Pemerintah Khawatir Indonesia Tak Lolos dari Middle Income Trap
PEMERINTAH khawatir Indonesia gagal naik kelas menjadi negara berpendapatan tinggi, alias terperangkap dalam jebakan negara berpendapatan menengah (middle income trap). Sebab, tingkat pendapatan masyarakat saat ini relatif rendah dan memengaruhi pendapatan nasional bruto (gross national income/GNI).
Hal itu diungkapkan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa dalam rapat kerja bersama Komisi XI DPR, Kamis (13/6).
"Kita lihat jumlah penduduk/household yang mendapatkan pendapatan makin besar, makin kecil. Rp23 juta per keluarga hanya 10% ke atas. Di Rp9 juta hanya 5% ke atas, begitu Rp5 juta ke bawah, itu luar biasa," ujarnya
Baca juga : Bappenas: Dunia Meyakini Ekonomi Indonesia Kuat di Tahun Ini
"Bahkan yang sebenarnya di angka Rp9 juta ke bawah, itu sebenarnya wilayah intervensi kita ke masyarakat. Jadi ini kita sudah lihat di gini ratio plus tingkat pendapatan, ini sangat tidak merata," sambung Suharso.
Dari kacamata Bappenas, GNI per kapita individu bakal memengaruhi kemampuan Indonesia untuk naik kelas menjadi negara berpendapatan tinggi. Penghitungan dengan GNI per individu, kata Suharso, jauh lebih terukur ketimbang hanya melihat angka-angka makro seperti pertumbuhan ekonomi.
Saat ini ambang batas GNI individu ialah US$14 ribu per kapita. Nilai tersebut diperkirakan akan naik menjadi US$26 ribu di 2045. Sementara di Indonesia, hanya Kota Jakarta yang GNI individunya telah melampaui US$14 ribu per kapita, mendekati US$20 ribu per kapita.
Baca juga : Bappenas: Industri Pesawat Bisa Selamatkan RI dari Jebakan Negara Berpendapatan Menengah
Suharso mengatakan, secara rerata GNI individu di Indonesia berkisar US$5.500 per kapita, jauh di bawah ambang batas yang US$14 ribu per kapita. Kondisi tersebut, lanjutnya, menempatkan dependensi rasio individu di posisi 1 banding 2.
Guna mencapai mimpi menjadi negara maju di 2045, maka GNI individu per kapita mesti ditingkatkan. Setidaknya dalam rentang 2024 hingga 2029, GNI individu per kapita harus bisa naik sebesar US$7.500. Dus, pada 2029 GNI individu per kapita berada di kisaran US$13 ribu.
"Kalau kita bisa mencapai US$7.500 per kapita, maka window opportunity dalam 2025 ke 2029 mudah-mudahan membawa kita ke track untuk mencapai di US$26 ribu ke atas pada 2045. Tapi kalau ini tidak tercapai, kami khawatir, seperti kekhawatiran kita semua," jelas Suharso.
(Z-9)
Terkini Lainnya
Status Ekonomi Indonesia Naik, Butuh 6 Persen Menuju Pendapatan Tertinggi
Target Pendapatan Rp111,7 Triliun dari Sektor Pariwisata Harus Mampu Direalisasikan
KKP Revisi Besaran Tarif PNBP Pemanfaatan Ruang Laut
Realisasi Pendapatan APBN Capai Rp2.163,9 Triliun Per 31 Oktober 2022
Yuk Mengenal Apa Itu Pendapatan Nasional
Diakui Menjadi Salah Satu Pemain Global yang Signifikan, OECD Putuskan Buka Diskusi Aksesi dengan Indonesia
Gerakan Orde Muda Ajak Ambil Bagian dalam Proses Demokrasi
Bappenas: Dunia Meyakini Ekonomi Indonesia Kuat di Tahun Ini
Bappenas: Industri Pesawat Bisa Selamatkan RI dari Jebakan Negara Berpendapatan Menengah
Bonus Demografi Kunci Indonesia Keluar dari Jebakan Negara Berpendapatan Menengah
Integrative & Functional Medicine: Pendekatan Holistik dalam Pengobatan Kanker
Hidup Segan Calon Perseorangan
Puncak Haji Berbasis Fikih
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Huluisasi untuk Menyeimbangkan Riset Keanekaragaman Hayati di Indonesia
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap