Turun di AS, Laba Nokia Didongkrak India
![Turun di AS, Laba Nokia Didongkrak India](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/07/4c10e4ea6a44ee0f6e6cdeb8c4e86fe4.jpg)
PEMBUAT peralatan telekomunikasi Finlandia, Nokia, melaporkan penurunan tajam laba kuartal kedua pada Kamis (20/7). Ia terseret oleh penurunan investasi oleh operator telepon seluler Amerika Utara.
Perusahaan--yang bersaing dengan perusahaan Swedia, Ericsson, dan Huawei dari Tiongkok dalam peluncuran global peralatan 5G--mengatakan penyebaran di India mendorong pertumbuhan bisnis jaringan selulernya. Namun penjualan bersih turun di Amerika Utara karena klien terus meninjau pengeluaran mereka dan mengurangi tingkat inventaris mereka.
Nokia mengatakan laba bersihnya turun 37% menjadi 289 juta euro (US$324 juta) pada kuartal kedua dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Ini jauh di bawah perkiraan dua miliar euro dalam survei analis Bloomberg.
Baca juga: Turki Naikkan Suku Bunga tapi Pasar Tetap Kecewa
Penjualan bersih mencapai 5,7 miliar euro, turun tiga persen, meski datar dalam basis mata uang konstan. Penjualan bersih turun 42% di Amerika Utara saja sementara melonjak 333% di India.
Ketidakpastian ekonomi makro membebani penjualan infrastruktur jaringan. "Mengingat penurunan signifikan dalam investasi operator utama Amerika Utara, margin operasi kami terbukti tangguh," kata kepala eksekutif Pekka Lundmark dalam laporan laba rugi. Nokia mampu memberikan margin operasi sebesar 11%, "Sebagai hasil dari manajemen biaya kami yang hati-hati."
Baca juga: Inflasi Jepang Naik ke 3,3% di Juni
Pekan lalu, Nokia mengeluarkan pernyataan yang menurunkan prospek tahun ini. Itu memperingatkan bahwa inflasi tinggi dan penaikan suku bunga semakin memengaruhi rencana belanja pelanggan, terutama di Amerika Utara.
Saingannya, Ericsson, melaporkan kerugian kuartalan bersih yang jarang terjadi karena operator ponsel itu mengurangi investasi dalam jaringan 5G. "Awal tahun ini saya menyoroti bahwa kami mulai melihat tanda-tanda tantangan ekonomi makro seiring dengan pencernaan inventaris yang berdampak pada pengeluaran pelanggan dan ini telah meningkat selama kuartal kedua," kata Lundmark. (AFP/Z-2)
Terkini Lainnya
APSyFI: Penetapan Bea Masuk 200% untuk Beberapa Produk Impor bukan Kebijakan yang Paten
Kunker di 2 Perusahaan, Pj Gubernur Jateng Cek Kondisi Ketenagakerjaan dan Perkembangan Usaha
3 Tahun Berturut-turut, Sucor AM Terima Penghargaan dari The Asset
Hanya Penumpang, Kejagung Pastikan Harvey Moeis Tidak Punya Jet Pribadi
Resmikan Sumber Air Bersih ke-9, Helldy Harap Bisa Bantu Masyarakat Gerem
Martin Setiawan Ditunjuk untuk Lanjutkan Tanggung Jawab Pengembangan Solusi Digital dalam Pengelolaan Energi dan Otomasi
PT JIEP Gelar RUPS Laporan Tahunan Tahun Buku 2023
Colorpak Indonesia Bagikan Dividen Rp39,28 Miliar
Produsen Kacang-Kacangan Bersiap Melepas 20 Persen Saham di Bursa Efek Indonesia
BRI Kembali Dinobatkan sebagai Perusahaan Terbesar di Indonesia dalam Daftar Forbes Global 2000 Tahun 2024
Pertamina Raih Laba Rp72 Triliun di Tahun 2023
Jaya Ancol Alami Penurunan Pendapatan pada Kuartal I 2024
Kiprah Politik Perempuan dalam Pusaran Badai
Manajemen Sekolah Penghalau Ekstremisme Kekerasan
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Program Dokter Asing: Kebutuhan atau Kebingungan?
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap