visitaaponce.com

Pelonggaran PSBB Picu Kenaikan Permintaan KPR Bersubsidi

Pelonggaran PSBB Picu Kenaikan Permintaan KPR Bersubsidi
Suasana perumahan bersubsidi Green Citayam City di Bojong Gede, Bogor, Jawa Barat.( ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya)

DIREKTUR Utama Bank Tabungan Negara (BTN) Pahala Mansury menyebutkan, permintaan masyarakat untuk mendapatkan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) bersubsidi di Juni 2020 mengalami peningkatan hingga 75% dari Mei 2020.

"Kalau dilihat dari sisi demand ataupun pernintaan KPR bersubsidi yang mana sampai 25 Juni lalu permintaan KPR Subsidi di BTN itu sudah meningkat 75% dibandingkan pada Mei," tuturnya dalam diskusi daring yang digelar Tempo bertajuk 'Mendorong Pemulihan Ekonomi Melalui Perbankan, Kamis (2/7).

Peningkatan permintaan KPR bersubsidi itu, kata Pahala, berkaitan dengan pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan penerapan kenormalan baru (new normal) di beberapa wilayah Indonesia pada Juni ini.

Tren positif tersebut diharapkan terus berlanjut hingga akhirnya dapat menggerakkan perekonomian nasional yang tertekan karena pandemi covid-19.

"Kita cukup optimis bahwa dengan adanya pelonggaran PSBB memungkinkan adanya kegiatan ekonomi sehingga sejalan untuk permintaan kredit saat ini berangsur-angsur pulih kembali," jelasnya.

Lebih lanjut, Pahala bilang, BTN telah merestrukturisasi kredit debiturnya hingga Rp26 triliun pada Mei 2020 dan naik di Juni 2020 di kisaran Rp30 triliun. Perseroan juga terbantu dengan kondisi debitur yang mayoritasnya berpenghasilan tetap.

"Kami di BTN cukup beruntung bahwa 80% dari nasabah kita merupakan nasabah yang berpendapatan tetap. Tapi memang 60% dari itu didominasi oleh nasabah-nasabah berpendapatan rendah. Rata-rata salah satu fokus utama BTN adalah menyalurkan KPR subsidi kepada masyarakat berpendapatan rendah," jelas Pahala.

Ia menambahkan, bank-bank yang tergabung dalam Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) juga memiliki pergerakkan positif dalam mendorong perekonomian di tengah pandemi. Salah satunya dengan merestrukturisasi kredit debiturnya.

"Kalau lihat di perbankan khususnya Himbara, hingga Mei lalu kalau tidak salah sudah lebih dari Rp380 triliun," pungkas Pahala. (OL-4)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat