visitaaponce.com

Tren Traveling Pascapandemi Masyarakat Indonesia Lebih Suka Traveling Fleksibel

Tren Traveling Pascapandemi: Masyarakat Indonesia Lebih Suka Traveling Fleksibel
Acara Contactless Talk - Traveling Pascapandemi di Jakarta, Senin (18/12/2023).(Ist)

SEIRING dengan bangkitnya tren perjalanan pascapandemi, studi menunjukkan bahwa fleksibilitas, kenyamanan, dan keamanan terus dicari oleh para wisatawan di seluruh dunia.

Studi Global Travel Intentions (GTI) 2023 Visa terbaru menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia sangat menyukai memegang kendali dan kemandirian dalam bepergian. 

Berdasarkan hasil studi, 84% wisatawan lebih memilih perjalanan yang sepenuhnya mandiri atau setengah-mandiri dibanding mengikuti paket tur.

Baca juga: SiteMinder: Sektor Perjalanan Bangkit, Industri Akomodasi Kian Prospektif

Sementara itu, 46% wisatawan bersedia membayar dengan harga yang lebih tinggi agar lebih bebas mengakomodasi perubahan dalam rencana perjalanan mereka.

Studi GTI mengungkapkan bahwa motivasi utama orang Indonesia bepergian di dalam dan ke luar negeri sebagian besar adalah untuk bersantai (58%), menjelajahi sesuatu yang baru (45%), dan berbelanja (38%).

Sebanyak 92% responden memilih Asia Pasifik sebagai tujuan traveling. Tiga negara utama yang dituju: Singapura, Jepang, Malaysia, kemudian disusul Australia di posisi keempat.

Baca juga: Visa Sarankan Konsumen Tetap Waspada Saat Berbelanja di Musim Liburan

Riko Abdurrahman, Presiden Direktur Visa Indonesia berkomentar, "Peningkatan aktivitas traveling pascapandemi bahkan telah melampaui sebelum pandemi."

"Hal ini tentu menjadi kabar baik bagi kita semua. Visa optimis bahwa pariwisata akan tetap menjadi tulang punggung ekonomi yang vital, terutama menjelang musim liburan akhir tahun," jelas Riko di Jakarta, Senin (18/12/2023).

Visa Fasilitasi Aktivas Lintas Negera

" Visa memfasilitasi aktivitas belanja lintas negara yang aman dan nyaman, baik bagi wisatawan asing yang datang dan berbelanja di berbagai landmark lokal yang menarik, maupun bagi masyarakat Indonesia yang bepergian di dalam maupun ke luar negeri." jelas Riko.

Menurut Travel Influencer Marischka Prudence, hal ini juga sangat didukung oleh perkembangan teknologi yang cukup pesat di masa pandemi.

"Kalau dulu kita mau ke luar negeri effort-nya banyak banget, harus tukar uang dulu, sekarang sudah jauh lebih praktis. Terutama sistem pembayaran yang jauh lebih mudah," jelas Marischka.

Hal ini sejalan dengan temuan Studi GTI 2023 Visa bahwa dalam merencanakan perjalanan, wisatawan cenderung memesan tiket dan akomodasi secara online, yang kebanyakan dilakukan menggunakan kartu (42%) dan dompet digital (32%).

Baca juga: Studi Visa: Tren Traveling Pasca-Pandemi Lampaui Masa Pra-Covid-19

Meningkatnya aktivitas traveling juga tercermin dari data Bank Negara Indonesia (BNI) yang menemukan adanya kenaikan transaksi Kartu Kredit BNI di kategori merchant Travel Related baik online maupun offline, untuk perjalanan domestik maupun internasional yang meningkat sekitar 31% pada periode YTD November 2023 dibanding periode yang sama di tahun 2022.

Peningkatan Demand Pariwisata

Prilyanti Maulydia, Department Head of Premium Partnership BNI Card Business menyatakan, “Menurut data kami, open border yang dimulai kuartal-III atau bahkan kuartal-IV 2022, serta relaksasi aturan perjalanan di masa pasca-pandemi membuat adanya peningkatan demand pariwisata di tahun 2023."

"BNI menangkap peluang dan menyediakan solusi travel terbaik untuk Pemegang Kartu Kredit BNI berupa promo dan event seputar traveling,” jelasnya. (RO/S-4)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat