visitaaponce.com

Kartini-Kartini dalam Sinema Nasional

Kartini-Kartini dalam Sinema Nasional
Aktor Dwi Sasono, Dian Sastrowardoyo, dan Christine Hakim dalam film Kartini (2017).(Legacy Pictures)

Raden Ajeng (RA) Kartini, menjadi ‘simbol’ bagi perjuangan kaum perempuan Indonesia mencapai kesetaraan dengan kaum pria. Tanggal lahirnya, 21 April, dirayakan sebagai Hari Kartini, pengingat akan semangat emansipasi. 

Walakin, sebelum era Kartini, dalam buku Perempuan-Perempuan Perkasa di Jawa Abad XVIII-XIX oleh Peter Carey dan Vincent Houben, termuat banyak kisah para perempuan perkasa lain yang memiliki inisiatif dan peran krusial, sebelum kemudian terpengaruh sistem patriarkat kolonialisme Eropa atau Islam Jawa.

Kartini, hingga kini menjadi simbol bagi pemenuhan hak kesetaraan perempuan. Sosoknya bukan hanya diceritakan dalam buku sejarah, tetapi juga menginspirasi munculnya sinema yang menceritakannya. Berikut adalah beberapa film yang berkisah tentang Kartini, juga film para perempuan yang ‘berjuang.’

 

1. R.A. Kartini (1982)

Sebelum Hanung Bramantyo menggarap Kartini, mendiang Sjuman Djaya pernah menggarap film berjudul R.A. Kartini. Diperankan oleh Jenny Rachman, Wisnu Wardhana, Nani Widjaya, Bambang Hermanto, dan Adi Kurdi. Pada Festival Film Indonesia (FFI) 1983 Kartini milik Sjuman Djaya meraih setidaknya tiga piala citra, di antaranya diperoleh Nani Widjaja (Mas Ayu Ngasirah) untuk pemeran pembantu terbaik, Soetomo GS untuk penata kamera terbaik, dan Sudharnoto untuk penata musik terbaik. Kartini karya Sjuman Djaya pernah diputar di Kineforum pada 2017. Kopi 35mm/VHS R.A. Kartini bisa diakses di Koleksi Sinematek Indonesia.

 

2. Surat Cinta untuk Kartini (2016)

Bukan diangkat dari biografi atau catatan faktual, Surat Cinta untuk Kartini berpusat pada kisah tukang pos Sarwadi (Chicco Jerikho) dan Kartini yang diperankan Rania Putri. Disutradarai oleh Azhar Kinoi Lubis, film ini berlatar pada saat Kartini tengah mendirikan sekolah. Surat Cinta Untuk Kartini bisa disaksikan di platform catchplay+.

 

3. Kartini (2017)

Kartini dalam film karya Hanung Bramantyo diperankan Dian Sastrowardoyo. Film ini berkisah ketika Kartini dan kedua saudarinya, Roekmini (Acha Septriasa) dan Kardinah (Ayushita) membuat sekolah untuk kaum miskin di Jepara. Diperlihatkan juga bagaimana perjuangannya dalam menerabas kungkungan tradisi patriarkat di rumahnya. Meski banyak mendapat nominasi di FFI, termasuk film terbaik, sutradara terbaik, dan penata sinematografi terbaik, Kartini hanya meraih satu piala citra pemeran pendukung wanita terbaik lewat peran Christine Hakim sebagai Ngasirah, ibu Kartini. Kartini bisa disaksikan di platform Hooq.

 

4. Siti (2014)

Ini bukan film tentang tokoh Kartini, namun memiliki spirit serupa. Siti adalah kisah perempuan yang teralienasi dari hidup. Siti (Sekar Sari) adalah tulang punggung keluarga, setelah sang suami lumpuh dan tidak bisa lagi kerja. Ia harus mengurus suami, mertua, dan anaknya. Di hadapan suami, Siti tidak dihormati lagi akibat pada malam hari ia bekerja sebagai pemandu karaoke. Karena lilitan hutang, ia harus banting tulang, siangnya masih harus berjualan peyek di Parangtritis, Yogyakarta.

Siti adalah film tentang perjuangan perempuan yang termarjinalkan dari kehidupan. Kisah tentang perempuan dan nasibnya yang tidak pernah bertemu solusi. Awalnya, tidak diniatkan tayang di jaringan bioskop. Garapan Eddie Cahyono ini menjadi pemenang film terbaik FFI. Siti juga menang di Singapore International Film Festival (SIFF).

 

5. Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak (2017)

Marlina (Marsha Timothy) ialah tokoh heroik dalam film garapan Mouly Surya yang mengisahkan upayanya untuk menjadi ‘pahlawan’ bagi dirinya sendiri. Setelah ternaknya dirampok dan ia diperkosa oleh para pria misoginis. Belum lagi, institusi hukum yang juga absen atas hal itu. Marlina menjadi sosok yang harus tampil untuk dirinya, otoritas rumahnya.

Film yang menjadi produksi kerja sama antara Indonesia, Prancis, Malaysia, Singapura, dan Thailand ini mendapat banyak penghargaan FFI, termasuk untuk film terbaik, sutradara terbaik, dan pemeran utama wanita terbaik. Film yang mendapat pendanaan Cinemas du Monde, Kementerian Komunikasi dan Kebudayaan dan Kementerian Luar Negeri Prancis ini tayang perdana di Directors Fortnight, Festival Film Internasional Cannes. Juga tayang di Festival Film Internasional Toronto. Anda bisa menonton Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak di platform Hooq. (M-2) 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Irana Shalindra

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat