visitaaponce.com

Kemendag Bersama Bea Cukai dan Kepolisian terus Berkoordinasi untuk Cegah Maraknya Pakaian Bekas Impor

Kemendag Bersama Bea Cukai dan Kepolisian terus Berkoordinasi untuk Cegah Maraknya Pakaian Bekas Impor
Moga Simatupang, Dirjen PKTN Kemendag, menyoroti masalah maraknya impor pakaian bekas di psaran(Antara)

DIREKTUR Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga (PKTN), Kementerian Perdagangan (Kemendag), Moga Simatupang menyoroti masih maraknya impor pakaian bekas di pasaran. Ia mengatakan Kemendag bersama Kementerian/Lembaga terkait terus melakukan koordinasi untuk membahas hal tersebut.

"Kita selalu berkoordinasi dengan k/l terkait termasuk Bea Cukai dan Kepolisian. Namun kita perlu dukungan dari media dan masyarakat bilamana ditemukan ada barang-barang thrifting masuk ke wilayah Indonesia atau disimpan di gudang grosir untuk selanjutnya kita tertibkan," kata Moga saat ditemui di Bogor, Jawa Barat, Kamis (28/3).

Moga juga menyebut sudah ada beberapa importir yang diproses di Polri untuk proses pertanggungjawabannya.

Baca juga : Rp10 Miliar Barang Thrifting Dimusnahkan Kemendag

"Itu sudah diproses di Polri. Mungkin lebih banyak di Polri karena kita kan lebih banyak sanksi administratif terhadap barang yang kita musnahkan," jelasnya.

Dalam upaya mencegah maraknya thrifting pakaian bekas impor, sambung Moga, Kemendag bersama dengan pihak terkait akan terus berupaya mengamankan barang pada saat mobilisasi dari pelabuhan ke gudang.

"Pada saat kita tanya ke sopirnya mereka sudah putus komunikasi, karena bgitu cara kerja mafia penyelundupan," tandasnya.

Baca juga : Kemendag Akui Kesulitan Menindak Pelaku Impor Pakaian Bekas

Seperti diketahui sebelumnya, di Pasar Senen masih banyak ditemukan toko-toko yang menjual pakaian impor bekas secara bebas, salah satunya adalah toko di Blok III Pasar Senen.

"Kalo di Blok III impor semua, kalo di Blok IV campur ada yang lokal. Kalo blok I dan II sama impor juga," kata Cecep (bukan nama asli), salah satu pemilik tolo di Blok III.

Lebih lanjut, ujar dia, pakaian tersebut mayoritas berasal dari 2 negara di Benua Asia, yakni Jepang dan Korea.

Baca juga : 5 Jenis Barang Bawaan Pelaku Perjalanan Luar Negeri Ini Dibatasi Mulai 10 Maret 2024, Jastip Semakin Terbatas

"Mayoritas antara 2, Jepang sama Korea, karena dari segi fashion bagus dari Korea," terang Cecep.

Namun, dirinya tidak mengetahui berapa jumlah pakaian yang didapatkan pada saat pakaian tersebut datang.

"Sehari dateng ga nentu karena ball-ballan. Omzet ya namanya dagang gak nentu juga, kalau lagi rame alhamdulillah, kalau lagi sepi yaudah," ujar dia. (Z-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat