visitaaponce.com

BUMN Holding Pertambangan Kejar Hilirisasi Komoditi Mineral di Indonesia

BUMN Holding Pertambangan Kejar Hilirisasi Komoditi Mineral di Indonesia
Ilustrasi: Truk pengangkut di sebuah kawasan industri pertambangan(DOK: Mind iD)

Melalui anggota perusahaannya, meliputi PT Antam Tbk., PT Bukit Asam Tbk., Pt Freeport Indonesia, PT Inalum, dan PT Timah Tbk., MIND ID sebagai BUMN Holding Industri Pertambangan terus berupaya melakukan hilirisasi industri pertambangan dengan tujuan memberikan nilai lebih untuk Indonesia di sektor pemanfaatan minerba.

Dalam keterangan resminya, Direktur Utama MIND ID, Hendi Prio Santoso mengatakan hilirisasi merupakan salah satu dari tiga mandat yang diberikan pemerintah kepada MIND ID, yang meliputi pengelolaan cadangan dan sumber daya strategis, hilirisasi, dan memiliki kepemimpinan pasar yang terwujud melalui optimalisasi komoditas mineral dan ekspansi bisnis.

"Adanya hilirisasi industri pertambangan ini dapat memperkuat struktur industri hingga memberikan nilai lebih untuk Indonesia. Dengan adanya hilirisasi juga MIND ID mampu menyediakan lapangan pekerjaan," kata Hendi, Jumat, (6/10).

Menurut dia komitmen MIND ID terhadap hilirisasi merupakan langkah konkret dalam mewujudkan visi “Indonesia Maju” sesuai dengan arahan Menteri BUMN, Erick Thohir, selama empat tahun kepemimpinannya. Hilirisasi adalah strategi penting dalam pengembangan industri dan ekonomi Indonesia, yang bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah produk dalam negeri, menciptakan lapangan kerja, dan mengurangi ketergantungan pada impor.

“MIND ID, sebagai perusahaan BUMN yang berperan dalam sektor pertambangan, memiliki tanggung jawab dan komitmen yang kuat dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan kemajuan bangsa. Dengan fokus pada hilirisasi, kami berupaya mengembangkan industri-industri turunan yang akan memberikan manfaat jangka panjang bagi negara dan masyarakat Indonesia,” ujar Hendi.

Hal itu, di antaranya, diwujudkan dengan pembangunan proyek Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah, Kalimantan Barat. Proyek SGAR ini dimiliki oleh cucu perusahaan MIND ID, yakni PT Borneo Alumina Indonesia (BAI) dengan proses pengerjaan oleh Konsorsium China Aluminium International Engineering Co. Ltd., (Chalieco) bersama dengan PT PP.

Pabrik peleburan alumina tersebut dimaksudkan melengkapi rantai pasok antara mineral bijih bauksit di Kalimantan Barat dengan pabrik peleburan aluminium milik PT Inalum. SGAR memiliki kapasitas produksi 1 juta ton alumina per tahun dengan estimasi bahan baku bauksit sebanyak 3,3 juta ton per tahun.

Proyek dengan dana sebesar US$831 juta tersebut akan mulai beroperasi pada 2025 nanti. "Ini menjadi keuntungan bagi Indonesia di mana dengan adanya SGAR ini kita tidak usah mengirim dulu bijih bauksit ke luar negeri untuk dijadikan alumina sebagai bahan baku pembuatan aluminium," ucap Hendi.

Inalum pun pun berhasil meningkatkan kapasitas produksi aluminium melalui anak perusahaannya, Indonesia Aluminium Alloy (IAA) yang kini sudah melakukan soft commissioning memastikan mesin-mesinnya siap beroperasi dalam mendaur ulang aluminium.

Masih dalam narasi mendorong hilirisasi industri pertambangan, MIND ID melalui PT Antam berhasil membangun smelter feronikel berkapasitas 13.500 ton nikel dalam feronikel (TNi) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Proses pengerjaan proyek tersebut sudah mencapai 98% dan diharapkan bakal beroperasi pada akhir 2023.

Selain itu, anggota grup MIND ID, PT Timah Tbk., juga telah membangun smelter Top Sumberge Lance (TSL) Ausmelt Furnace di Kawasan Unit Metalurgi Muntok, Kabupaten Bangka Barat. Dengan beroperasinya smelter TSL Ausmelt Furnace tersebut, dapat mendorong percepatan hilirisasi dalam negeri untuk konteks ketersediaan mineral timah sebagai komoditas pertambangan.

Masih dalam rangka mendorong hilirisasi, MIND ID melalui anak perusahaannya, PT Freeport Indonesia membangun smelter Manyar sebagai upaya hilirisasi tembaga. Smelter Manyar akan menjadi pabrik pemurnian dan pengolahan konsentrat tembaga kedua milik PTFI yang dibangun di Kawasan Java Integrated Industrial Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur dengan total lahan mencapai 100 hektar.

Smelter Manyar ini dirancang memiliki kapasitas pengolahan konsentrat tembaga sebesar 2 juta ton per tahun dan menjadikan smelter ini menjadi pabrik peleburan tembaga terbesar di dunia. Sebagai informasi, pembangunan fasilitas pemurnian alias smelter tembaga di Gresik dimulai pada 2021 lalu dan ditargetkan rampung tahun depan. (M-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat