visitaaponce.com

Perkuat Kerja Sama Ketahanan Pangan Beras, Dubes RI Tinjau Produsen Beras di Kamboja

Perkuat Kerja Sama Ketahanan Pangan Beras, Dubes RI Tinjau Produsen Beras di Kamboja
Duta besar RI untuk Kerajaan Kamboja, Santo Darmosumarto, melakukan kunjungan ke Provinsi Prey Veng(Dok)

DUTA besar RI untuk Kerajaan Kamboja, Santo Darmosumarto, melakukan kunjungan ke Provinsi Prey Veng, yang berjarak sekitar 100 kilometer dari ibu kota Phnom Penh dan merupakan salah satu lumbung padi Kamboja. Kunjungan tersebut merupakan hasil pertemuan bilateral antara Presiden Joko Widodo dan PM Kamboja, Hun Manet, di sela-sela KTT Khusus ASEAN-Australia di Melbourne.  

Dalam pertemuan bilateral di Melbourne, kedua Pemimpin setuju untuk terus memajukan kerja sama ketahanan pangan, terutama terkait dengan perdagangan beras. Sebagai kelanjutan dari pengiriman perdana beras Kamboja ke Indonesia tahun lalu, Presiden Joko Widodo berharap Indonesia dapat kembali mengimpor beras berkualitas dari Kamboja dengan harga yang kompetitif.

Sementara itu, dalam pertemuannya dengan Gubernur Prey Veng, Suon Somalin, Dubes Santo menyampaikan harapan momentum 65 Tahun Hubungan Diplomatik RI-Kamboja tahun ini dapat mendorong penguatan kerja sama ekonomi. 

Baca juga : Bertemu PM Hun Manet, Jokowi Tekankan Isu Myanmar hingga Impor Beras

“Terdapat potensi yang sangat baik di bidang pertanian. Untuk itu, KBRI Phnom Penh tengah melakukan pendalaman mengenai bentuk kerja sama yang dapat dikembangkan sektor swasta dan BUMN kedua negara,” ujar Santo mengutip keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Minggu (10/3). 

Selama di Prey Veng, Dubes Santo mengunjungi dua pabrik beras berskala besar yang moderen dan mampu memproduksi beras dengan masing-masing kapasitas sekitar 3.000 ton per bulan. 

Pimpinan kedua pabrik tersebut menyampaikan kesiapan untuk ekspor ke Indonesia, terutama karena pengalaman mereka selama ini melakukan ekspor ke RRT, negara-negara Eropa, dan Timor Leste.

Baca juga : Ini 4 Alasan Bagi Anda untuk Liburan ke Kamboja

Setiap tahunnya produksi padi Prey Veng mencapai 1,7 juta ton, namun mayoritas diekspor ke Viet Nam, di mana padi kemudian diproses menjadi beras. Gubernur Prey Veng menyampaikan harapan ketertarikan pengusaha Indonesia untuk berpartisipasi dalam pengembangan kapasitas produksi dan penyimpanan beras di Prey Veng.

 Berdasarkan data Cambodia Rice Federation, total produksi padi Kamboja mencapai 11,62 juta ton per tahun sedangkan kebutuhan konsumsi domestik hanya 5,8 juta ton. Di Kamboja terdapat total 270 rice mills dan 80 di antaranya memiliki kapasitas untuk ekspor. Pada tahun 2023, Kamboja mengekspor 656.000 ton beras; 15.000 ton di antaranya dikirim ke Indonesia.

Dari segi kualitas, beras Kamboja telah mendapatkan berbagai penghargaan internasional. Oleh karena itu, terdapat persepsi bahwa, walaupun cocok untuk konsumen Indonesia, beras Kamboja lebih mahal dari hasil produksi negara-negara tetangga lainnya. Beras Kamboja yang diekspor memiliki sertifikasi dari lab terakreditasi sehingga keamanannya terjamin.

Setelah dalam 2 bulan terakhir mengunjungi lokasi produksi beras di Provinsi-provinsi Battambang, Kampong Speu, dan Prey Veng, Dubes Santo meyakini industri beras Kamboja cukup siap untuk mendukung penguatan cadangan pangan RI. 

“Sektor pertanian sangat dekat di hati Pemerintah dan masyarakat Kamboja. Kemitraan di bidang ini kiranya dapat menjadi faktor penting penguat kerja sama RI-Kamboja di masa yang akan datang,” ujarnya. (Z-8)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putra Ananda

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat