Studi Kaitkan Mencairnya Es di Kutub Utara Picu Cuaca Dingin Ekstrem di Sejumlah Wilayah
![Studi Kaitkan Mencairnya Es di Kutub Utara Picu Cuaca Dingin Ekstrem di Sejumlah Wilayah](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/04/76b21f09c9e8beff8c3b8ca0344765c9.jpg)
Sebuah studi gabungan yang dilakukan oleh Universitas Lanzhou memberikan bukti ilmiah baru tentang hubungan antara hilangnya es laut Arktika dan peristiwa cuaca dingin ekstrem di garis lintang tengah.
Profesor College of Atmospheric Sciences di Universitas Lanzhou Tian Wenshou membenarkan bahwa mencairnya es laut Arktika akan mendukung prediksi terjadinya cuaca dingin yang ekstrem untuk jangka pendek.
“Dalam beberapa dasawarsa terakhir, garis lintang tengah Belahan Bumi Utara yang berpenduduk padat sering dilanda cuaca dingin ekstrem, yang menyebabkan jatuhnya korban jiwa dan kerugian ekonomi yang serius,” jelasnya.
Baca juga : Ancaman Badai Susulan Dikhawatirkan Terjadi setelah Tornado Mississippi
Sejumlah studi sebelumnya menunjukkan bahwa hilangnya es laut Arktika secara drastis merupakan salah satu penyebabnya, namun kaitannya masih belum jelas. Tim peneliti Tian bergabung dengan tim peneliti dari luar negeri untuk melakukan penelitian tersebut.
Baca juga : Luas Lapisan Es di Antartika terus Menyusut
Dengan menggunakan analisis ulang dan simulasi model, mereka menunjukkan mekanisme dinamis baru yang menjadi penyebab pemanasan yang mendalam di kutub terkait hilangnya es di laut Kutub Utara.
Keadaan itu telah terbukti menjadi premis utama dari hubungan Kutub Utara dan garis lintang tengah. Studi tersebut mengkonfirmasi peran penting gabungan stratosfer-troposfer dalam pemanasan Arktika yang disebabkan oleh hilangnya es di laut, yang terkonfirmasi oleh simulasi model dengan variabilitas stratosfer yang diredam.
Hasil studi itu menunjukkan bahwa sebagian besar pemanasan yang diamati di Arktika bagian tengah ke atas disebabkan oleh respons dinamis terhadap hilangnya es laut Arktika, tempat gabungan stratosfer-troposfer memainkan peran utama. Hasil studi itu telah dipublikasikan dalam jurnal npj Climate and Atmospheric Science. (Z-8)
Terkini Lainnya
Es di Laut Antartika terus Menyusut, Kehidupan di Bumi semakin Terancam
Putri Handayani Siap Kibarkan Merah Putih di Puncak Gunung Vinson, Antartika
Mengenal Peta Terra Infinita yang Meyakini Bumi Datar, Mitos atau Fakta?
Pertama Kalinya, Flu burung Terdeteksi di Wilayah Antartika
Es Laut Antartika Mencapai Rekor Terendah Musim Dingin: Data AS
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Manajemen Haji dan Penguatan Kelembagaan
Integrative & Functional Medicine: Pendekatan Holistik dalam Pengobatan Kanker
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Huluisasi untuk Menyeimbangkan Riset Keanekaragaman Hayati di Indonesia
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap