visitaaponce.com

Pemerintah Kejar Target Produksi 35 Juta Ton Beras

KEMENTERIAN Pertanian (Kementan) menetapkan target produksi beras sebanyak 35 juta ton pada musim panen yang akan datang tahun depan. Target tersebut mengalami peningkatan dari target sebelumnya yang hanya 31 juta ton.

Untuk mencapai target 35 juta ton beras, Pelaksana Tugas (Plt) Menteri Pertanian (Mentan) Arief Prasetyo Adi memberikan sembilan arahan. Pertama, Arief meminta target produktivitas ditingkatkan dari 5,2 ton per hektare menjadi 5,4 hingga 5,7 ton per hektare.

Selanjutnya, Arief memberikan arahan untuk memastikan asuransi pertanian dan optimalisasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian (alsintan) yang sudah ada.

Baca juga: Genjot Produksi Beras Nasional, Ini Strategi yang Dilakukan Kementan 

Berkaitan dengan pupuk, Plt Mentan meminta agar stok pupuk dapat dipastikan secara detail pada 26.000 outlet pupuk di Indonesia untuk penyediaan pupuk subsidi dan komersil.

Kemudian, Arief meminta kesiapan eksekusi dari kepala dinas provinsi dan kabupaten/kota. Kementan juga mendorong para kepala daerah untuk memperkuat produksi pangan guna merealisasikan target produksi beras sebanyak 35 juta ton pada musim panen yang akan datang.

Arief Prasetyo mengatakan sejatinya setiap daerah memiliki tanggung jawab yang sama dalam menghadirkan kecukupan beras. Karena itu, ia berjanji akan memberikan reward atau hadiah khusus bagi daerah yang mampu memproduksi beras secara tinggi. Dengan begitu, harapannya Indonesia memiliki pangan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan beras dalam negeri.

"Kementerian Pertanian akan memberikan reward untuk saudara-saudara kita dinas pertanian di seluruh Indonesia yang mampu memproduksi beras cukup banyak," ujar Plt Mentan Arief dalam acara Hari Pangan Sedunia di Kantor Pusat Kementan, Jakarta, Senin (16/10).

Untuk mendukung pencapaian target tersebut, Arief meminta Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP), dan Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) untuk saling bersinergi dengan unit eselon I lainya.

Sinergi dilakukan dalam menyediakan benih unggul, ketersediaan pupuk, hingga kesiapan penyuluh. Bahkan, sinergi juga perlu dilakukan dengan Kementerian Perdagangan untuk menggerakan elemen di daerah, termasuk penyuluh.

Arief juga meminta agar ada optimalisasi peran Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL). Terakhir, Plt Meminta agar arahan-arahan itu segera dieksekusi.

Baca juga: 27 Ribu Haktare Lahan Sawah Rusak, Bupati Bogor Minta Pola Makan Diubah

Seusai ditunjuk sebagai Plt Menteri Pertanian, Arief Prasetyo Adi bergerak cepat. Ia menyebut masing-masing tim dari pejabat eselon I hingga eselon II mempunyai action plan dan panduan check list yang harus dieksekusi. "Semua dilakukan untuk persiapan musim tanam ke depan," ungkap Arief.

Menurut Arief, gerak cepat jajaran Kementerian Pertanian ini sesuai arahan Presiden Joko Widodo yang memiliki perhatian besar terhadap sektor pertanian.

Menurut Arief, persiapan musim tanam melibatkan kerja sama internal Kementerian Pertanian (Kementan) maupun dengan kementerian/lembaga lainnya.

"Misal, untuk Direktorat Jenderal Tanaman Pangan harus mempersiapkan area untuk tanam. Kemudian harus berkoordinasi dengan eselon I lainnya untuk penyediaan pupuk. Ini (pupuk) juga relate dengan BUMN," jelas Arief.

Penyuluh pertanian

Berkaitan dengan penyuluh, Plt Mentan meminta para penyuluh pertanian di 10 provinsi untuk terus memperkuat gerakan nasional (Gernas) penanganan el nino. Menurutnya, peran penyuluh sangat penting terutama dalam mendukung target Kementan yakni produksi 35 juta ton beras tahun depan.

Adapun kesepuluh provinsi yang dimaksud adalah Sumatra Utara, Sumatra Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan, dengan provinsi pendukung yakni Lampung, Banten, Kalimantan Selatan, dan Nusa Tenggara Barat.

"Saya akan menemui bapak ibu semua di 10 provinsi yang berkonsentrasi pada peningkatan produksi. Saya minta arahan sumber dayanya (penyuluh) ke 10 provinsi ini," ungkap Mentan dalam Webinar Pembinaan Penyuluh Pengawalan Gernas Penanganan El Nino, Rabu (18/10).

Menurut Arief, penyuluh pertanian merupakan salah satu kunci sukses keberhasilan. Karena itu, kehadiran penyuluh harus bisa menjadi juru bicara dan mendengarkan keluh kesah petani. 

Selain itu, para penyuluh harus bisa menjadi fasilitator, inisiator, motivator, dinamisator, edukator dan adviser terhadap petani yang ada.
Acara webinar Program Gernas Penanganan Dampak El Nino diselenggarakan oleh Kementerian Pertanian melalui BPPSDMP.

Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi menyampaikan webinar dilakukan dalam rangka persiapan musim tanam I atau musim rendeng. Dedi meminta agar penyuluh harus memastikan ketersediaan sarana prasarana di lapangan, teknologi budidaya, pemupukan berimbang, panen dan pasca panen.

"Lakukan pendampingan kepada petani dan penyuluh harus selalu hadir kepada petani dalam suka dan duka," ujarnya.

Untuk mengantisipasi musim rendeng yang berdasarkan info BMKG bahwa musim hujan atau jadwal tanam akan mundur 1-3 dasarian, maka peran penyuluh pertanian diharapkan dapat mengawal dan memastikan ketersediaan sarana produksi, transfer inovasi teknologi pertanian, dan melakukan pendampingan kepada petani. Tujuannya untuk memastikan usaha tani yang dilaksanakan dapat berjalan dengan sebaik-baiknya.

Dedi menambahkan, peran penyuluh di 10 provinsi tersebut sangat vital karena mereka harus memastikan sarana prasarana pertanian tersedia setiap saat sehingga para petani tinggal melakukan tanam. Penyuluh juga diminta agar teknologi budidaya dapat dijalankan maksimal.

Irigasi

Sebelumnya, pada Jumat (13/10), Plt Mentan Arief Prasetyo mendampingi Presiden Joko Widodo dalam kunjungan kerja ke Desa Karanglayung, Kecamatan Sukra, Indramayu, Jawa Barat, untuk memastikan kondisi beras dalam kondisi cukup. Presiden mengaku senang melihat hasil panen di Indramayu. Menurutnya, hal ini bisa jadi momentum terus menggenjot produksi nasional.

Arief mengatakan saat ini stok yang ada di Bulog mencapai 1,7 juta ton. Angka itu masih harus ditambah lagi sampai akhir tahun sekitar 1,5 juta ton.

Pada kesempatan sama, Dirjen Tanaman Pangan Suwandi mengatakan lokasi yang didatangi Jokowi itu memiliki luas hamparan sekitar 350 hektare. Varietas padi yang ditanami adalah Inpari 32 dan 48, dengan Indeks Pertanaman 200. "Provitasnya 7,1 ton per hektare. Untuk biaya produksi rata-rata Rp10 juta per hektare," ujar dia.

Suwandi menjelaskan selepas panen, mereka akan kembali menanamnya. Dia optimistis bahwa November mendatang kondisi cuaca lebih baik lantaran memasuki musim hujan.

Di sisi lain, target produksi 35 juta ton beras perlu didukung dengan prasarana dan sarana pertanian yang optimal. Dalam hal ini, Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian berperan penting dalam menyokong upaya menyukseskan target produksi 35 juta ton beras.

Sejumlah upaya yang bisa dilakukan antara lain memastikan ketersediaan air irigasi bagi pertanian, mengoptimalkan lahan-lahan sehingga bisa ditanami dan menghasilkan produktivitas yang tinggi, percepatan tanam dengan mekanisasi pertanian, hingga memastikan proteksi melalui asuransi pertanian.

Dalam hal irigasi pertanian, pada 2023 Kementan telah mengalokasikan embung 500 unit untuk 10.000 hektare, perpompaan 629 unit untuk 12.580 hektare, dan perpipaan 250 unit untuk 5.000 hektare.

Untuk optimalisasi lahan, Ditjen PSP Kementan melakukan pengembangan optimasi lahan kering guna meningkatkan produksi pertanian di berbagai wilayah Tanah Air. Program optimasi lahan kering dengan bantuan Ditjen PSP kepada petani, salah satunya bertujuan mengupayakan air sampai ke lahan sehingga pemanfaatan lahan pertanian bisa dilakukan optimal.

"Lahan kering ialah salah satu agroekosistem yang mempunyai potensi besar untuk usaha pertanian, baik tanaman pangan, hortikultura maupun tanaman tahunan dan peternakan," ujar Dirjen PSP Kementan Ali Jamil dalam keterangan resmi, Jumat (13/10).

Di samping itu, asuransi pertanian dibutuhkan untuk memproteksi lahan-lahan padi dari kerugian. Apalagi, potensi kerugian kian tinggi dengan adanaya musim kering El Nino ini. Untuk itu, pemerintah menyediakan Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) yang merupakan perlindungan usaha tani dalam bentuk asuransi untuk melindungi dari kerugian dan gagal panen.

Jumlah petani yang terdaftar dalam program AUTP selama 2015-2022 sudah mencapai 8.106.844 orang. Adapun luas lahan yang terlindungi program AUTP pada 2015-2022 seluas 5.262.100,56 hektare. (Ifa/S-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat