visitaaponce.com

Untuk Bisa Bersaing di Keuangan Syariah BSI Butuh Kehadiran Bank Syariah Besar Lainnya

Untuk Bisa Bersaing di Keuangan Syariah BSI Butuh Kehadiran Bank Syariah Besar Lainnya
Bank Syariah Indonesia butuh tandingan Bank Syariah besar lainnya untuk menciptakan pasar sehat(MI/Susanto)

Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Hery Gunardi, mengatakan diperlukan hadirnya bank syariah besar yang lain untuk menciptakan persaingan yang sehat dan pendalaman pasar keuangan syariah. BSI sekarang menguasai pangsa pasar lebih dari 45%.

“Kami malah senang kalau ada yang besar,” Sehingga temannya ada, juga lawannya. Sekarang ini kan tidak ada,” kata Hery pada Grand Launching Rekening Dana Nasabah (RDN) Online PT Bank Syariah Indonesia Tbk di BEI, Jakarta Selasa (16/1).

Kalau ada bank syariah lain yang besar artinya pendalaman keuangan syariah itu akan lebih bagus karena akan ada sparing dan pairing atau lawan dan kawannya, untuk sindikasi, untuk pasar uang, trading surat berharga, sukuk dan lain sebagainya.

Baca juga: BSI Dorong Digitalisasi Pembayaran di Pasar Gede Solo

Bank BSI sendiri untuk setahun penuh 2023 menargetkan laba tumbuh sebesar 30-31%. Diketahui pada tahun 2022, BSI mencatatkan laba bersih sebesar Rp4,26 triliun atau naik sebesar 40,68% sepanjang tahun 2022. Pencapaian itu merupakan laba tertinggi perusahaan sepanjang sejarah berdirinya bank syariah di Indonesia.

Wakil Direktur Bank Syariah Indonesia Tbk Bob Tyasika Ananta menjelaskan memang di pasar syariah BSI memimpin. Gerakan perbankan syariah memang dipimpin oleh BSI. Tetapi di sisi lain, mereka butuh sparing yang cukup besar secara ukuran asetnya.

“Karena dalam perbankan size is matter,” kata Bob.

Baca juga: Wujudkan Layanan Berkelanjutan, BSI Buka Kantor Cabang Pembantu (KCP) Jakarta Telkom

Berkaca pada populasi, kata Bob, Indonesia merupakan negara muslim terbesar di dunia. Hal ini memberikan peluang untuk perkembangan perbankan syariah yang berkelanjutan. Dari 250 juta penduduk, sekitar 87% atau 229 juta orang merupakan penduduk muslim.

“Mestinya preferensi syariahnya cukup besar. Tetapi faktanya penetrasi perbankan syariah hanya 7%,” kata Bob.

Lebih lanjut dia mengatakan dari angka 87% penduduk muslim di Indonesia, sebesar 93%nya tidak mengerti keuangan dan perbankan syariah. Mereka lebih paham dan terbiasa dengan keuangan perbankan konvensional.

“Sehingga kita berupaya untuk membuat masyarakat makin mengenal syariah. Literasi keuangan syariah itu 9,14% (data 2022). Inklusi keuangan syariah 12,12%,” kata Bob.

Sedangkan literasi keuangan umum nasional merujuk pada Hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) tahun 2022 yang diselenggarakan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), menunjukkan sebesar 49,68%. Kemudian inklusi keuangan sebesar 85,10%.

“Ada peluang besar bagi para pelaku keuangan syariah untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan syariah,” kata Bob.

RDN Online Syariah

BSI juga secara resmi telah meluncurkan Rekening Dana Nasabah (RDN) Online Syariah pada Selasa, 16 Januari 2024. Direktur Sales & Distribution BSI Anton Sukarna berharap ini bisa memberikan cara dan model baru bagi para investor.

Sehingga, hal tersebut bisa menjadi sesuatu yang luar biasa di bidang keuangan syariah. Dia mengatakan, potensi saham syariah di Tanah Air ini luar biasa besar. Akan tetapi, jika dilihat dari segi penetrasi masih 2,6% dari 5,7 juta investor.

“Artinya, investor yang transaksi melalui RDN bank syariah baru mencapai 37 ribu investor,” kata Anton pada Grand Launching Rekening Dana Nasabah (RDN) Online PT Bank Syariah Indonesia Tbk di BEI, Jakarta Selasa (16/1/2024).

Dengan demikian, dia meyakini kehadiran RDN Online dari BSI akan mendongkrak jumlah investor syariah di Indonesia. Sebagaimana diketahui, Bursa Efek Indonesia (BEI) pun menargetkan investor pasar modal syariah bisa tembus 1 juta pada 2024.

"Kita berharap bahwa satu juta rekening untuk saham syariah bisa kita wujudkan," kata Anton.

Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik mengatakan, BSI merupakan bank umum syariah (BUS) yang pertama menyediakan RDN Online. Hal itu pun menjadi satu milestone dalam perkembangan pasar modal syariah Indonesia.

"Milestone sejarah pasar modal syariah Indonesia sudah dimulai sejak 1997 di mana reksa dana syariah pertama dimunculkan dan dikeluarkannya Jakarta Islamic Index yang berisi 30 saham, lalu ada fatwa MUI," kata Jeffrey.

Dia bilang, dari 910 emiten saham yang tercatat di BEI, 628 emiten atau 69% nya adalah saham syariah. Selain itu, Indonesia juga yang pertama menerapkan SOTS (Sharia Online Trading System).

"Bahkan Abu Dhabi mau belajar di Indonesia belajar online trading system. Empat tahun berturut-turut dapat the best islamic capital market," kata Jeffrey.

Pencapaian atas pasar modal syariah tersebut perlu disyukuri. Tetapi, pencapaian ini masih belum optimal, mengingat, ada 138 ribu investor saham syariah dari 12,8 juta investor, sehingga angka ini harus terus ditingkatkan.

“Inisiatif BSI ini kami sambut baik, bisa memudahkan masyarakat yang mau menjadi investor syariah," kata Jeffrey.

Tak hanya itu, aggota bursa (AB) juga bisa segera memanfaatkan inisiatif tersebut agar potensi pasar modal syariah terus dikembangkan ke depannya. (Z-10)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat