Ilmuwan Temukan Jaring Kosmik Cikal-bakal Terbentuknya Galaksi
![Ilmuwan Temukan 'Jaring Kosmik' Cikal-bakal Terbentuknya Galaksi](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2021/03/aec9eae0c3d5e72a4ac772bcaffdbc94.jpg)
PARA ilmuwan Prancis baru-baru ini berhasil melihat penampakan filamen pijar gas hidrogen yang dikenal sebagai "jaring kosmik". Fenomena ini dapat mengungkap awal alam semesta sekitar 12 miliar tahun yang lalu.
Model kosmologis ini telah lama diprediksi keberadaannya, namun hingga kini jaring kosmik belum pernah diamati dan ditangkap secara langsung dalam gambar.
Selama delapan bulan pengamatan dengan teleskop raksasa dari European Southern Observatory dan satu tahun pengerjaan data, para ilmuwan memerkirakan filamen ini tercipta satu hingga dua miliar tahun setelah Big Bang.
Tetapi kejutan terbesar, kata para ilmuwan, adalah simulasi yang menunjukkan bahwa cahaya berasal dari miliaran galaksi kerdil yang sebelumnya tidak terlihat dan tidak terduga, yang menghasilkan triliunan bintang. Penemuan ini telah dilaporkan dalam jurnal Astronomy & Astrofisika.
"Setelah periode awal kegelapan, alam semesta meletus dengan cahaya dan menghasilkan sejumlah besar bintang," kata penulis senior Roland Bacon, seorang ilmuwan di Pusat Penelitian Astrofisika di Lyon, kepada AFP.
"Salah satu pertanyaan besar adalah apa yang mengakhiri periode kegelapan itu, yang mengarah ke fase di alam semesta awal yang dikenal sebagai ionisasi ulang,” katanya.
Hingga saat ini, para astronom hanya menangkap kilasan sebagian dan tidak langsung dari jaringan kosmik melalui quasar, memperlihatkan awan gas di sepanjang garis pandang. Quasar juga dikenal sebagai objek kuasi-bintang, disingkat QSO adalah inti galaksi aktif yang sangat bercahaya.
Tetapi wilayah ini tidak mewakili seluruh jaringan filamen tempat sebagian besar galaksi, termasuk galaksi kita (Bima Sakti), dilahirkan.
"Temuan ini sangat mendasar. Kami belum pernah melihat pelepasan gas dalam skala ini, yang penting untuk memahami bagaimana galaksi terbentuk." komentar Emanuele Daddi, peneliti di Komisi Energi Atom yang tidak ikut serta dalam penelitian ini. (AFP/M-4)
Terkini Lainnya
Ramalan Zodiak Minggu Ini, Sagitarius Persiapkan Diri Memasuki Petualangan Baru
Karen Huger Diberi Teguran Setelah Terlibat Kecelakaan Mobil di Potomac
Aktivis 98 Sebut Wes Wiyahe Prabowo jadi Jenderal
Astronom Temukan Lubang Hitam Purba Tertua, Berusia Miliaran Tahun
7 Fakta Arcturus, Asal Nama, Bahaya, Gejala dan Pencegahannya
Teleskop Webb Tangkap Gambar Menakjubkan dari Nebula Orion
Fenomena Langka, Penampakan Ubur-Ubur Bercahaya Melintas di Langit Amerika
Para Ilmuwan Berhasil Memotret Atom dengan Resolusi Tinggi
Cek Fakta Baru: Bulan lebih Kaya Air dari yang Diperkirakan
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap