Sebagian Besar Daerah di Jawa Tengah Memasuki Kemarau, Masyarakat Diminta Waspada
![Sebagian Besar Daerah di Jawa Tengah Memasuki Kemarau, Masyarakat Diminta Waspada](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/06/fdaf4a813b188e6e1f452f85e81e73a1.jpg)
SEBAGIAN besar daerah di Jawa Tengah sudah memasuki kemarau dengan kriteria sangat panjang tanpa hujan selama 31-60 hari dan kriteria pankang 21-30 hari tanpa hujan. Masyarakat diminta waspada potensi kebakaran dan menghemat air.
Pemantauan Media Indonesia, Senin (24/6), intensitas hujan di berbagai daerah di Jawa Tengah sudah berkurang. Dalam beberapa hari hujan turun ringan tidak merata dan bersifat lokal hanya terjadi di sejumlah daerah di pegunungan dan dataran tinggi, dengan durasi singkat.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Semarang menyebutkan di sebagian besar daerah di Jawa Tengah telah memasuki musim kemarau, karena telah mengalami panjangnya hari tanpa hujan (HTH) yakni durasi 31-60 hari (sangat panjang) dan 21-30 hari (panjang).
Baca juga : Kemarau di Jateng Diperkirakan Masih Hingga Akhir Oktober
"Daerah di Jawa Tengah telah mengalami HTH 31-60 hari di Jawa Tengah yakni Wonogiri, sehingga ancaman kekeringan semakin terlihat," kata Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Semarang, lis Widya Harmoko.
Sedangkan daerah di Jawa Tengah dengan HTH kriteria panjang 21-30, lanjut Iis, meliputi Wonogiri, Purworejo, sebagian kecil Kabupaten Kebumen dan Klaten, serta HTH 11-20 hari (moderate) yakni Purworejo, Blora, Kendal, Tegal, sebagian kecil wilayah Kabupaten Wonogiri, Boyolali, Rembang, Pati, Grobogan, dan Demak.
Dampak panjangnya hari tanpa hujan tersebut, ungkap Iis, adalah terjadi kekeringan dan ancaman bencana kebakaran baik itu lingkungan, hutan dan lahan.
Baca juga : Waspada, Kemarau di Jateng Tahun Ini Lebih Panjang
"Diminta warga berada di daerah tersebut untuk menghemat air dan mewaspadai bencana yang mungkin muncul," imbuhnya.
Pada kondisi ini, jelas Iis, biasanya pemerintah daerah maupun provinsi akan melakukan pendistribusian bantuan air bersih, meskipun untuk pertanian di daerah dengan irigasi teknis belum begitu berpengaruh, berbeda dengan daerah dengan lahan tadah hujan mulai merasakan dampak kemarau ini.
"Secara umum musim kemarau saat ini masih dalam kondisi normal, tidak ada pengaruh El Nino, tetapi tetap harus diwaspadai potensi kekeringan," ujarnya.
Ia mengatakan kondisi tersebut berdasarkan hasil monitoring hari tanpa hujan dan analisia curah hujan yang didapat dari BMKG Stasiun Klimatologi Jawa Tengah, dasarian ke-2 bulan Juni 2024, prakiraan probabilistik dasarian ke-3 bulan Juni 2024 dan prakiraan deterministik dasarian ke-3 bulan Juni 2024 sampai dengan dasarian ke-3 bulan Juli 2024. (Z-3)
Terkini Lainnya
Satreskrim Polres Klaten Tangkap Pelaku Curas yang Berujung Kematian
70 Ribu Siswa Miskin Telah Terakomodir dalam PPDB Jateng 2024
Pilgub Jawa Tengah Masih Saling Bidik
Pemrov Jateng dan Pemkot Semarang Matangkan Persiapan Kegiatan Puncak Harganas Ke-31
Identitas Empat Orang Tewas dalam Kecelakaan di Tol Semarang-Batang
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
BMKG Gelar Operasi Modifikasi Cuaca di IKN
Pemkab Banyumas Siapkan Puluhan Pompa Air untuk Hadapi Musim Kemarau
Pastikan Ketersediaan Air untuk Produktivitas Pertanian Jelang Kemarau
Solusi bagi Pemerintah untuk Jaga Produktivitas Pertanian
Dokter tanpa Etika dan Pembiaran oleh Otoritas Negara
Kemitraan dan Kualitas Pendidikan
Ketahanan Kesehatan Global
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Huluisasi untuk Menyeimbangkan Riset Keanekaragaman Hayati di Indonesia
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap