visitaaponce.com

Kenaikan Tiket Kereta Cepat Dianggap Wajar

Kenaikan Tiket Kereta Cepat Dianggap Wajar
Calon penumpang Kereta Cepat Jakarta-Bandung Whoosh membeli tiket di Stasiun Kereta Cepat Halim(Antara)

TARIF kereta cepat untuk kelas ekonomi ditetapkan naik menjadi Rp250.000 pada Desember 2023. Direktur eksekutif Institut Studi Transportasi (Instran) Deddy Herlambang menilai besaran harga tiket tersebut masih murah, bahkan tidak jauh berbeda dengan kereta api Argo Parahyangan kelas eksekutif.

Sehingga, diprediksi banyak masyarakat yang masih memburu tiket kereta cepat relasi Jakarta-Bandung itu pada saat musim liburan di akhir tahun, meski ada kenaikan tarif.

"Perihal tarif kereta cepat yang bisa sampai Rp250.000 menurut saya masih murah karena hampir sama dengan tarif kereta Argo Parahyangan. Kalau animo masyarakat tetap tinggi mungkin bisa tarif dinaikan lagi," ujar Deddy saat dihubungi Media Indonesia, Minggu (26/11).

Baca juga : Tiket Kereta Cepat Naik Hingga 66% Mulai Desember 2023

Dari data Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) selaku operator Kereta Cepat Whoosh, proyek sepur kilat itu telah melayani 491 ribu orang penumpang sejak 17 Oktober 2023 hingga 22 November 2023 lalu. Rata-rata penumpang tertinggi mencapai 21 ribu per hari pada saat akhir pekan dan 18 ribu per hari pada saat hari kerja.

Baca juga : Kini Kereta Cepat Whoosh Beroperasi 40 Menit Sekali, Ini Jadwal Lengkapnya!

Deddy menilai jumlah penumpang kereta cepat yang tinggi selama pengoperasian awal karena adanya promo tiket yang dijual PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) selaku operator proyek Kereta Cepat Whoosh. Saat ini harga tiket masih dipatok Rp150.000 per orang.

"Dengan kenaikan harga tiket pada Desember nanti, justru kita lihat angka real jumlah penumpang kereta cepat seperti apa," terangnya.

Dihubungi terpisah, pengamat transportasi dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Sony Sulaksono menuturkan penetapan kenaikan tiket kereta cepat hingga 66% di bulan depan sebagai langkah tes pasar untuk mengetahui pergerakan penumpang. Apakah masih tetap tinggi atau justru berkurang dengan adanya lonjakan tiket tersebut. Kereta Cepat Whoosh merupakan kereta komersial yang menggunakan strategi dynamic pricing atau penentuan harga pasar secara dinamis.

"Saya kira kenaikan itu lebih pada tes pasar. KCIC sendiri sebenarnya kaget dengan antusias tinggi dari penumpang. Apakah karena layanannya atau karena tiket yang murah. Makanya, dicoba dengan tarif yang lebih tinggi," ungkapnya.

Sony menyebut pengguna Kereta Cepat Whoosh rata-rata dari kelas menengah atas yang membutuhkan transportasi tersebut untuk aktivitas kerja atau sekadar pergi liburan dari Jakarta ke Bandung.

"Jadi, KCIC masih mencari tarif yang pas. Penumpang kereta cepat ini dari menengah ke atas, kelas yang sama dengan eksekutif kereta Argo Parahyangan dan travel," pungkasnya.

Dihubungi terpisah, Ketua Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi meramalkan dengan harga tiket kereta cepat yang semakin mahal, akan mengurangi minat masyarakat menjajal moda transportasi tersebut.

Menurutnya, masih ada opsi transportasi yang dapat dipilih masyarakat untuk bisa bepergian ke Bandung dengan harga yang terjangkau. Misalnya, seperti naik travel atau dengan bus.

"Tentunya ini akan menurunkan jumlah penumpang karena kenaikan tiket. Masih banyak opsi bagi masyarakat untuk ke bandung. Apalagi, nanti ada tol Jakarta-Cikampek (Japek) II Selatan ini," terang Tulus.

Menurutnya, jika banyak konsumen yang meninggalkan Kereta Cepat Whoosh sebagai transportasi pilihan dari Jakarta ke Bandung, atau sebaliknya, akan merugikan KCIC.

"Seharusnya KCIC sudah memperhitungkan soal dampak kenaikan tarif ke konsumen. Sebab, kalau konsumen meninggalkan kereta cepat, KCIC kan yang rugi sendiri," tutupnya. (Z-8)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putra Ananda

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat