Ekonomi Eropa Tumbuh, Inflasi Turun
PEREKONOMIAN Eropa diperkirakan masih mampu bertahan di tengah situasi dan kondisi ketidakpastian dan invasi yang kini masih mendera.
Pertumbuhan ekonomi Eropa pada kuartal II-2023 secara kuartalan (qoq) naik dari 0% menjadi 0,3%. Namun, secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023 pertumbuhan ekonominya turun dari 1,1% menjadi 0,6%.
"Ekonomi Eropa yang masih tumbuh memberi harapan untuk bisa bertahan menghadapi ketidakpastian. Diharapkan berharap data ini mampu menopang pergerakan pasar keuangan," kata Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus, Selasa (1/8).
Baca juga: Uni Eropa Mengutuk Penangkapan Menteri-Menteri Niger
Data inflasi Eropa secara bulanan (mtm) turun dari 0,3% menjadi -0,1%. Secara tahunan (yoy) inflasi Eropa turun dari 5,5% menjadi 5,3%. Namun data inflasi inti Eropa tahunan (yoy) masih belum berubah di 5,5%.
Hal ini menjadi perhatian pelaku pasar dan investor. Besar kemungkinan Bank Sentral Eropa akan menaikkan tingkat suku bunga pada pertemuan berikutnya.
Baca juga: Uni Eropa dan Filipina Sepakat kembali Negosiasi Perdagangan Bebas
"Secara inflasi memang terlihat cukup menggembirakan, karena bagi proses penurunan terjadi. Meski memang secara inflasi inti masih berada di tempat yang sama, yang memberi peluang yang lebih besar bagi Bank Sentral Eropa untuk dapat menaikkan tingkat suku bunga sebanyak 25 bps lagi," kata Nico.
Pelaku pasar dan investor tampak juga sudah bersiap untuk menghadapi kenaikan tingkat suku bunga berikutnya. Pertumbuhan ekonomi Eropa sejauh ini cukup menggembirakan, tertolong oleh oleh kenaikan pertumbuhan ekonomi dari Irlandia yang naik 3,3%.
Irlandia berkontribusi sebesar 4% dari keseluruhan output pertumbuhan ekonomi kawasan Eropa, dan 0,1% terhadap pertumbuhan ekonomi Eropa kuartal II-2023.
"Di masa mendatang, prospek ekonomi kawasan Eropa mungkin akan cukup tertekan, namun kami percaya Eropa mampu bertahan, meski memang situasi dan kondisi cukup berat," kata Nico.
Permintaan perusahaan yang menurun lebih cepat, diikuti dengan sektor perumahan dan investasi bisnis yang melemah merupakan salah satu tekanan yang sedang dihadapi. Dengan kenaikan tingkat suku bunga yang masih berpotensi terjadi 1x lagi, akan memberikan tekanan ke perekonomian, namun diharapkan inflasi juga dapat turun lebih cepat.
"Sehingga Bank Sentral Eropa juga tidak perlu terburu-buru dalam menaikkan tingkat suku bunga pada pertemuan di bulan September," kata Nico. (Z-10)
Terkini Lainnya
Dorong Peran Badan Usaha Keuangan dan Perbankan dalam Ekosistem Keuangan Berkelanjutan
Ekonomi Indonesia dan Timor Leste Bisa Tumbuh Bersama
Banggar dan Pemerintah Sepakati Asumsi Makro untuk RAPBN dan RKP 2025
Shopee Ungkap Tren Produk Lokal Favorit Paling Banyak Dicari di Seluruh Indonesia
DBS Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tumbuh Mencapai 5 Persen
DBS Perkirakan Rupiah masih Melemah di Kuartal III Tahun Ini
Mengubah Pola Pertanian dapat Mengurangi Hampir Sepertiga Emisi Global
Sri Mulyani Lapor Hasil Pertemuan Spring Meeting ke Presiden
Transisi Energi dan Perubahan Iklim Jadi Topik Utama Pertemuan IMF-Bank Dunia
Sri Mulyani Soroti Mahalnya Biaya Pinjaman Bank Dunia
Industri Fintech Dorong Pertumbuhan Ekonomi
Fakta tentang Uni Eropa yang mungkin Anda belum Tahu
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap