Indonesia Berpeluang jadi Pemain Utama dalam Industri Kelapa Sawit Dunia
![Indonesia Berpeluang jadi Pemain Utama dalam Industri Kelapa Sawit Dunia](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/03/0080c61630d0f5f3b2a24d627f64b942.jpg)
Direktur Pemasaran Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) Dwi Sutoro, mengungkapkan Indonesia memiliki kekuatan besar untuk bisa mengatur industri kelapa sawit global. Dwi menilai, hal tersebut bukan sekadar angan-angan, mengingat industri sawit nasional,telah sukses membawa Indonesia menjadi pemain utama dunia, terutama dalam produksi minyak sawit mentah(CPO).
Saat ini, lanjut Dwi, Indonesia merupakan negara yang berkontribusi sekitar 55% terhadap minyak sawit dunia, dan 42% minyak nabati dunia. “Kalau kita dua minggu saja tidak ekspor, itu kan banyak yang teriak-teriak. Artinya, itu kan kekuatan yang luar bisa. Kita harus mendikte dunia,” ujar Dwi, menjelang Musyawarah Nasional (Munas) XI Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) di Bali, Rabu (8/3).
Dwi mengatakan, Indonesia sebagai industri sawit terbesar harus menjadi barometer bisnis komoditas tersebut. Indonesia harus bisa berdaulat dalam mengelola perkebunan sawitnya sendiri. “Mulai dari cara melakukannya, penetuan teknologi di hulu, bagaimana menggunakan robotik sistem, pemupukan yang benar, dan bagaimana benih yang unggul, itu harusnya di Indonesia. Kita harus punya roadmap yang luar biasa,” tambahnya.
Untuk mewujudkan hal tersebut, lanjut Dwi, perlu dorongan besar dari berbagai pihak, baik pemerintah, organisasi, maupun para petani, untuk memaksimalkan perkebunan kelapa sawit Indonesia. Karena menurutnya, pengelolan industri kelapa sawit, tidak hanya di hulunya saja, tapi juga harus di hilirnya. Di satu sisi partner bisnis harus memberikan advice yang dapat memperkuat produktivitas dan strategi dalam pengembangan bisnis sawit.
“Kenapa demikian, karena ini kita sudah berbicara pada rantai pasok. Jika hilirnya bermasalah atau lagi terkena masalah, pasti di hulunya juga akan kena dampaknya,” ujar Dwi.
Lebih lanjut Dwi menyampaikan, bahwa pergerakan ekspor CPO Indonesia sudah semakin minimal, karena sebagian besar sudah dalam bentuk produk turunan. “Itu adalah pergerakan yang bagus. Dan kami ingin menujukkan bahwa dengan berbagai perbaikan yang ada, PTPN solid,” tegasnya.
Peluang Indonesia untuk menjadi pemain utama industri kelapa sawit dunia, lanjut Dwi, kian terbuka lebar jika pembentukan bursa berjangka dalam negeri sebagai harga acuan crude palm oil (CPO) nasional, yang dicanangkan oleh pemerintah melalui Kementerian Perdagangan, benar-benar terwujud.
“Semua stakeholder harus benar-benar membangun industri sawit Indonesia bersama, bukan hanya mebangung sawit PTPN atau PT lain. Walaupun masing-masing punya interes berbeda, tetapi intinya kita membangun sawit merah putih,” pungkas Dwi. (Ant/RO/M-3)
Terkini Lainnya
Prabowo-Gibran Diharapkan Perkuat Daya Saing dan Perlindungan Produk Sawit
16 Invensi Lolos Grant Riset Sawit 2021-2023
Harga Referensi CPO pada Juli Menguat
Asahan Dorong Petani Kembangkan Pengolahan Limbah Lidi Sawit
Kehadiran Kelapa Sawit di Tanah Papua Jadi Penopang Ekonomi Rakyat
Pencurian Sawit harus Diatasi Demi Jaga Iklim Investasi
Setelah Menang Presiden, Pezeshkian Kini Menghadapi Jalan Terjal
Grand Sheikh Al Azhar: Historis dan Misi Perdamaian Dunia
Kiprah Politik Perempuan dalam Pusaran Badai
Program Dokter Asing: Kebutuhan atau Kebingungan?
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap