visitaaponce.com

Pemerintah Raup Rp21,49 triliun dari SBSN Ritel

Pemerintah Raup Rp21,49 triliun dari SBSN Ritel
Ilustrasi(Dok.MI)

PEMERINTAH meraup dana senilai Rp21,49 triliun dari hasil penjualan dua sukuk ritel seri SR018T3 bertenor tiga tahun dan SR018T5 bertenor lima tahun. Penetapan itu dilakukan pada Senin (3/4) setelah dilakukan masa penawaran 3-29 Maret 2023.

"Sukuk ritel seri SR018T3 dan SR018T5 menggunakan akad ijarah asset to be leased, dengan menggunakan barang milik negara (BMN) dan Proyek APBN tahun 2023 sebagai underlying asset," ujar Direktur Pembiayaan Syariah Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Dwi Irianti Hadiningdyah melalui keterangan pers, Kamis (6/4).

Penerbitan SR018 merupakan penerbitan instrumen surat berharga syariah negara (SBSN) ritel pertama di tahun 2023. Sukuk Ritel seri SR018T3 menawarkan tingkat imbalan atau kupon tetap sebesar 6,25% dan SR018T5 dengan tingkat imbalan atau kupon tetap sebesar 6,40%.

Baca juga: Ditjen Bina Marga Raih Penghargaan Pengelola SBSN Terbaik 

Dwi mengatakan, animo masyarakat cukup tinggi untuk berinvestasi di SR018. Antusiasme masyarakat juga terlihat dari keikutsertaan dalam kegiatan edukasi yang dilaksanakan baik secara luring maupun daring sepanjang masa penawaran SR018.

Penjualan SR018 didukung dengan kampanye dan kegiatan edukasi ke masyarakat secara offline di pulau Jawa dan Sulawesi serta optimalisasi media sosial untuk memberikan informasi tentang investasi di pasar keuangan, khususnya investasi di surat berharga negara (SBN) ritel.

Baca juga: Alokasi Penarikan Utang Rp696 Triliun, Kemenkeu: Didominasi Penerbitan SBN

Catatan Keberhasilan Penjualan

Adapun beberapa catatan keberhasilan penjualan SR018T3 dan SR018T5 yakni:

Pertama, SR018 merupakan seri SBSN Ritel pertama yang diterbitkan pada tahun 2023, serta yang pertama kalinya diterbitkan dalam dual tranches, yaitu seri SR018T3 dan SR018T5. Total investor yang membeli SBN ritel itu tercatat sebanyak 58.472 investor dengan rincian total penjualan SR018T3 sebesar Rp16,95 triliun dan SR018T5 sebesar Rp4,54 triliun.

Kedua, pencapaian penjualan SR018 di awal tahun 2023 mencapai Rp21,49 Triliun, lebih tinggi dibandingkan seri SR yang diterbitkan pada periode awal tahun lainnya, seperti SR016 bulan Maret 2022 yang senilai Rp18,44 triliun dan SR014 bulan Februari 2021 senilai Rp16,71 triliun.

Ketiga, rata-rata pemesanan per investor pada SR018 yaitu sebesar Rp354,52 juta untuk SR018T3 dan Rp304,37 juta untuk SR018T5. Tingkat keritelan SR018 itu merupakan yang terbaik selama penerbitan SBSN Ritel seri SR sejak 2009.

Keempat, berdasarkan rata-rata nominal pemesanan, baik SR018T3 maupun SR018T5, jumlah investor terbanyak berada pada range Rp5 juta hingga Rp100 juta, yakni 41,28% untuk SR018T3 dan 42,43% untuk SR018T5, dengan volume pemesanan terbesar pada range di atas Rp1 miliar, yaitu 48,86% untuk SR018T3 dan 56,71% untuk SR018T5.

Kelima, berdasarkan gender, baik SR018T3 maupun SR018T5 didominasi oleh investor perempuan masing-masing sebesar 56,86% dan 51,31%. Namun demikian dari sisi volume pemesanan, SR018T3 didominasi oleh investor perempuan sebesar 50,19%,sedangkan SR018T5 didominasi oleh investor laki-laki sebesar 57,62%.

Keenam, berdasarkan wilayah pemesanan, SR018 menjangkau seluruh provinsi di wilayah Indonesia. Baik SR018T3 maupun SR018T5, pemesanan didominasi wilayah Indonesia Bagian Barat selain DKI Jakarta dengan jumlah investor 27.928 orang (58,41%) dan volume pemesanan Rp8,008 triliun (47,25%) untuk SR018T3, dan 8.868 investor (59,39%) dan volume pemesanan Rp2,170 triliun (47,76%) untuk SR018T5.

Ketujuh, berdasarkan profesi, baik SR018T3 maupun SR018T5 jumlah investor didominasi pegawai swasta yaitu sebesar 35,05% dan 37,98% , sedangkan nominal pemesanan didominasi pegawai Wiraswasta masing-masing sebesar 36,72% dan 33,49%.

Catatan terakhir ialah jumlah investor baru SR018T3 dan SR018T5 terhadap SBN Ritel sebanyak 18.490 investor dengan total volume pemesanan Rp4,423 triliun. Sedangkan jika dibandingkan terhadap SBSN ritel, jumlah investor baru sebesar 25.920 investor dengan total volume pemesanan Rp6,477 triliun.

"Penerbitan Instrumen SBN ritel tersebut merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk memperdalam pasar keuangan domestik serta memperluas basis investor, khususnya investor ritel serta mendukung peralihan masyarakat dari saving society menjadi investment society," pungkas Dwi. (Mir/Z-7)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat