visitaaponce.com

Penduduk Pulau Pari Tuntut Holcim atas Krisis Iklim

Penduduk Pulau Pari Tuntut Holcim atas Krisis Iklim
Perusahaan semen Prancis Lafarge di Paris.(AFP/Franck Fife.)

PENDUDUK Pulau Pari, Kepulauan Seribu, Jakarta Utara, yang terancam oleh kenaikan permukaan laut, menggugat raksasa semen Holcim atas emisi karbon dioksidanya. Suatu badan amal Swiss mengatakan itu pada Selasa (12/7).

"Holcim memikul tanggung jawab yang signifikan atas krisis iklim serta situasi di Pari," tutur Yvan Maillard Ardenti, pakar iklim di Swiss Church Aid (HEKS),di situs web amal tersebut.

Pengaduan diajukan pada Senin (11/7) dengan otoritas konsiliasi di Zug, Swiss, tempat kantor pusat Holcim berada. Keempat penggugat mengatakan kepada saluran TV Jerman RTL pada Senin bahwa mereka mencari kompensasi dari Holcim atas kerusakan yang terjadi di pulau mereka oleh perubahan iklim berupa uang untuk pertahanan banjir dan pengurangan cepat dalam emisi karbon perusahaan.

"Holcim secara global ialah produsen semen terkemuka, bahan dasar beton, dan salah satu dari 50 penghasil CO2 terbesar dari semua perusahaan di seluruh dunia," kata HEKS. Hal ini sejalan dengan indeks pencemar rumah kaca pada 2021 yang disusun oleh University of Massachusetts Amherst, yang menempatkan LafargeHolcim ke-47 di antara 100 penghasil gas pemanasan iklim teratas.

Dihubungi oleh AFP, Holcim, yang bergabung dengan Lafarge Prancis pada 2015, menolak mengomentari kasus hukum tersebut tetapi mengatakan pihaknya mengambil tindakan iklim dengan sangat serius. "Ini pertama kali perusahaan Swiss akan dimintai pertanggungjawaban hukum atas perannya dalam perubahan iklim," kata HEKS.

LSM Swiss mendukung kampanye penduduk pulau itu bersama dengan kelompok hak asasi yang berbasis di Berlin ECCHR dan kelompok penekan lingkungan Indonesia Walhi. Mereka menunjukkan bahwa negara-negara Selatan menanggung beban darurat iklim yang terutama diciptakan oleh negara-negara kaya di Utara.

Baca juga: Saham AS Dibuka Lebih Tinggi Jelang Laporan Pendapatan Bank

Sebagian besar Pari, yang bergantung pada perikanan dan pariwisata, kemungkinan besar akan terendam air laut dalam 30 tahun, kata HEKS. Holcim menjual aktivitasnya di Indonesia kepada produsen semen lokal Semen Indonesia pada 2019.

Namun secara global, perusahaan itu mengeluarkan lebih dari tujuh miliar ton emisi CO2 antara 1950 dan 2021, menurut studi baru dari Institut Akuntabilitas Iklim yang berbasis di AS. Jumlah itu lebih dari dua kali lipat emisi Swiss sejak 1750, kata HEKS.

"Kami secara signifikan mengurangi jejak kami selama dekade terakhir dan akan memotongnya lebih jauh pada 2030," kata Holcim kepada AFP. "Kami fokus untuk mendukung pelanggan kami untuk membangun lebih banyak dengan lebih sedikit meningkatkan standar hidup bagi semua sekaligus mengurangi emisi." (OL-14)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat