visitaaponce.com

Hemat tapi Sesat

Hemat tapi Sesat
Adang Iiskandar Redaktur Bahasa Media Indonesia(Dok. Pribadi)

MENJALANI isolasi mandiri karena terpapar covid-19 membuat saya menjadi sering mengisi waktu dengan menonton berbagai acara di televisi. Namun, saya sangat menghindari program berita yang terkait covid-19. Ada ketakutan secara psikologis dengan pemberitaan seperti jumlah korban meninggal yang terus meningkat.

Saya pun lebih memilih menonton acara ulasan pertandingan sepak bola, termasuk para pemainnya di pentas Piala Eropa 2020 yang berakhir pada 12 Juli 2021 lalu.

Dalam sebuah kesempatan, saya menyaksikan program berita olahraga di stasiun televisi swasta. Seperti biasa, dalam program itu ada pembaca naskahnya untuk memperkuat visual yang ditampilkan. Namun, ada yang dirasakan cukup mengganggu pendengaran saya ketika sang pembaca naskah membacakan teks berita itu. Saya mendengar ada pola penghilangan kata tunjuk itu dalam naskah yang dibacakan tersebut. Entah bertujuan menghemat kata atau ingin menunjukkan gaya penulisan tertentu sebagai ciri khas sang penulis. Akan tetapi, saya tetap tidak bisa menerima kedua alasan tersebut. Saya menganggap ini sebagai ‘aliran sesat’ yang membuat pendengar atau pembaca akan merasa aneh ketika membaca atau mendengarnya.

Saya pun sudah lupa saat itu materi atau naskah olahraga yang dibacakan tentang apa. Meskipun begitu, saya masih ingat--karena itu sangat mengganggu alam bawah sadar saya dan terus menempel di ingatan--bagaimana satu episode tayangan berita olahraga itu disajikan dengan naskah yang bagi saya sangat mengganggu ketika dibacakan dan didengar.

Saya ingin mengilustrasikan pengalaman ‘buruk’ saya mendengar informasi tentang olahraga itu dalam bentuk naskah yang lain, yang saya buat seperti pola ‘aliran sesat’ tersebut.

Saya mengambil contoh informasi tentang bintang sepak bola Portugal Christiano Ronaldo yang menyingkirkan produk minuman ringan terkenal saat konferensi pers.

‘Aksi kapten timnas Portugal Cristiano Ronaldo menyingkirkan dua botol minuman bersoda produk Coca-Cola dari hadapannya menghebohkan dunia. Aksi pria dengan sebutan CR7 dilakukan saat konferensi pers menjelang timnya melawan Hongaria di laga Grup F Euro 2020…. Pemain berusia 36 tahun yang merumput di Juventus menegaskan bahwa ia tidak menyukai minuman bersoda atau sejenisnya…. Eks pemain Real Madrid dan Manchester United mengaku sudah menularkan pola hidup sehat kepada anakanaknya’.

Seperti itulah pola yang digunakan sang penulis naskah dalam program sport di televisi swasta tersebut. Si penulis sengaja menghilangkan kata tunjuk itu yang sebenarnya berfungsi untuk merujuk pada kata/benda/hal yang sudah disebutkan sebelumnya (Aksi pria dengan sebutan CR7 <itu> dilakukan… /Pemain berusia 36 tahun yang merumput di Juventus <itu> menegaskan…/Eks pemain Real Madrid dan Manchester United <itu> mengaku…).

Ketika dibaca, mungkin masih bisa dimaklumi. Namun, ketika didengar, terasa sangat mengganggu.

Kalau maksudnya mau berhemat kata, masih banyak hal lain yang bisa dilakukan, di antaranya dengan menghindari redundasi dan kontaminasi. Misalnya, dalam penggunaan untuk sementara waktu (kata waktu bisa dibuang), juga pemakaian agar supaya, disebabkan karena, dan sejak dari (cukup pilih salah satunya). Bukan dengan membuat ‘pola baru’ penghematan yang justru membuat sebuah kalimat menjadi rancu.

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat