Delapan Negara Amerika Selatan Sepakat Hentikan Deforestasi di Amazon
![Delapan Negara Amerika Selatan Sepakat Hentikan Deforestasi di Amazon](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/08/5872e9c114a2aacf40a0b741f333b898.jpg)
Delapan negara Amerika Selatan. Selasa (8/8) sepakat membentuk aliansi untuk menghentikan laju deforestasi di Amazon. Mereka berjanji pada pertemuan puncak di Brasil untuk menghentikan kerusakan hutan hujan terbesar di dunia itu, agar tidak semakin parah.
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Organisasi Perjanjian Kerjasama Amazon (ACTO) berkomitmen apa yang oleh negara tuan rumah Brasil disebut sebagai agenda bersama yang baru dan ambisius untuk menyelamatkan hutan hujan, penyangga penting terhadap perubahan iklim yang diperingatkan para ahli sedang di ambang kehancuran.
Anggota kelompok aliansi itu- Bolivia, Brasil, Kolombia, Ekuador, Guyana, Peru, Suriname, dan Venezuela - menandatangani deklarasi bersama di Belem, di muara Sungai Amazon, untuk menyusun peta jalan untuk mempromosikan pembangunan berkelanjutan, mengakhiri penggundulan hutan, dan memerangi kejahatan terorganisir yang memicu kerusakan hutan.
Tetapi KTT itu tidak memenuhi tuntutan paling radikal dari para pecinta lingkungan dan kelompok masyarakat adat, termasuk agar semua negara anggota mengadopsi ikrar Brasil untuk mengakhiri penggundulan hutan ilegal pada 2030 dan ikrar Kolombia untuk menghentikan eksplorasi minyak baru.
Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva menekankan memburuknya krisis iklim yang parah dalam pidato pembukaannya. “Tantangan zaman kita, dan peluang yang muncul darinya, menuntut kita bertindak serempak,” katanya.
Sementara itu Presiden Kolombia Gustavo Petro mendesak pemikiran ulang radikal ekonomi global, menyerukan strategi gaya Marshall Plan agar utang negara-negara berkembang dirstrukturisasi dengan imbalan tindakan untuk melindungi iklim. "Jika kita berada di ambang kepunahan dan ini adalah dekade ketika keputusan besar harus diambil...lalu apa yang kita lakukan, selain berpidato?" dia berkata.
Di luar KTT, ratusan aktivis lingkungan dan masyarakat adat berdemo untuk menekan sejumlah pemimpin dunia agar mengambil tindakan yang lebih berani.
Ini adalah pertemuan puncak pertama dalam 14 tahun untuk kelompok delapan negara, yang didirikan pada 1995 oleh negara-negara Amerika Selatan yang berbagi lembah Amazon: Bolivia, Brasil, Kolombia, Ekuador, Guyana, Peru, Suriname, dan Venezuela.
Amazon adalah habitat bagi sekitar 10% keanekaragaman hayati Bumi, puluhan juta orang, dan ratusan miliar pohon. Hutan hujan ini adalah penyerap karbon paling penting untuk mengurangi pemanasan global.
Tetapi para ilmuwan memperingatkan penghancuran hutan hujan ini mendorongnya mendekati "titik kritis", yang berdampak pada bencana iklim. (AFP/M-3)
Terkini Lainnya
Pesawat Jatuh di Amazon, Ibu 4 Anak Hilang Sempat Hidup Empat Hari
Suhu Global Capai Rekor Tertinggi selama 13 Bulan Terakhir
Kepala BMKG: Pengamatan Sistematis Dukung Analisis dan Prediksi Iklim
Launching Buku Tandai Perayaan Ulang Tahun ke-94 Prof Emil Salim
Gereja HKBP Tolak Kelola Izin Tambang
Pemanasan Global Capai 1,43 Derajat Celcius pada 2023
Peringati Hari Lingkungan Hidup, Bakul Budaya FIB UI Gelar Sedekah Hutan
Setelah Menang Presiden, Pezeshkian Kini Menghadapi Jalan Terjal
Grand Sheikh Al Azhar: Historis dan Misi Perdamaian Dunia
Kiprah Politik Perempuan dalam Pusaran Badai
Program Dokter Asing: Kebutuhan atau Kebingungan?
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap