visitaaponce.com

Indonesia Masih Terdampak Fenomena El Nino, Kementan Siapkan Program Mitigasi

Indonesia Masih Terdampak Fenomena El Nino, Kementan Siapkan Program Mitigasi
Foto udara kawasan persawahan yang mengering di wilayah Lombok Timur, NTB.(Dok. Antara)

BERBAGAI fenomena perubahan iklim semakin sering menimpa masyarakat dari kekeringan hingga banjir di berbagai wilayah. Kepala Badan Standarisasi Instrumen Pertanian (BSIP) Kementerian Pertanian (Kementan), Fadjry Djufry mengatakan sampai dengan saat ini, Indonesia masih merasakan dampak dari fenomena El Nino yang telah terjadi beberapa waktu lalu.

"Beberapa bulan sebelumnya kita dihadapkan persoalan El Nino di beberapa provinsi termasuk di kabupaten. Dan bulan Juli Agustus ini ujung akhir El Nino ini kita menghadapi musim kemarau, jadi bersamaan antara ujung El Nino dan permulaan kemarau di beberapa provinsi," kata Fadjry dikutip pada Selasa (25/6).

Tentunya, hal tersebut menjadi tantangan besar bagi Kementan bagaimana cara memitigasi semua risiko yang bisa berdampak terkait penurunan produksi di beberapa sentra utama pangan.

Baca juga : Kementan Jaga Stok Beras 1,2 juta ton Sampai November 2023

"Karena itu bapak Menteri Pertanian sekarang mempunyai tiga program utama yang menjadi fokus berdasarkan arahan bapak presiden untuk menghindari dampak perubahan iklim serta segala dampak penurunan produksi akibat pengaruh El Nino dan musim kemarau yang akan dihadapi sebentar lagi," jelasnya.

Fadjry menyebut bahwa setidaknya ada tiga program utama yang sementara Kementan coba jalankan. Pertama itu optimalisasi lahan rawa seluas kurang lebih 400.000 hektare yang sementara Kementan lakukan optimalisasi.

"Maksudnya optimalisasi itu perbaikan irigasi, drainase, atau saluran di lahan-lahan sawah yang sudah ada di 11 provinsi mulai dari Lampung Bangka Belitung, Jambi, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan beberapa wilayah sentra utama yang lain," terang Fadjry.

Baca juga : Mentan SYL Naikkan Indeks Pertanaman di Sumut untuk Antisipasi El Nino

Yang kedua tentunya adalah program pompanisasi. Kementan, sambung dia, terus ingin mengoptimalkan lahan-lahan kering yang saat ini masih memiliki ketersediaan sumber air.

"Ada kurang lebih 1 juta hektar yang kita sasar di situ. Di wilayah Jawa 500.000 hektare dan luar Jawa 500.000 hektare," imbuhnya.

Dan program terakhir yaitu penanaman tanaman padi gogo di sela-sela taman perkebunan. "Itu yang kita harapkan paling tidak dengan gerakan itu antisipasi kita bisa menambah luas tanam kita yang tadinya bisa bersoal bisa kita tutupi dari tiga program utama itu," tandasnya.

Baca juga : Pemanfaatan Bendungan akan Terus Dioptimalkan untuk Menghadapi El Nino

Dengan adanya ketiga program mitigasi tersebut, Fadjry meyakini bahwa krisis pangan yang dikhawatirkan di Indonesia tidak akan terjadi. Tentunya, program tersebut juga perlu komitmen bersama bukan hanya dari Kementan, termasuk semua stakeholder di Indonesia seperti Kemendagri, bupati, gubernur termasuk pelaku usaha.

"Kalau bersama-sama saya yakin tidak ada yang tidak bisa kita lakukan," pungkas Fadjry.

(Z-9)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat