Penurunan Minat Investasi Asing di Indonesia Perlu Dikaji
![Penurunan Minat Investasi Asing di Indonesia Perlu Dikaji](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/06/f7ffdbea57d4285d662b4429dbabb3ea.jpg)
KAMAR Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menilai pernyataan mengenai penurunan minat investasi asing terhadap Indonesia perlu dikaji lebih jauh. Itu perlu dilakukan dengan parameter yang jelas dan objektif.
"Akan lebih bijak kalau pendapat ini kita teliti lebih jauh dengan parameter-parameter objektif dan difollow up juga dengan langkah-langkah yang proaktif dan efektif untuk meningkatkan daya saing iklim usaha atau investasi kita. Ini harusnya dimanfaatkan menjadi kritik yang membangun," ujar Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Kadin Indonesia Shinta Widjaja Kamdani kepada Media Indonesia, Kamis (8/6).
Baca juga : Daya Saing yang Tertinggal hingga Ketidakpastian Kebijakan Membuat Jepang Enggan Investasi
Bagi Kadin, lanjut dia, yang penting ialah bagaimana minat investasi asing terhadap Indonesia dengan negara-negara peers group, atau calon kompetitor potensial seperti ASEAN-5 maupun BRICS (Brazil, Rusia, India, Tiongkok dan Afrika Selatan).
Baca juga : Faisal Basri Ungkap Investasi di RI Tak Lagi Menarik di Mata Jepang
"Ini harus ada parameter pembanding yang jelas juga agar kita tahu dalam aspek apa iklim usaha atau investasi kita kalah saing, sehingga kita juga bisa menciptakan follow up actions untuk mengatasi kekurangan atau kekalahan daya saing tersebut," jelas Shinta.
Namun dia juga tak memungkiri banyak sumber secara kuantitatif maupun kualitatif yang menyatakan daya saing iklim usaha atau investasi Indonesia masih kurang baik. Bahkan bila itu dibandingkan dengan peers group seperti yang dikeluarkan EODB World Bank, World Competitiveness Ranking, Index of Economic Complexity, hingga survei atau laporan tertentu seperti yang dibuat oleh institusi perbankan atau lembaga konsultan tertentu yang dapat menjadi rujukan.
Pernyataan Shinta itu berkaitan dengan pemberitaan sebelumnya bahwa ekonom senior Faisal Basri mengatakan bahwa minat investasi dari negara-negara lain kini berkurang, apalagi dari Jepang. ‘Negeri Sakura’ dinilai terus melirik pasar Vietnam.
"Jepang sekarang full ke Vietnam di Asia. Saat ini tidak begitu tertarik lagi dengan Indonesia. Industri yang berkembang di Indonesia kan cuma dua, yaitu makanan dan minuman chemical," imbuh Faisal.
Ditambahkannya, pertumbuhan investasi di era Jokowi juga termasuk paling lambat. "Pertumbuhan investasi dari tahun ke tahun itu tidak pernah berpuluh-puluh persen, cuma di zaman Orde Baru," ujarnya. (Z-8)
Terkini Lainnya
Pelaku Usaha Sawit Desak Pemerintah segera Bentuk Badan Sawit
Pembangunan Pabrik Sepatu di Garut Dihentikan Sementara
Presiden Kesal Perizinan Investasi masih Ruwet
Kepastian Hukum Bantu Tingkatkan Iklim Investasi Usaha
Menko Airlangga: Strategi Bisnis dan HAM Jadi Alat Efektif Iklim Bisnis dan Investasi
Kementerian Investasi Tetapkan 21 Komoditas Prioritas Hilirisasi, Ini Daftarnya
Setelah Menang Presiden, Pezeshkian Kini Menghadapi Jalan Terjal
Grand Sheikh Al Azhar: Historis dan Misi Perdamaian Dunia
Kiprah Politik Perempuan dalam Pusaran Badai
Program Dokter Asing: Kebutuhan atau Kebingungan?
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap