Pelaku Usaha Sawit Desak Pemerintah segera Bentuk Badan Sawit
![Pelaku Usaha Sawit Desak Pemerintah segera Bentuk Badan Sawit](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/02/4fdaf80c33052487d82be5cd605596f0.jpeg)
Pelaksana Tugas Ketua Umum Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI) Sahat Sinaga menekankan pentingnya keberadaan Badan Sawit yang bertanggung jawab penuh terhadap pengembangan industri sawit dari hulu sampai ke hilir. Ia mengatakan, lembaga tersebut dibutuhkan demi menciptakan kepastian hukum dan regulasi sehingga para pelaku usaha merasa aman dan nyaman dalam melaksanakan bisnis di Tanah Air.
Menurutnya, saat ini, terlalu banyak kementerian/lembaga yang mengatur industri minyak sawit sehingga banyak aturan yang tumpang tindih. Bahkan, ada banyak instansi di daerah yang ikut campur hingga membuat iklim investasi menjadi tidak kondisif. Pelaksanaan produksi pun menjadi tidak optimal.
“Oleh sebab itu, kita perlu satu badan khusus saja agar laju industri sawit berjalan optimal. Jangan Kementerian-kementerian banyak cawe-cawe ke sawit. Cukup satu badan saja. Kementerian lain hanya mendukung. Kami ingin tumpang tindih regulasi yang menghambat industri di sektor sawit bisa diselesaikan,” ujar Sahat dalam Workshop Industri Hilir Sawit yang dilaksanakan di Bandung, Jawa Barat, Kamis (1/2).
Baca juga : Selaraskan Langkah Bersama, Perkuat Perkelapasawitan Indonesia
Salah satu contoh konkret dari suksesnya kebijakan tersebut bisa dilihat di Malaysia. Negara tetangga yang hanya memiliki 5 juta hektare lahan sawit, hanya sepertiga dari luas lahan sawit di Indonesia yang mencapai 16,8 juta hektare, bisa lebih maju dalam hal hilirisasi karena memiliki Lembaga Minyak Sawit Malaysia. Hasilnya, mereka punya sekitar 260 produk turunan sawit. Sementara, Indonesia hanya 179 produk turunan sawit.
“Mereka bisa menghasilkan tokotrienol dari sawit. Tokotreanol per kilogram itu harganya US$800. Kenapa mereka bisa banyak? Karena pengusaha aman disana. Tidak tiba-tiba ada kesatuan pemuda setempat yang datang, atau tiba-tiba regulasi berubah," ucapnya.
Sahat mengungkapkan, pada 2023, nilai dari hasil hilirisasi sawit di Tanah Air mencapai US$62,9 miliar. Angka tersebut berasal dari hasil ekspor sebesar US$38,4 miliar, penjualan domestik US$21,4 miliar dan pengadaan biomassa US$3,1 miliar. Ia meyakini, jika Badan Sawit dibentuk, nilai yang dihasilkan akan mengalami peningkatan signifikan.
Baca juga : BPDPKS-Aspekpir Kolaborasi Kembangkan UKM dan Koperasi Berbasis Sawit di Sultra
“Produk hilir sawit pada 2007 hanya 54 jenis. Angkanya naik menjadi 179 di 2023. Kesempatan untuk terus berkembang dan memperoleh nilai yang lebih besar masih terbuka luas,” tandasnya. (Z-11)
Terkini Lainnya
Dua Investor Proyek Nikel Cabut, Indef: Hilirisasi Tambang RI Dipaksakan
PLN Pasok Daya 170 MVA Smelter Freeport di Gresik
Project Strategis Hilirisasi 2024, Perkuat Program Nilai Tambah Komoditas Mineral
Mentan Amran Targetkan Papua Barat Jadi Contoh Hilirisasi Kelapa Sawit
Halka Nusantara Resources Kerja Sama dengan 2 Perusahaan Asing
Indometal Komitmen Buka Pasar Hilirisasi Mineral di Dunia
Dampak Pembentukan PalmCo, PTPN Lebih Fleksibel Jalani Bisnis Sawit
Selaraskan Langkah Bersama, Perkuat Perkelapasawitan Indonesia
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap