visitaaponce.com

Kementerian Pertanian Andalkan Strategi Irigasi

KETERSEDIAAN air yang cukup dinilai jadi kunci untuk memenuhi target produksi beras sebanyak 35 juta ton pada musim panen yang akan datang. Oleh karena itu, kelancaran irigasi pertanian mutlak diperlukan untuk memastikan seluruh lahan sawah mendapatkan pasokan air.

Pelaksana tugas (Plt) Menteri Pertanian (Mentan) Arief Prasetyo Adi berjanji Kementerian Pertanian (Kementan) bakal memastikan irigasi lancar sehingga Indonesia memiliki pangan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan beras dalam negeri.

"Kementerian Pertanian akan memberikan reward untuk saudara-saudara kita dinas pertanian di seluruh Indonesia yang mampu memproduksi beras cukup banyak. Dan tentu saja dengan fasilitas bantuan irigasi yang bagus agar proses tanam tidak terkendala," ujar Plt Mentan Arief dalam keterangan resminya, Rabu (18/10).

Baca juga: Genjot Produksi Beras Nasional, Ini Strategi yang Dilakukan Kementan 

Untuk mendukung pencapaian target tersebut, Arief meminta Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) agar saling bersinergi dengan unit pemerintah daerah atau instansi lain.

Sinergi tersebut dilakukan dalam menyediakan irigasi, ketersediaan pupuk, mengoptimalkan lahan-lahan tidur yang digarap secara maksimal, dan lainnya.

"Manfaatkan lahan tidur dan segera tingkatkan IP (indeks pertanaman) supaya lebih tinggi lagi," kata Arief.

Sementara itu, Direktur Jenderal PSP Kementan Ali Jamil menjelaskan upaya yang dilakukan Kementan terkait dengan irigasi pertanian antara lain dilakukan dengan pengembangan sumber air alternatif (pilihan) dan pengembangan irigasi hemat air atau efisiensi penggunaan air irigasi.

"Kita harus meningkatkan dan juga mempertahankan ketersediaan air di tingkat usaha tani sebagai suplesi air irigasi untuk komoditas tanaman pangan, hortikultura, dan peternakan," kata Ali.

Ia menjelaskan salah satu caranya dengan menampung atau meningkatkan muka air dan mengoptimalkan pemanfaatan air yang sumber airnya berasal dari mata air, curah hujan/run off, sungai, serta sumber air lainnya yang berfungsi untuk suplesi air irigasi.

Selain itu, pihaknya juga akan meningkatkan fungsi jaringan irigasi pada irigasi tersier melalui kegiatan rehabilitasi dan peningkatan fungsi saluran, membangun sarana bangunan penangkap air, serta meningkatkan kualitas kelembagaan petani pemakai air.

Baca juga: Pemerintah Kejar Target Produksi 35 Juta Ton Beras

"Program irigasi pertanian ini sebagai upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim sekaligus mengurangi dampak kekeringan dan kebanjiran pada sektor pertanian meningkatkan ketersediaan air irigasi," terang Ali.

Perubahan iklim

Ali menjelaskan program irigasi pertanian ini sebagai upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. Pada 2023, Kementan telah mengalokasikan embung 500 unit untuk 10.000 hektare, perpompaan 629 unit untuk 12.580 hektare, dan perpipaan 250 unit untuk 5.000 hektare. 

Adapun, untuk rehab jaringan irigasi tersier tahun anggaran 2023 dialokasikan sebanyak 1.713 unit untuk mengairi 85.650 hektare.

"Dengan semangat partisipatif dan gotong royong, kegiatan ini dikerjakan kelompok tani sehingga meningkatkan rasa memiliki terhadap sarana yang dibangun ini," pungkas Ali Jamil.

Sejumlah kebijakan irigasi pertanian telah disiapkan oleh Direktorat Irigasi Pertanian Ditjen PSP. Kegiatan yang dilakukan antara lain rehabilitasi jaringan irigasi untuk meningkatkan efisiensi irigasi, pengembangan sumber daya air sebagai sarana suplesi, dan pengembangan embung pertanian untuk menjaga pasokan air di musim kemarau.

Pada rehabilitasi jaringan irigasi, pertama, dilakukan perbaikan, peningkatan, penyempurnaan jaringan irigasi pada saluran irigasi tersier. 
Kedua, perbaikan sarana pendukung seperti pintu air, talang, boks bagi, dan lain-lain. Pada aspek ini, output satuan unit minimal berdampak pada 50 hektare dan hanya untuk tamanan pangan.

Selanjutnya, kegiatan pengembangan sumber air dilakukan untuk mendistribusikan air irigasi baik secara gravitasi atau menggunakan sarana pompa air. Kegiatan dapat berupa irigasi perpipaan (gravitasi) dan irigasi perpompaan. Output satuan unit minimal berdampak pada 20 hektare untuk TP, 4 hektare untuk hortikultura, serta 1 hektare untuk peternakan.

Terakhir, kegiatan pengembangan embung pertanian dilakukan untuk menampung, memanfaatkan sumber air, untuk dijadikan suplesi irigasi (khususnya pada musim kemarau. Kegiatan berupa pembangunan embung, dam parit, dan long storage (minimal volume 500 meter kubik).

"Adapun output satuan unit minimal tersebut berdampak pada 20 hektare untuk TP dan 5 hektare untuk hortikultura dan peternakan," pungkas Ali. (Ifa/S-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat