visitaaponce.com

BIRupiah Diprediksi Menguat, Ditopang Fundamental Ekonomi

BI: Rupiah Diprediksi Menguat, Ditopang Fundamental Ekonomi
Petugas menghitung pecahan dolar AS di jasa penukaran valuta asing.(Antara)

GUBERNUR Bank Indonesia Perry Warjiyo meyakini stabilitas nilai tukar rupiah bakal terjaga pada tahun depan. Bahkan, mata uang Garuda diproyeksikan menguat lantaran didukung fundamental perekonomian nasional di 2023.

"Stabilitas nilai tukar rupiah akan terjaga. Pada tahun depan, kami meyakini akan menguat, didukung oleh fundamental ekonomi. Harap dilihat bahwa pelemahan rupiah (saat) ini, karena memang kondisi gejolak global yang tidak pasti," ujarnya dalam suatu seminar, Senin (5/12).

Penguatan rupiah diprediksi terjadi setelah kuartal I 2023. Dalam hal ini, ketika ketidakpastian global diperkirakan mulai mereda. Sementara di saat yang sama, perekonomian dalam negeri diyakini terus melanjutkan tren penguatan secara konsisten.

Baca juga: BI Kembali Naikkan Suku Bunga Acuan Menjadi 5,25%

Menurutnya, hal itu dapat dilihat dari realisasi dan prospek pertumbuhan ekonomi yang berada di atas 5%. Serta, relatif rendahnya tingkat inflasi Indonesia dibandingkan negara lain yang mengalami stagflasi. Lalu, neraca pembayaran yang diprediksi surplus.

"Semuanya mendukung penguatan rupiah. BI akan memastiakn stabilitas rupiah dan terus menguat menuju kepada fundamentalnya," imbuh Perry.

Stabilitas nilai tukar rupiah yang diprediksi terjaga pada tahun depan, lanjut dia, juga akan beriringan dengan stabilitas sistem keuangan dalam negeri. Bank Sentral optimistis pertumbuhan kredit pada 2023 akan ada di kisaran 10-12%.

Baca juga: Harga Minyak Naik setelah OPEC+ Tahan Target Produksi Minyak

Lalu, transaksi lokapasar (e-commerce) diprediksi bakal menembus Rp572 triliun pada 2023 dan terus naik menjadi Rp689 triliun di 2024. Naiknya nilai transaksi itu konsisten, setelah pada tahun ini diperkirakan mencapai Rp489 triliun.

Transaksi layanan perbankan melalui digital juga diprediksi naik dari proyeksi tahun ini, yakni Rp67.600 triliun, dari sebelumnya Rp53.144 triliun. "Dunia bergejolak, ada ketidakpastian, untuk itu kita waspada," pungkas Perry.(OL-11)
 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat