visitaaponce.com

Askrindo Berdayakan Masyarakat Mempawah dengan Hadirkan Ecowisata Mangrove

 Askrindo Berdayakan Masyarakat Mempawah dengan Hadirkan Ecowisata Mangrove
Masyarakat Mempawah melakukan penanaman mangrove di pantai.(Dok Askrindo)

KEBERADAAN hutan mangrove sangat vital dalam menjaga dan mencegah Bumi dari dampak perubahan iklim, selain pemanasan global. Manfaat hutan mangrove lainnya ialah menjaga iklim dan cuaca, wisata, sumber pakan ternak, mencegah abrasi kawasan pesisir, tempat berlabuh pantai hingga pengembangan ilmu pengetahuan.

Sebagai bentuk kesadaran dan tanggung jawab sosial lingkungan khususnya di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo) selama enam tahun berturut-turut konsisten mengembangkan penanaman mangrove di sepanjang 1 kilometer pada bibir Pantai Desa Sengkubang. Selain itu juga melakukan pemberdayaan masyarakat sekitar dengan dampak positif nilai ekonomi yakni pemanfaatan eco eduwisata mangrove di Sengkubang.

Direktur Utama PT Askrindo, Fankar Umran, mengatakan pihaknya memiliki perhatian besar terhadap lingkungan pesisir pantai dengan adanya program berkelanjutan terhadap mangrove di Mempawah. PT Askrindo bekerja sama dengan Fakultas Pertanian, Universitas Tanjungpura untuk menerapkan ITP (Isosceles Triangle Plants).

“Kegiatan ini dimulai sejak Desember 2017. Program Hutan Mangrove Mempawah merupakan kegiatan penanaman mangrove jenis Rhizophora stylosa di kawasan pesisir Desa Sengkubang, Kalimantan barat. Hal ini juga sebagai program Askrindo peduli lingkungan yang berkelanjutan dan mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) No. 13, 14 dan 15 yakni tentang perubahan iklim, ekosistem lautan dan ekosistem daratan,” ujar Fankar dalam keterangannya beberapa waktu lalu.

Selain konsisten melakukan penanaman mangrove, PT Askrindo juga melakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat dengan membentuk ekosistem mandiri untuk dapat meningkatkan perekonomian di Mempawah terutama Desa Sengkubang.

Kegiatan tanggung jawab sosial lingkungan (TJSL) yang dilakukan tersebut dalam rangka memberikan value added ekonomi, melalui kegiatan pembinaan dan pelatihan untuk meningkatkan soft skill dan keahlian masyarakat.

“Beberapa program telah dijalankan selama ini, mulai dari pelatihan budi daya kepiting dan ikan serta budi daya maggot untuk pakan ternak. Semua itu dapat digunakan untuk membantu perekonomian warga desa. Dampak positif yang dihasilkan dari peningkatan kesadaran adalah adanya peningkatan jumlah fauna/biota laut seperti kepiting, udang, dan ikan. Melalui Program Mangrove Mempawah ini masyarakat dapat menerima hasil kegiatan TJSL khususnya, dan terbukanya lapangan pekerjaan untuk meningkatkan taraf hidup,” tambah Fankar.

Fankar menegaskan pihaknya mendukung masyarakat Desa Sengkubang dari segi manfaat ekonomi. Ada dua poin besar yaitu peningkatan pariwisata dan pengembangan usaha warga. Hal ini disebabkan dari beberapa faktor, seperti adanya pembuatan eco eduwisata, sehingga ke depannya akan meningkatkan nilai ekonomi melalui tiket masuk yang diperoleh.

Selain itu, mangrove di Sengkubang bisa memiliki manfaat sebagai tempat wisata, sekaligus sebagai tempat edukasi bagi siswa dan penelitian bagi mahasiswa.

“Seluruh program TJSL Askrindo di wilayah Desa Sengkubang ini berdampak positif dalam beberapa aspek, seperti mencegah terjadinya abrasi yang berkelanjutan, keberlanjutan kehidupan masyarakat Desa Sengkubang, peningkatan minat masyarakat untuk hadir dalam mendukung pariwisata mangrove baik dalam aspek edukasi dan ekowisata. Dukungan ini adalah bagian dari ikhtiar kami untuk mendorong dan memberdayakan UMKM agar dapat meningkatkan kesejahteraan,“ tutup Fankar. (RO/O-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Eko Suprihatno

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat