BIRupiah Diprediksi Menguat, Ditopang Fundamental Ekonomi
![BI: Rupiah Diprediksi Menguat, Ditopang Fundamental Ekonomi](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2022/12/e5ed74041dde23e6b21b015d57880286.jpg)
GUBERNUR Bank Indonesia Perry Warjiyo meyakini stabilitas nilai tukar rupiah bakal terjaga pada tahun depan. Bahkan, mata uang Garuda diproyeksikan menguat lantaran didukung fundamental perekonomian nasional di 2023.
"Stabilitas nilai tukar rupiah akan terjaga. Pada tahun depan, kami meyakini akan menguat, didukung oleh fundamental ekonomi. Harap dilihat bahwa pelemahan rupiah (saat) ini, karena memang kondisi gejolak global yang tidak pasti," ujarnya dalam suatu seminar, Senin (5/12).
Penguatan rupiah diprediksi terjadi setelah kuartal I 2023. Dalam hal ini, ketika ketidakpastian global diperkirakan mulai mereda. Sementara di saat yang sama, perekonomian dalam negeri diyakini terus melanjutkan tren penguatan secara konsisten.
Baca juga: BI Kembali Naikkan Suku Bunga Acuan Menjadi 5,25%
Menurutnya, hal itu dapat dilihat dari realisasi dan prospek pertumbuhan ekonomi yang berada di atas 5%. Serta, relatif rendahnya tingkat inflasi Indonesia dibandingkan negara lain yang mengalami stagflasi. Lalu, neraca pembayaran yang diprediksi surplus.
"Semuanya mendukung penguatan rupiah. BI akan memastiakn stabilitas rupiah dan terus menguat menuju kepada fundamentalnya," imbuh Perry.
Stabilitas nilai tukar rupiah yang diprediksi terjaga pada tahun depan, lanjut dia, juga akan beriringan dengan stabilitas sistem keuangan dalam negeri. Bank Sentral optimistis pertumbuhan kredit pada 2023 akan ada di kisaran 10-12%.
Baca juga: Harga Minyak Naik setelah OPEC+ Tahan Target Produksi Minyak
Lalu, transaksi lokapasar (e-commerce) diprediksi bakal menembus Rp572 triliun pada 2023 dan terus naik menjadi Rp689 triliun di 2024. Naiknya nilai transaksi itu konsisten, setelah pada tahun ini diperkirakan mencapai Rp489 triliun.
Transaksi layanan perbankan melalui digital juga diprediksi naik dari proyeksi tahun ini, yakni Rp67.600 triliun, dari sebelumnya Rp53.144 triliun. "Dunia bergejolak, ada ketidakpastian, untuk itu kita waspada," pungkas Perry.(OL-11)
Terkini Lainnya
Rupiah Menguat Seiring Gejolak Spekulasi Suku Bunga AS Turun
DBS Perkirakan Rupiah masih Melemah di Kuartal III Tahun Ini
Rupiah Menguat Seiring Pasar Tunggu Data NFP AS
Rupiah Menguat ketika Imbal Hasil Obligasi AS Menurun
Rupiah Ambruk, Bank Indonesia Lakukan Triple Intervention
Gubernur BI Paparkan Strategi untuk Jaga Stabilitas Moneter di 2024
OJK Kampanyekan Penguatan Tata Kelola Perusahaan di UGM
BI Rate Kembali Ditahan Demi Kuatkan Stabilisasi Rupiah dan Mitigasi Dampak Global
Bank Indonesia Memastikan Likuiditas Cukup untuk Jaga Stabilitas Sistem Keuangan
Adakah Efek Domino Runtuhnya SVB dan Signature Bank ke Indonesia? Ini Jawaban LPS
Abnon Jaksel: Memperkenalkan Jakarta Selatan melalui Pariwisata dan Kebudayaan Betawi
Lingkungan Perempuan Pancasila
Perang Melawan Judi Online
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap