Misteri dan Daya Tarik Titanic yang Abadi
Kasus hilangnya kapal selam yang membawa para miliarder di Samudera Atlantik Utara baru-baru ini, mengingatkan publik pada peristiwa tenggelamnya Kapal Titanic pada April 1912 silam. Pasalnya, sejumlah penumpang kaya beserta awak kapal selam yang menghilang hari Minggu itu, juga dalam misi mengunjungi bangkai kapal mewah raksasa tersebut. Untuk perjalanan wisata bawah laut itu, mereka bahkan rela membayar tiket seharga $250.000 atau sekitar Rp3,7 Miliar per orang.
Sejak tenggelam dalam pelayaran perdananya lebih dari seabad yang lalu, Titanic memang belum terhapus dalam imajinasi publik. Salah satu bencana laut paling mematikan di dunia itu telah mengilhami buku, film, teater, dan banyak petualang yang ingin melihat apa terjadi ketika kapal mewah itu menabrak gunung es lebih dari seabad silam.
Rasa penasaran itulah yang mengilhami para miliarder dunia itu mengikuti paket wisata yang digagas OceanGate Expeditions. Namun, sialnya, kapal selam kecil yang diisi dua awak kapal dan tiga wisatawan itu, tiba-tiba lost contact dan hingga kini belum ditemukan. Kondisi terakhir sebelum hilang, cadangan oksigen di kabin kapal itu dikabarkan menipis. Tim penyelamat kini berpacu dengan waktu untuk menemukan kapal selam tersebut.
Baca juga:Militer AS Cari Kapal Selam Wisata Puing Titanic yang Hilang Kontak
Istana Mewah
Lantas apa yang membuat Titanic begitu menarik? Kapal itu adalah sebuah monumen kemajuan teknologi pada masanya sekaligus cermin keangkuhan manusia yang mengira mereka telah membuat kapal yang tidak dapat tenggelam.
Titanic berlayar pada April 1912 dari Southampton, Inggris menuju New York. Pada era itu, Titanic adalah kapal terbesar yang pernah dibuat manusia, sebuah istana mewah terapung yang megah dan luas. Kapal itu dilengkapi gimnasium, lapangan squash, kolam renang, dan pilihan tempat makan terbaik.
Pada 14 April, kapal yang membawa 2.224 penumpang dan awak itu menabrak gunung es, merusak dan merobek lambung kapal. Air pun mulai menggenangi kapal sepanjang 269 meter (883 kaki) itu, hingga akhirnya tenggelam. Sekitar 1.500 orang tewas dalam bencana tersebut. Hanya 700 yang dijemput oleh RMS Carpathia, kapal uap transatlantik yang menjawab panggilan darurat Titanic.
Bangkai Kapal
Lokasi tepat dari bangkai kapal itu tetap menjadi misteri selama 70 tahun sampai ekspedisi Prancis-Amerika menemukan tempatnya, 3.700 meter di bawah laut. Dua bagian kapal yang terbelah dikelilingi oleh puing-puing besar, seperti furnitur, sepatu, piring, dan perkakas lainnya yang dikeluarkan dari kapal saat tenggelam.
Bertahun-tahun sejak ditemukan kembali, bangkai kapal itu telah dikunjungi oleh para peneliti, penjelajah, turis, dan pembuat film. Salah satunya adalah sutradara James Cameron, yang pada tahun 1997 menuai sukses besar dengan film "Titanic", yang dibintangi oleh Leonardo DiCaprio dan Kate Winslet.
Film ini dikenal karena hit Celine Dion "My Heart Will Go On" serta adegan di mana karakter Jack yang diperankan DiCaprio, menyelamatkan Winslet's Rose dengan mendorongnya ke atas pelampung, sementara ia berkorban dan mati kedinginan demi kekasihnya itu.
Begitulah popularitas film yang bertahan lama, bahkan seperempat abad kemudian perdebatan dan teori seputar insiden itu terus beredar, apakah sebenarnya ada cukup ruang untuk Jack di pelampung itu?
“Itu hanyalah salah satu contoh bagaimana kisah Titanic sepertinya tidak pernah berakhir bagi orang-orang," kata Cameron dalam konferensi pers yang diadakan untuk perilisan ulang sekaligus ulang tahun ke-25 film itu, awal tahun ini. "Titanic memiliki kualitas novelistik yang bertahan lama, dan hampir mistis. Dan itu berkaitan dengan, cinta, pengorbanan, dan kefanaan," katanya.
Pariwisata
Lelang memorabilia dan artefak yang berhubungan dengan kapal itu juga tetap diminati. Bahkan mantel merah jambu bersulam yang dikenakan Winslet saat syuting film tahun 1997, laku terjual hingga miliaran rupiah. Begitu juga Biola yang digunakan oleh pemimpin band Wallace Hartley yang tampil memainkan hymne sebagai pengingat momen-momen terakhir sebelum kapal besar itu tenggelam, terjual pada tahun 2013 seharga US$1,7 juta atau sekitar Rp25 miliar.
Tom Zaller, yang menjalankan perusahaan "Titanic: The Exhibition", mengatakan orang-orang menganggap kapal itu menarik. "Ini adalah kisah yang sangat manusiawi. Kita semua bisa berhubungan dengan beberapa penumpang di kapal itu, kan, karena mereka menyebutnya kapal impian. Ada kisah-kisah luar biasa dari para penyintas dan orang-orang yang bisa saja naik sekoci dan tak ingin terpisah karena sedang jatuh cinta."
Sementara bagi banyak orang, Titanic adalah keingintahuan sejarah terutama bagi keturunan mereka yang tewas. Namun, anehnya ada sejumlah turis yang sangat kaya rela menghabiskan banyak uang untuk mengunjungi bangkai kapal tersebut. "Terus terang, saya pikir itu menjijikkan," kata John Locascio, 69 tahun, yang kedua pamannya tewas dalam tragedi itu, kepada The Daily Beast.
"Mereka meninggal dengan cara yang sangat tragis. Biarkan saja jenazah mereka beristirahat,orang-orang tidak perlu turun ke dasar laut," imbuhnya. (AFP/M-3)
Terkini Lainnya
Rekor, Jam Saku Emas John Jacob Astor dari Titanic Terjual £900.000
Tragedi Kemanusiaan
AS Pimpin Investigasi Kecelakan Kapal Titan
Kanada Ingin Pastikan Penanggung Jawab Kecelakaan Kapal Selam Titan
Kanada Mulai Penyelidikan Hilangnya Kapal Selam Wisata Titan di Atlantik
Marsha Arui Terkesan dengan Titanic versi Remastered
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Abnon Jaksel: Memperkenalkan Jakarta Selatan melalui Pariwisata dan Kebudayaan Betawi
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap