visitaaponce.com

Politenik Enjiniring Kementan Perkuat Penerapan Alsintan bagi Mahasiswa

Politenik Enjiniring Kementan Perkuat Penerapan Alsintan bagi Mahasiswa
Mahaisiswa PEPI sedang mempelajari dan mempraktikan alat mesin pertanian.(Ist)

POLITEKNIK Enjiniring Pertanian Indonesia [PEPI] Kementerian Pertanian (Kementan) mengupayakan penerapan teknologi pertanian yang berfokus pada penggunaan teknologi terkini dalam praktik pertanian kepada para mahasiswa yang lulus pada tahun 2023/2024.

Sebagaimana mahasiswa juga dituntut untuk menerapkan solusi teknologi seperti sensor, drone, Internet of Things (IoT), artficial intelligence (AI), dan analitik data untuk mengumpulkan, menganalisis, dan mengoptimalkan data pertanian. 

Hal itu bertujuan meningkatkan produktivitas, memantau pertumbuhan tanaman, mengelola irigasi, memprediksi cuaca, dan mengoptimalkan penggunaan pupuk dan pestisida.

Baca juga: Program Taksi Alsintan Dorong Kemandirian Petani dan Mekanisasi Pertanian

Senada arahan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo bahwa regenerasi petani penting sebagai penyangga keberlanjutan pembangunan pertanian.

Harus Jalanan Pertanian Efektif dan Efisien

"Indonesia harus menjalankan pertanian efektif dan efisien melalui pengembangan pertanian modern yang tentunya dimotori oleh petani milenial," katanya.

Perihal regenerasi petani, Mentan Syahrul mengatakan,"Kita fasilitasi mereka, kita tingkatkan pengetahuan dan kemampuan mereka melalui pelatihan."

Baca juga: Dongkrak Produksi Pangan, Pemkot Malang Gulirkan Bantuan Alsintan

"Kita manfaatkan teknologi, alsintan, jejaring hingga jejaring pemasaran. Kita ubah pola pikir generasi milenial bahwa pertanian itu keren, hebat, dan satu-satunya sektor yang menjanjikan terlebih di tengah pandemi ini," tegas Syahrul.

Hal senada dikemukakan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Kementan Dedi Nursyamsi menambahkan, pertanian yang maju, mandiri, dan modern memerlukan adanya SDM yang unggul dan kompeten.

Polbangtan dan PEPI Harus Berinovasi

Sementara itu, Dedi mengatakan sesuai arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, pendidikan vokasi Polbangtan dan PEPI harus terus berinovasi dan membekali mahasiswa dengan pengetahuan, pendidikan karakter hingga keterampilan untuk terjun dalam dunia usaha.

Di sisi lain, Dedi juga menegaskan bahwa pertanian harus didukung kalangan milenial sebagai generasi muda .

Baca juga: Pemerintah Telah Beli Alsintan Pabrikan Madiun Sesuai Kebutuhan

Dedi menyampaikan, hingga 2024, pihaknya menarget mencetak 2,5 juta petani milenial. Sejak saat ini proses penumbuhan petani milenial itu terus dilakukan.

"Mendukung upaya pemerintah melakukan regenerasi petani sekaligus melahirkan pengusaha muda pertanian yang berdampak sosial dan ekonomi bagi masyarakat pertanian Indonesia," tegas Dedi.

Seperti halnya dilakukan mahasiswa PEPI yang mana kegiatan menanam padi merupakan hal yang umum dilakukan. Bedanya di PEPI sendiri mahasiswa dididik menggunakan transplanter.

Transplanter sendiri merupakan alat penanam bibit padi dengan jumlah, kedalaman, jarak dan kondisi penanaman yang dapat diseragamkan.'

Sistem Informasi dan Mekanisasi Pertanian Sangat Strategis

Direktur PEPI, Muharfiza berpesan pada era milenial ini, sistem informasi pertanian dan mekanisasi pertanian menjadi tools yang sangat strategis bagi institusi pendidikan khususnya dikalangan mahasiswa. 

Baca juga: Ditjen PSP Terus Dorong Pertanian Modern

"Mahasiswa kita sebagai generasi milenial tumbuh dengan perkembangan teknologi yang cepat, sehingga mereka cenderung memiliki pemahaman dan penguasaan yang baik dalam hal teknologi digital," katanya.

Muharfiza menambahkan, mahasiswa/i dapat memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK0 untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas dalam pertanian, seperti penggunaan aplikasi pertanian, sensor pintar dan analisis data. (RO/S-4)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat