yang sudah lama ada dalam timnya, tetapi pemain ini juga lagi-lagi merapat ke Manchester biru.

Bek kanan Atletico Madrid Inggris Kieran Trippier dan pemain internasional Jerman Kai Havertz yang kini memperkuat Chelsea, juga menjadi target Solskjaer yang tidak pernah bisa dia datangkan.

Namun, manajemen klub mendukung Solskjaer saat ingin mendatangkan pemain sayap berbayaran besar Jadon Sancho yang tiba setelah lebih dari setahun berbicara dengan Dortmund, bek tengah Prancis Raphael Varane dan, tentu saja, Cristiano Ronaldo.

Sebelum itu Bruno Fernandes didatangkan dari Sporting Lisbon dan menambahkan kualitas yang sangat dibutuhkan United dan pada akhirnya ada kualitas yang cukup untuk memenangkan setidaknya beberapa pertandingan yang hilang dari genggaman United musim ini.

"Saya tidak beranggapan Ole bisa mengeluhkan waktu yang telah diberikan kepadanya dan uang yang telah diberikan kepadanya. Saya tidak beranggapan dia dapat mengeluhkan pemain-pemain yang berhasil bersamanya," kata mantan kapten United Gary Neville dalam Sky Sports.

Solskjaer dikritik karena menggunakan taktik yang tidak jelas yang paling terlihat ketiga digasak Liverpool 0-5 dan tidak konsistennya gaya bermain tim ini.

Skuat United tentu saja tidak kekurangan bakat menyerang, tetapi Solskjaer akhirnya terusir oleh penampilan buruk empat beknya dan kurangnya kualitas bertahan yang ditunjukan lini tengahnya.

Manajer United itu juga terus menunjukkan kepercayaan kepada pemain-pemain yang tidak dalam performa terbaik seperti Aaron Wan Bissaka, Luke Shaw, dan Harry Maguire yang malah merugikan dirinya dalam sebulan terakhir ini.

Lelaki Norwegia dan petinggi MU juga memilih mempertahankan pemain-pemain yang ada dalam daftar gaji yang jelas tidak lagi menjadi pusat rencana tim utamanya seperti Phil Jones, Juan Mata, Eric Bailly, Jesse Lingard, Anthony Martial, dan Diogo Dalot.

Untuk semua rujukan kepada kembalinya United Way sepanjang dia melatih tim ini, Solskjaer sebenarnya tidak menunjukkan kekejaman dan kegalakkan ala Alex Ferguson dalam hal segera mendepak pemain manakala mereka tidak lagi dibutuhkan oleh tim.

Apakah itu karena 'kebaikan' Solskjaer atau orang-orang di atasnya yang berpikiran melulu ekonomi saat mempertahankan pemain-pemain yang ada dalam skuat ketimbang mengeluarkan dana untuk rekrutan baru guna menggantikan pemain-pemain itu, masihlah tidak jelas.

Tapi hasilnya jelas, yakni skuat dengan pilihan kualitas terlalu sedikit untuk seorang manajer yang kesulitan mengeluarkan segala potensi terbaik dari yang dia miliki dari timnya. (Ant/OL-1) 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat