visitaaponce.com

Sri Mulyani Jabarkan Pencapaian Indonesia di World Economic Forum 2024

Sri Mulyani Jabarkan Pencapaian Indonesia di World Economic Forum 2024
Menteri Keuangan Sri Mulyani(Antara)

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjabarkan sejumlah capaian yang dilakukan Indonesia dalam pertemuan tahunan forum ekonomi dunia (Annual Meeting World Economic Forum) 2024 di Davos, Swiss. Pertemuan yang dihadiri lebih dari 100 pemerintahan negara kali ini bertema Rebuilding Trust.

Tema tersebut sejalan dengan tujuan Pertemuan WEF yaitu bekerja sama membangun kepercayaan dan membentuk prinsip, kebijakan, dan kemitraan dalam menghadapi tantangan-tantangan seperti kondisi dunia yang semakin terfragmentasi, terjadinya konflik di Timur Tengah, perubahan iklim, tekanan inflasi dan kenaikan suku bunga, hingga dampak kemajuan pesat kecerdasan buatan generatif atau artificial intelligence (AI).

Mengawali lawatannya, dalam sesi The Economics of Gender Parity, Sri Mulyani menyampaikan bahwa Indonesia telah mengimplementasikan kebijakan yang mendukung kesetaraan gender, seperti budget tagging, anggaran keterampilan dan kesehatan, alokasi beasiswa pendidikan LPDP, Program Keluarga Harapan, serta akses pembiayaan untuk usaha ultra mikro.

Terkait dengan kesetaraan gender di pasar tenaga kerja, ia mengungkapkan perempuan yang berkarir menghadapi tantangan dalam pembagian waktu untuk bekerja dan mengurus keluarga.

Baca juga: Airlangga Pastikan Sri Mulyani tidak Muncur dari Kabinet

"Peningkatan penggunaan teknologi digital pascapandemi dapat menjadi momentum bagi perempuan karena memberikan kemudahan dan fleksibilitas dalam berkarir dan berusaha sehingga lebih berkontribusi dalam perekonomian," ujar Sri Mulyani melalui keterangan resmi, Jumat (19/1).

Kemudian, pada sesi Multilateral Development Banks (MDB): Bigger, Bolder, Better, Menkeu menyampaikan perlunya MDB untuk menjadi lebih besar, lebih berani, dan lebih baik agar dapat memenuhi kebutuhan pendanaan bagi pembangunan dan perubahan iklim.

Kebutuhan pendanaan perubahan iklim dan transisi energi membutuhkan investasi yang sangat besar, tidak hanya dari sumber publik dan MDBs, tetapi juga memerlukan partisipasi modal swasta.

Pemerintah Indonesia, kata perempuan yang karib disapa Ani tersebut, telah menerapkan berbagai instrumen kebijakan yang tepat untuk pihak swasta, seperti melalui Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU), jaminan pemerintah, serta jenis dukungan Pemerintah lainnya.

Baca juga: Sri Mulyani Mundur? Ini Kata Mahfud MD

"Kebutuhan pendanaan untuk perubahan iklim dan pengentasan kemiskinan seharusnya tidak saling berkompetisi, namun saling melengkapi dengan memaksimalkan sumber pendanaan dari publik dan swasta," terangnya.

Lalu pada sesi Building ASEAN's Regional Integration through the Digital Economy, Ani menyampaikan Indonesia memandang digitalisasi ekonomi sebagai salah satu pilar penting dalam keketuaan ASEAN 2023 untuk transformasi ekonomi yang mendukung produktivitas dan pertumbuhan yang inklusif di ASEAN.

Dengan potensi ekonomi digital yang sangat besar, para pimpinan ASEAN telah mengadopsi digital economic framework dalam keketuaan ASEAN 2023.

"Namun, adopsi tersebut masih menghadapi beberapa masalah seperti kualitas infrastruktur yang belum merata dan ketersediaan kerangka peraturan untuk menciptakan keamanan data dan interoperabilitas antar sistem," kata Ani.

Selain itu, dia juga menyampaikan bahwa Bank Sentral Indonesia telah memiliki sistem QRIS, yang digunakan oleh Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam.

Dalam kesempatan tersebut, Ani menekankan lima poin terkait ekonomi digital di ASEAN yaitu memastikan ketersediaan akses internet, mendorong kompetisi bisnis yang menghasilkan inovasi, sistem pendidikan yang meningkatkan literasi digital, keamanan sistem teknologi digital, dan memperluas inklusi sektor keuangan terutama untuk kaum perempuan.

Di sela pertemuan WEF, Ani juga menghadiri beberapa pertemuan bilateral dengan Mohammed Abdullah Al-Jadaan (Menteri Keuangan Saudi Arabia) dan Neal Mohan (CEO YouTube).

Pada pertemuan dengan Menteri Keuangan Saudi Arabia, Menkeu menyampaikan bahwa sebagai pemegang saham terbesar ketiga di IsDB, Indonesia berkeinginan untuk meningkatkan perannya dan mendorong reformasi melalui keterlibatan aktif Executive Director maupun talenta profesional Indonesia di IsDB.

Sementara, saat bertemu dengan CEO YouTube, Menkeu mendiskusikan peran YouTube dalam industri ekonomi kreatif dan telah menciptakan lapangan kerja baru sebagai content creator, bahkan menjadi profesi yang diinginkan bagi generasi muda di Indonesia, serta berkontribusi meningkatkan ketersediaan barang publik dalam bentuk content yang meningkatkan literasi, keterampilan, dan keahlian. (Z-11)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Andhika

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat