visitaaponce.com

Bunex 2023 Soroti Hilirisasi Perkebunan untuk Ketahanan Ekonomi Global

Bunex 2023 Soroti Hilirisasi Perkebunan untuk Ketahanan Ekonomi Global
(KEMENTAN)

PERTANIAN berkontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi pasca pandemi. Pemerintah berinvestasi dalam modernisasi sektor pertanian untuk meningkatkan produktivitas dan memastikan ketahanan pangan nasional.

"Pertumbuhan ekonomi sektor pertanian memiliki peran yang sangat penting dalam menggerakkan perekonomian suatu negara. Sektor pertanian tidak hanya memberikan sumber pendapatan bagi masyarakat pedesaan, tetapi juga memainkan peran kunci dalam menyediakan makanan, pangan, dan bahan baku untuk industri lainnya," ujar Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) di acara Perkebunan Indonesia Expo (Bunex) bertema 'Penguatan Hilirisasi Perkebunan untuk Ketahanan Ekonomi Global' di ICE BSD City Tangerang (7/9).

Kondisi dunia yang telah melewati masa pandemi kembali dihadapkan dengan ancaman El Nino. Salah satu dampak pertama yang terlihat adalah kekeringan yang lebih ekstrem dan cuaca panas yang berkepanjangan. Selain itu, cuaca yang sangat panas juga dapat memicu kebakaran hutan dan lahan.

Baca juga: Posko Pangan Diharapkan Bisa Kendalikan Inflasi Harga Pangan

Menurut Mentan SYL dalam menghadapi tantangan tersebut, kita patut bersyukur bahwa pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto) perkebunan pada triwulan II tahun 2023 menunjukkan kinerja positif jika dibandingkan Year on Year (YoY) dengan 2022 sebesar 3,71% dari Rp 200,48 T menjadi 207,92 T. Kontribusi PDB perkebunan untuk PDB pertanian sebesar 37,16% dari Rp 559,52 T.

Diketahui bahwa PDB sektor perkebunan mengacu pada peningkatan nilai produksi dan kontribusi ekonomi yang dihasilkan oleh aktivitas pertanian yang fokus pada tanaman-tanaman seperti kelapa sawit, karet, kopi, teh, kakao, dan lain-lain. Apabila dilihat dari capaian nilai ekspor-impor perkebunan sampai dengan triwulan II mengalami kenaikan dari Januari sampai Juni sebesar 4,27% dari Rp 43,66 T menjadi Rp 47,93 T dengan kontribusi terbesar berasal dari komoditas Kelapa Sawit sebesar 78,55% (Rp 37,64 T).

Mentan SYL mengatakan, di tengah beberapa capaian positif tersebut, kita harus terus berkomitmen dalam mempersiapkan diri dan harus tetap hati-hati dan waspada dalam memutuskan suatu kebijakan untuk menghadapi El Nino. Harus ada langkah extraordinary dan komitmen bersama dari semua pihak untuk menghadapi tantangan ini, baik terkait dengan ketahanan dan kemandirian pangan.

Baca juga: Bangun Penyuluh Pertanian Profesional, Kementan Gelar Pelatihan di 4 Provinsi

"Diharapkan dengan dilaksanakannya Perkebunan Indonesia Expo (Bunex) 2023 ini dapat menjadi tempat pengembangan perkebunan Indonesia yang Maju, Mandiri dan Modern, dapat menyediakan sarana promosi bagi wirausaha (investasi) di sub sektor perkebunan, dapat memotivasi pekebun/petani Indonesia menjadi pekebun/petani yang tangguh dan mampu bersaing baik secara lokal maupun global, serta dapat menyediakan ruang kolaborasi dan sinergi bagi Pekebun/Petani Indonesia untuk saling berinteraksi, bekerjasama dan berinovasi," paparnya.

Lebih lanjut Mentan SYL mengatakan, Saya mengapresiasi Direktorat Jenderal Perkebunan dapat membangun perkebunan tidak hanya mengandalkan skema penganggaran dari APBN atau APBD. Program Perkebunan Partisipatif (Pasti) merupakan kolaborasi dan kemandirian dalam pembangunan perkebunan. 

Dalam membangun perkebunan Indonesia untuk maju, mandiri dan modern harus ada keterlibatan dan kolaborasi dari berbagai pihak, korporasi besar harus membantu perkebunan masyarakat atau rakyat. Begitupula perkebunan rakyat harus mendukung melalui penyediaan bahan baku dengan baik, yang bermutu dan berdaya saing.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Perkebunan Andi Nur Alam Syah mengatakan, pemerintah terus berupaya meningkatkan nilai tambah produk perkebunan tersebut supaya langsung dapat meningkatkan kesejahteraan petani. "Salah satu upaya peningkatan nilai tambah dimulai dengan penyediaan benih perkebunan yang unggul dan bermutu melalui pembangunan nursery komoditas perkebunan yang tersebar pada lokasi Kawasan pengembangan," jelas Andi Nur.

Andi Nur mengatakan, produk hilirisasi yang telah dilakukan oleh Direktorat Jenderal Perkebunan meliputi Kopi Java Preanger Lestari Mandiri yang berada di Kabupaten Bandung, Atar Aroma Atsiri (Produk Turunan Minyak Atsiri) di Kabupaten Purwakarta, Gula Aren Hariang yang berada di Kabupaten Lebak, Gula Kelapa di Kabupaten Purbalingga, Kelorina-Moringa Organik Indonesia di Kabupaten Blora, Kakao Kolut Madai di Kabupaten Kolaka Utara dan Kopi Kopinta yang berada di Kabupaten Tana Toraja.

Kehadiran produk turunan merupakan wujud nyata bahwa produk perkebunan non sawit dalam posisi naik kelas menjadi produk olahan yang berskala ekspor dan memiliki dampak langsung ke petani. "Saat ini pemerintah sedang fokus terhadap hilirisasi yang mendorong pekebun untuk tidak berhenti dan bangga dengan produk primer, namun bagaimana pekebun dapat menghasilkan produk jadi yang mempunyai nilai tambah yang bermutu dan berdaya saing," imbuh Andi.

Ia menambahjkjan, kegiatan pelatihan, bimbingan teknologi serta bantuan alat pengolahan dan pasca panen kepada kelompok tani setiap tahunnya meningkat.

"Pemerintah terus berupaya mendorong petani atau perkebunan rakyat untuk menghasilkan produk bukan menjual bahan mentah yang pada akhirnya terbangun kelembagaan petani yang kokoh dan secara bertahap terbentuk sebuah korporasi pada subsektor perkebunan. Kedepan terus berupaya mempersiapkan dan memperkuat komoditas perkebunan yang dapat mensubtitusi impor seperti pengembangan gula berbasis non tebu yaitu stevia, aren, dan lontar, serta pengembangan penguatan pangan melalui pengembangan kawasan kelapa sebagai naungan kakao," ujarnya. 

Di Bunex 2023 ini akan ada kegiatan launching pabrik mini turunan minyak atsiri dan launching Pabrik Pupuk Organik Mandiri. Selain itu juga akan ada Rembug Nasional Pekebun, FGD, Talkshow, Pameran UMKM, Business Matching (Forum Investasi), Klinik Perkebunan, Taksi Alat dan Mesin Perkebunan (TITAN), 

Mentan Mendengar. Selain itu turut menampilkan nursery Perkebunan, Minimarket Bun (Bazaar murah produk perkebunan), Kuliner Hasil Perkebunan, Job Fair Perkebunan, dan rangkaian acara menarik lainnya.

Menurut Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) Eddy Abdurrachman, Bunex 2023 merupakan salah satu langkah positif untuk memperkenalkan dan mengangkat produk-produk perkebunan termasuk didalamnya turunan kelapa sawit. Kelapa sawit tidak hanya menghasilkan minyak saja namun juga memenuhi kebutuhan pangan hingga bahan bakar energi.

Pemerintah berkolaborasi dengan BPDPKS untuk menghimpun, mengembangkan, dan menggunakan Dana Perkebunan Kelapa Sawit bagi kemaslahatan industri sawit. BPDPKS diberikan mandat untuk melakukan pengembangan sumber daya manusia perkebunan kelapa sawit, penelitian dan pengembangan perkebunan kelapa sawit, promosi perkebunan kelapa sawit, peremajaan perkebunan kelapa sawit sarana dan prasarana perkebunan kelapa sawit. 

Penggunaan dana di atas termasuk dalam rangka pemenuhan hasil perkebunan kelapa sawit untuk kebutuhan pangan, hilirisasi industri perkebunan kelapa sawit, serta penyediaan dan pemanfaatan bahan bakar nabati jenis biodiesel. 

BPDPKS saat ini punya program pendanaan untuk petani kelapa sawit yaitu Peremajaan Sawit Rakyat, Sarana dan Prasarana dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Tujuan dari semua program ini adalah peningkatan kesejahteraan petani. 

Sejak 2015, telah berkontribusi aktif kurang lebih 8 triliun membantu memperkuat kelapa sawit Indonesia. Di tahun 2023 direncanakan target sebesar kurang lebih 5.4 triliun, semoga dapat terserap dan tepat guna. BPDPKS berkolaborasi dengan Ditjen Perkebunan melakukan kegiatan dengan baik agar benih tersalurkan dengan baik dan pengembangan Kelapa Sawit Indonesia semakin lebih baik lagi kedepannya. (RO/S-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Chadie

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat