visitaaponce.com

Pengertian Pasar Monopolistik, Ciri dan Contoh

Pengertian Pasar Monopolistik, Ciri dan Contoh
Ilustrasi pasar(MI/Djoko Sardjono)

PASAR monopolistik merupakan kebalikan dari pasar persaingan sempurna. Dalam ilmu ekonomi, definisi pasar persaingan sempurna adalah pasar dengan struktur terdiri dari banyak penjual dan pembeli, yang sama-sama tahu keadaan pasar tapi tak bisa memengaruhinya, sehingga interaksi antara kegiatan penawaran dan permintaan bisa menentukan harga. 

Pertanda persaingan sempurna terjadi adanya mobilitas sumber daya serta interaksi antara penawaran dan permintaan yang bebas terjadi. Dengan demikian, tidak ada pihak yang bisa mengontrol pasar.

Akan tetapi, jika kita lihat dari struktur pasar monopolistik, sistem tersebut lebih mendekati pada pasar persaingan sempurna. Namun para produsen akan lebih berpartisipasi di dalam jenis pasar tersebut untuk menghasilkan sebuah produk yang berbeda dan mempunyai karakteristik sendiri.

Berikut ini penjelasan lengkapnya:

  • Pengertian pasar monopolistik

Pasar monopolistik adalah pasar yang terdapat banyak produsen yang menghasilkan barang serupa tetapi memiliki perbedaan dalam beberapa aspek. Penjual pada pasar monopolistik tidak terbatas, tetapi setiap produk yang dihasilkan pasti memiliki karakter tersendiri yang membedakannya dengan produk lainnya.

Melansir dari gramedia.com, pasar monopolistik merupakan salah satu jenis pasar persaingan tidak sempurna. Sistem pasar monopolistik ini dikembangkan karena tidak adanya kepuasan pada analisis model persaingan pasar sempurna atau pasar monopoli. 

Sementara itu, dalam buku Teori Ekonomi (Pendekatan Mikro) (2018) karya Jun Surjanti dan kawan-kawan, pasar monopolistik adalah pasar dengan banyak produsen yang menghasilkan komoditas berbeda karakteristiknya. Pada jenis pasar ini, produsen menawarkan satu jenis barang dengan berbagai ciri produk yang berbeda-beda dari segi kualitas, bentuk, dan ukuran.

Dengan adanya perbedaan pada setiap produk yang ditawarkan itu akan mencerminkan perbedaan yang sesungguhnya di antara produk-produk yang akan dibeli. Tapi juga mungkin saja, perbedaan yang tercipta hanya persepsi dari masing-masing konsumen saja. Produk yang ditawarkan oleh berbagai produsen yang ada di pasar memang berbeda. Misalnya saja, perbedaan suatu produk bisa kita lihat dari bentuk kemasan atau fisiknya. Mulai dari perbedaan bentuk, ukuran, fungsi, dan juga kualitas produk. selain itu, perbedaan tiap produk juga bisa kita lihat dari merek, logo, dan juga kemasannya.

Kemudian untuk melihat lebih jelas lagi terkait perbedaan produk, bisa kita lihat dari jangka waktu kredit penjualan produk tersebut, kemudahan dalam mengaksesnya, ketersediaan komoditas, lokasi untuk mendapatkan komunitas, layanan after sales, dan lain sebagainya. Adapun contoh dari produk yang dijual di pasar monopolistik yang bisa kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari yaitu alat kosmetik, pakaian, obat-obatan, tempat makan, dan masih banyak lagi.

  • Ciri-ciri pasar monopolistik

Berikut ini adalah beberapa ciri-ciri pasar monopolistik yang perlu kamu pahami:

1. Memiliki Jumlah Produsen atau Penjual yang Sangat Banyak

Produsen yang ada di dalam pasar monopolistik sangat beragam dan berjumlah banyak. Sehingga tiap penjual atau produsen harus merasa puas dengan pembagian pasar ataupun market share yang relatif kecil. Tak hanya itu saja, penjual yang ada di dalam pasar monopolistik tidak mempunyai kekuasaan secara penuh untuk menentukan harga di pasaran.

Hal tersebut berkaitan dengan jumlah penjual yang cukup banyak. Sehingga muncul berbagai kesulitan terkait koordinasi antarprodusen atau penjual. Jadi kolusi harga hampir tidak bisa dilakukan. Setiap pemilik usaha harus selalu aktif mencari target pasarnya sendiri.

2. Diferensiasi Produk

Diferensiasi produk yang dimaksud di sini adalah produk yang serupa mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Kita bisa melihat perbedaan tersebut dari bentuk, ukuran, corak, kualitas, dan lainnya. Setiap produsen akan memberikan ciri khas dan sentuhan khusus pada produk yang dihasilkan.

Seperti halnya pabrikan apparel dan juga alat-alat olahraga seperti Nike, Adidas, Fila, Skechers, dan juga Puma mempunyai produk yang serupa. Semua perusahaan tersebut mengeluarkan jenis sepatu yang sama. Tapi produk yang mereka hasilkan memiliki karakteristik dan ciri masing-masing.

Oleh karena itu, setiap perusahaan atau produsen tidak bisa seenaknya sendiri menentukan harga pasaran, baik itu menurunkan ataupun menaikkan harga. Apabila salah satu produsen berusaha merusak harga pasar, secara otomatis akan diikuti oleh produsen lainnya. Akan tetapi, para produsen tetap tidak bisa menaikkan harga produk. Sebab, jika ada yang nekat menaikkan harga namun kompetitor tetap mempertahankan harga sebelumnya, perusahaan tadi akan mengalami kerugian.

3. Persaingan Produsen tidak Berdasar Pada Harga

Di dalam pasar persaingan monopolistik, produsen atau penjual cenderung tidak bisa mempermainkan harga di pasaran. Kecuali ada suatu konsensus yang dilakukan secara bersamaan dengan produsen lainnya. Oleh karena itu, persaingan yang terjadi di dalam sistem pasar ini lebih mengarah kepada desain, kualitas, marketing, dan kelebihan dari masing-masing produk.

Kalaupun ada yang ingin bermain harga, misalnya saja ada produsen yang ingin menetapkan harga tinggi untuk produk yang ditawarkannya, maka produsen tersebut harus bisa meyakinkan para konsumen terkait kualitas dan keunggulan dari produk tersebut dibandingkan dengan produk serupa milik kompetitor.

4. Kebebasan Produsen Baru Untuk Keluar dan Masuk Pasar

Semua produsen yang ada di dalam sistem pasar ini memiliki kebebasan untuk masuk dan keluar pasar. Sebab, produk-produk yang mereka tawarkan bisa digantikan oleh produk serupa dari produsen lain yang masih bertahan di dalam pasar tersebut. Hal itu tentu tidak akan menyebabkan kelangkaan produk dan menyusahkan konsumen yang ingin mencari produk tersebut.

Sementara untuk produsen baru, mereka tidak perlu memiliki sejumlah modal yang besar untuk dapat bergabung dan bersaing dalam memperebutkan pangsa pasar. Asalkan produk yang ditawarkan memiliki harga yang terjangkau dan berkualitas baik serta dapat dipertanggungjawabkan. Dengan begitu, konsumen yang ada di dalam pasar akan menerima kehadiran produsen baru itu.

5. Perkembangan Teknologi dan Inovasi

Karena adanya persaingan yang ketat dan banyaknya kompetitor di dalamnya. Maka tiap produsen atau penjual dituntut untuk dapat terus memberikan sebuah inovasi terhadap produk yang mereka tawarkan. Hal tersebut juga menyebabkan teknologi dapat berkembang dengan cepat untuk mengimbangi inovasi yang diinginkan oleh para produsen.

Saat produsen melakukan inovasi, hal itu akan mendatangkan keuntungan yang lebih banyak dibandingkan dengan keuntungan normal saat menggunakan produk lama. Dengan adanya pendapatan atau keuntungan yang meningkat, maka akan lebih mudah menarik produsen lain untuk melakukan inovasi serupa atau lebih baik lagi. Oleh sebab itu, konsep inovasi dan juga teknologi tak akan pernah putus selama ada persaingan yang ketat antara produsen satu dan lainnya.

  • Contoh pasar monopolistik

Berikut ini adalah contoh dari pasar persaingan monopolistik yang penting untuk diketahui:

a. Pabrik Rokok

Pabrik rokok seperti Djarum, Gudang Garam, Dji Sam Soe dan lainnya, sama-sama memproduksi rokok. Tapi setiap perusahaan mempunyai ciri khasnya masing-masing. Bahkan, harga yang dipatok oleh masing-masing perusahaan juga berbeda-beda. Tidak ada standar yang bisa menentukan bahwa harga dari produk tersebut harus sama atau seragam.

Selain itu, setiap perusahaan mempunyai kuasa untuk mempengaruhi pasar menggunakan produk yang dimiliki. Akan tetapi, mereka tidak bisa memberikan pengaruh harga kepada keseluruhan harga pasar ataupun harga yang ditetapkan oleh pesaingnya.

Adapun perbedaan lain yang dapat kita lihat dari semua contoh produk dari pabrikan diatas adalah mengenai racikan rokok, tampilan desain kemasan, dan juga varian rasa yang disediakan. Kemudian, jumlah batang rokok yang ada di dalam kemasan juga bergantung dari masing-masing pabrik.

b. Pabrik Sepeda Motor

Contoh selanjutnya dari pasar persaingan monopolistik yang ada di Indonesia adalah pabrik sepeda motor Honda ataupun Yamaha. Motor keluaran Honda selalu dianggap lebih irit dibandingkan dengan sepeda motor merk lainnya. Sementara motor keluaran Yamaha dinilai lebih mempunyai tenaga yang unggul dibandingkan dengan sepeda motor lain.

Hal itu adalah salah satu contoh yang ada di pasar persaingan monopolistik. Dimana kedua brand tersebut sama-sama memproduksi sepeda motor. Akan tetapi, keduanya mempunyai karakteristik yang cukup berbeda.(OL-5)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat