Pasokan Aman, SKK Migas Pastikan Harga Gas di Hulu Tak Naik
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menegaskan tidak ada kenaikan harga gas di hulu migas. Kecukupan pasokan gas untuk domestik juga di level aman.
Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Hudi D Suryodipuro menyampaikan produksi gas secara nasional melebihi konsumsi gas domestik yang saat ini menyerap sekitar 67% dari produksi gas yang ada. Berdasarkan data SKK Migas, di beberapa daerah seperti Jawa Timur terdapat kelebihan pasokan gas, karena produksi diatas konsumsi gas untuk wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah.
“Hingga saat ini dapat dipastikan bahwa tidak ada kebijakan Pemerintah untuk menaikkan harga gas di hulu," ujarnya dalam keterangan resminya, Kamis (17/8).
"SKK Migas juga memastikan produksi gas nasional cukup untuk memenuhi pasokan gas domestik, termasuk pasokan gas pipa di Sumatera maupun dalam bentuk LNG," tambahnya.
Terkait adanya perbedaan harga gas di lapangan, Hudi menyampaikan setiap lapangan gas memiliki karakteristik yang berbeda-beda sehingga akan memiliki keekonomian yang berbeda pula. Oleh karenanya, ia menyampaikan bahwa semisal ada pergerakan harga gas di satu lapangan, dianggap tidak akan mempengaruhi lapangan gas lainnya.
Hudi kemudian menegaskan SKK Migas memberikan dukungan kepada pemerintah untuk menekan harga gas di hulu seperti evaluasi berjenjang dan kebijakan-kebijakan fiskal, serta melaksanakan ketentuan harga gas secara khusus sebagaimana ketentuan pemerintah pada kebijakan harga gas bumi tertentu (HGBT).
Untuk mengamankan pasokan gas dalam negeri, Hudi menyebut terdapat enam proyek kilang gas dengan total kapasitas mencapai 394 juta kaki kubik per hari atau million standard cubic feet per day/MMSCFD akan beroperasi (on stream) di semester kedua tahun ini.
Proyek tersebut berasal dari Proyek Optimasi Pengembangan Lapangan (OPL) Baronang Gas di Kepulauan Riau, Gajah Baru Future Compression Project (GBFCP) Premier Oil di Blok laut Natuna, Seng Gas Plant (SGP) dan Lapangan Segat di Riau, LTRO 18 Medco Grissik dan LAPANGAN gas MAC yang dioperasikan Husky-CNOOC Madura Limited (HCML) di Bintan, Kepulauan Riau.
SKK Migas memperkirakan pasokan gas secara nasional diperkirakan akan bertambah lebih besar lagi dengan proyek gas yang masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) yaitu proyek Tangguh Train 3 di Bintuni, Papua Barat.
"Alokasi gas dari Tangguh Train 3 diprioritaskan untuk domestik, sehingga dapat dipastikan kebutuhan gas domestik dapat terpenuhi secara keseluruhan," jelas Hudi. (Ins)
Terkini Lainnya
Jangkau Wilayah Terpencil, Legislator Apresiasi Distribusi BBM Sampai Pelosok
Skema Cost Recovery Dorong Investasi Migas
DPR dan Pemerintah Sepakati Asumsi Sektor ESDM untuk RAPBN 2025
Nonmigas Penyumbang Terbesar Impor Indonesia pada Mei
Nilai Ekspor Mei Tumbuh Didorong Industri Pengolahan
ESDM Jatim Intensif Lakukan Sosialisasi LPG 3 Kg Pakai KTP
Pertamina Ungkap Soal Perbaikan Fiscal Term dalam RDP dengan DPR
Peserta Pre Event IOG SCM Lampaui Target
PHE Catat Pertumbuhan Produksi 8 Persen dalam 10 Tahun Terakhir
Dorong Pertumbuhan Industri Hulu Migas, SKK Migas Gelar SCM Summit 2024
Pertamina EP Zona 7 Berencana Bor 19 Sumur Minyak Tahun Ini
IPA Convex 2024 Tarik Minat Investor Global Masuk
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap