visitaaponce.com

27 Ribu Haktare Lahan Sawah Rusak, Bupati Bogor Minta Pola Makan Diubah

27 Ribu Haktare Lahan Sawah Rusak, Bupati Bogor Minta Pola Makan Diubah
27 ribu haktar lahan sawah kering di Bogor(Antara)
BUPATI Bogor Iwan Setiawan mengungkapkan kondisi saat ini di Kabupaten Bogor akibat dampak kekeringan, el nino. Akibat cuaca yang ekstrem, saat ini lahan-lahan pertanian sudah tidak bisa untuk memproduksi beras.

"Cuacanya sudah tidak memungkinkan untuk kita produksi beras, karena 27 ribu hektare lahan di Bogor sudah puso. Itu laporan dari Distanhorbun (dinas ketahanan pangan, hortikultura dan perkebunan). Mungkin naik lagi," ungkap Iwan di acara peringatan Hari Pangan se-Dunia yang digelar di Jalan Pemuda, Cibinong, Rabu (18/10).

Dalam sambutannya Iwan mengatakan, ketahanan pangan ini harus diperingati, dan bukan seremonial biasa supaya dari sekarang, sejak dini kita bisa bersiap menghadapi dan mengantisipasi situasi-situasi abnormal.

Baca juga: Stok Beras Bengkulu Cukup hingga Akhir 2023

"El-nino ini tadi disampaikan sampai awal Januari saja curah hujan belum tentu normal. Sampai Maret katanya, kan panjang".

"Kemarin, klaim BMKG Oktober juga mulai ada hujan, tapi sifatnya farsial, tidak semua ada hujan dan tetap untuk pertanian juga masih belum bisa bertanam karena cuaca hujannya belum stabil. Nah ini kan bahaya. Lama-lama ya akan terjadilah berebut, berebut pangan. Beli saja berebut. Ini jangan sampai terjadi di Bogor,"ungkapnya.

Baca juga: Mendagri Dorong Pemda Ikut Jaga Stok Komoditas Beras

Oleh karena itu, dirinya berharap adanya perubahan pola pikir terhadap pangan. Masyarakat diminta mengubah pola pikirnya tentang makan, untuk mengurangi konsumsi beras dan mencari pengganti.

"Saya berharap, mindset kita terhadap pangan itu berubah. Karena tadi sudah disampakkan pak deputi, cuaca dalam suasana tidak baik- baik saja. Manusia ini harus berinovasi dan menyesuaikan,"katanya.

"Bagaimana menyesuaikannya? berinovasi. Tadi kita tahu B2SA (beragam, bergizi, seimbang, aman. Namanya manusia bisa berinovasi menghadapi paceklik, mengahadapi situasi puso, situasi kerawanan pangan supaya tidak terjadi inflasi,"jelasnya.

Saat ini, lanjutnya, porsi makanan masyarakat di Indonesia itu 80% mengandung karbohidrat. Hal itulah yang kini harus mulai diubah dalam menghadapi paceklik.

"Jadi porsi makanan itu kalau di kita 80% nasi. Sayunya 10%, sambalnya 5%, dagingnya 5%. Jadi konsumsi berasnya banyak. Itu yang harus diubah".

Dia mengatakan, budaya ketahanan pangan lokal sangat penting untuk mengganti konsumsi nasi dengan alternatif pangan lokal seperti talas, ubi, jagung yang dapat dimodifikasi menjadi tepung dan aneka makanan yang kaya akan karbohidrat sama halnya seperti mengkonsumsi nasi.

Menurutnya, dibutuhkan komitmen, sinergi dan kolaborasi bersama antara pemerintah, segenap pemangku kepentingan dan elemen masyarakat dalam upaya membangun ketahanan pangan nasional.

Oleh karena itu, melalui peringatan hari pangan sedunia ini, ia mengajak semua untuk berupaya mengubah perilaku konsumsi masyarakat dengan lebih banyak mengkonsumsi pangan lokal sebagai alternatif pengganti bahan pangan khususnya impor yang sulit dijangkau.

"Saya minta kepada para camat untuk aktif mensosialisasikan dan mengedukasi kepada masyarakat pentingnya mengkonsumsi Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman (B2SA), untuk mewujudkan ketahanan pangan lokal di Kabupaten Bogor," ungkap Iwan Setiawan.

Perlu diketahui, Kabupaten Bogor memiliki biodiversitas pangan lokal yang kaya gizi seperti singkong, ubi, jagung, sorgum, ganyong, talas dan sumber protein telur dan ayam serta berbagai jenis ikan air tawar.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Bogor, Asep Mulyana mengungkapkan, Hari Pangan Sedunia Tahun 2023 Tingkat Kabupaten Bogor mengusung tema "Hidup Lebih Sehat dan Bahagia dengan Konsumsi Pangan Lokal".

Menurutnya, pangan lokal berperan sebagai sumber keragaman pangan untuk pencapaian pangan dan gizi keluarga sebagai hasil kreativitas budaya dan kearifan lokal yang dapat meningkatkan keragaman makanan bergizi.

Untuk mendukung peningkatan ketahanan pangan Pemerintah Kabupaten Bogor melalui Dinas Ketahanan Pangan melakukan penyediaan infrastruktur lumbung pangan sebanyak 8 unit yang tersebar di 4 kecamatan.

Kemudian penyediaan infrastruktur lantai jemur sebanyak 9 unit di 4 kecamatan. Ada juga kegiatan penyaluran pencadangan pangan pemerintah Kabupaten Bogor sebanyak 102,7 ton per September 2023, bagi masyarakat Kabupaten Bogor yang terkena bencana alam dan non alam yang tersebar di 20 kecamatan.

"Lalu gerakan pangan murah komoditas strategis sebanyak 35 kali sampai dengan bulan Oktober. Termasuk hari ini juga menyelenggarakan pangan murah,"kata Asep.

Kemudian sosialisasi registrasi pangan segar asal tumbuhan yang telah menghasilkan 182 dokumen izin edar, pangan segar asal tumbuhan pada 10 pelaku usaha per September 2023.

Dilakukan juga penanganan daerah rawan pangan di tujuh kecamatan pertama melalui program pertanian keluarga komoditas cabai kepada tiga kelompok tani. Pemberdayaan harapan pada dua kelompok tani, penyediaan infrastruktur melalui pembangunan rice milling sebanyak dua unit bagi dua kecamatan.

Upaya lainnya adalah penyediaan unit untuk desa adat Malasari sebanyak lima unit, fasilitasi lomba sektoral di dua lokasi, intervensi desa konvergensi stunting di 13 desa, pertanian masuk sekolah di dua lokasi, serta sosialisasi B2SA di sekolah dasar dan sekolah menengah pertama. (Z-10)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat