WWF Dorong Perbankan Perkuat Pengelolaan Risiko Perubahan Iklim
![WWF Dorong Perbankan Perkuat Pengelolaan Risiko Perubahan Iklim](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/06/200b54fcfec7ca53dc7aab31e79cb2f2.jpg)
CONSERVATION Officer WWF-Indonesia Dewi Rizky menjelaskan, kinerja bank sebagai lembaga intermediasi keuangan tidak luput dari paparan risiko perubahan iklim tersebut.
Ia mencontohkan, perubahan pasar dan kebijakan terkait bahan bakar fosil menjadi sebuah risiko yang perlu diperhitungkan pihak perbankan. Oleh karena itu, bank perlu meningkatkan kapasitas untuk mengidentifikasi dan mengelola dua risiko utama yakni perubahan iklim dan kerusakan lingkungan.
"Pada saat yang sama bank juga berperan penting dalam meningkatkan ketahanan sektor-sektor lain terhadap perubahan iklim,” kata Dewi dalam keterangan di Jakarta, Kamis (20/6).
Baca juga : Negara G7 Didesak Bayar US$13 Triliun pada Negara-negara Miskin
WWF telah merilis laporan Sustainable Banking Assessment (Susba)
ke-7. Susba adalah sebuah penilaian komprehensif terkait integrasi aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola/environmental, social, and governance (LST/ESG) terhadap 39 bank di negara-negara ASEAN dan 10 bank besar di Jepang dan Korea Selatan.
Khusus untuk Indonesia, Susba 2023 mencakup 11 bank dari swasta dan BUMN yang menjadi jumlah responden tertinggi di seluruh di kawasan ASEAN dan Asia Timur.
Mereka antara lain Bank Mandiri, Bank Central Asia (BCA), Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Permata, Bank Danamon, Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN), Bank Panin, Bank Jabar dan Banten (BJB), Bank Muamalat, dan Bank Syariah Indonesia (BSI).
Baca juga : COP-27, Menteri LHK: RI Dorong Aksi Kolaborasi untuk Atasi Krisis Iklim
Dari 11 bank, baru empat yang memiliki komitmen untuk mencapai net zero, yakni BRI dan BTPN pada 2050, serta BCA dan BNI pada 2060. Dua bank (BCA dan BRI) telah menghitung emisi gas rumah kaca (GRK), namun baru satu bank (BRI) yang menerapkan Science-based Target Initiative (SBTi).
Kemudian, pengembangan produk keuangan yang mendukung transisi net zero masih terbatas, terutama untuk skala kecil dan menengah. Laporan tersebut juga mengemukakan bahwa risiko dampak alam dan keanekaragaman hayati terhadap kinerja keuangan belum menjadi urgensi kebanyakan bank di Indonesia.
Target net zero diyakini tidak akan tercapai tanpa langkah nyata menjaga kondisi lingkungan. Berdasarkan Susba 2023, dukungan perbankan untuk mengurangi dampak negatif terhadap alam dan sosial masih sangat terbatas yakni 5%.
Baca juga : Kawanan Penguin Kaisar Terancam Binasa karena Dampak Perubahan Iklim
Di sisi lain, salah satu temuan positif Susba menunjukkan manajemen tertinggi perbankan (direksi dan Komisaris) sudah memiliki fungsi dan tanggung jawab untuk mengelola risiko ESG dan perubahan iklim. Namun, kapasitas bank dalam mengukur tingkat risiko tersebut masih minim dan perlu ditingkatkan.
“Perbankan Indonesia perlu meningkatkan upaya atas kebijakan dan prosedur agar nasabah mereka memiliki rencana mitigasi/ rencana aksi untuk mencapai target Perjanjian Paris. Lebih lanjut, industri kecil dan menengah yang terlibat dalam rantai pasok patut mendapat perhatian ekstra karena mereka umumnya padat karya dan menjadi kelompok yang rentan terhadap risiko perubahan iklim,” ujar Sustainable Finance Lead WWF-Indonesia Rizkia Sari Yudawinata.
Data dari OJK dan BPS menunjukkan rasio kredit ke kelompok UMKM mencapai 12,38% terhadap total aset perbankan pada 2023.
Berdasarkan Susba 2023, dukungan khusus yang disalurkan untuk usaha kecil dan menengah (UKM) dalam bertransisi menerapkan praktik berkelanjutan masih sangat terbatas (27%).
"Tanpa dukungan kuat, industri padat karya rentan terkucilkan. Perbankan perlu mengembangkan produk yang solutif dan sekaligus memfasilitasi langkah mereka menerapkan praktik keberlanjutan," pungkasnya.
Terkini Lainnya
Pangsa Pasar Pembiayaan Kendaraan Besar, Perbankan Dituntut Berinovasi
BI: Kebijakan RPLN untuk Memperkuat Pengelolaan Dana Luar Negeri
Satgas Judi Online Perlu Segera Telusuri Aliran Uang di Perbankan
Inovasi Kemudahan Transaksi Bank DKI Diapresiasi
Risiko Kredit Bermasalah Segmen UMKM Meningkat
Petani Milenial Perempuan Tingkatkan Jejaring Dorong Produktivitas
Properda Emas Pemprov Kaltim Berhasil Dipertahankan Sembilan Kali
Jokowi Sebut Dunia Menuju Neraka Iklim dalam 5 Tahun Mendatang
4 Kriteria Bahan Pangan Berkelanjutan yang Bisa Perlambat Krisis Iklim
Penanaman Pohon Komitmen Dukungan Pencapaian Zero Net Emission 2050
Dokter tanpa Etika dan Pembiaran oleh Otoritas Negara
Kemitraan dan Kualitas Pendidikan
Ketahanan Kesehatan Global
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Huluisasi untuk Menyeimbangkan Riset Keanekaragaman Hayati di Indonesia
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap