visitaaponce.com

Negara G7 Didesak Bayar US13 Triliun pada Negara-negara Miskin

Negara G7 Didesak Bayar US$13 Triliun pada Negara-negara Miskin
Para pemimpin negara-negara G7(John MACDOUGALL / POOL / AFP )

KELOMPOK negara kaya G7 berutang kepada negara-negara miskin sekitar US$13 triliun dalam bentuk bantuan pembangunan yang belum dibayarkan. Biaya ini juga sebagai dukungan dalam memerangi perubahan iklim.

Badan amal Inggris Oxfam menyebut alih-alih memenuhi kewajiban mereka, negara-negara G7 dan bank-bank mereka malah menuntut pembayaran utang sebesar US$232 juta per hari.

"Negara-negara G7 yang kaya suka menampilkan diri mereka sebagai penyelamat, namun sebenarnya mereka menerapkan standar ganda yang mematikan, mereka bermain dengan satu set aturan sementara bekas jajahan mereka dipaksa bermain dengan aturan yang lain," ujar Direktur Eksekutif interim Oxfam, Amitabh Behar, dalam sebuah pernyataan.

Baca juga: Jelang KTT G7, Jepang Terjunkan 24 Ribu Personel Keamanan

"Dunia yang kaya-lah yang berhutang kepada Global South. Bantuan yang mereka janjikan beberapa dekade lalu namun tidak pernah diberikan, biaya besar akibat kerusakan iklim yang disebabkan oleh pembakaran bahan bakar fosil yang sembrono, kekayaan besar yang dibangun di atas kolonialisme dan perbudakan,” sebutnya.

Negara-negara maju berjanji pada tahun 2009 untuk mentransfer US$100 miliar per tahun antara tahun 2020 hingga 2025 kepada negara-negara rentan yang terkena dampak dan bencana terkait iklim yang semakin parah, tetapi target tersebut tidak pernah terpenuhi.

Baca juga: Zelensky Minta G7 Bantu Dana dan Militer Lebih Banyak Lagi

Para pemimpin G7 diharapkan untuk menegaskan kembali tujuan iklim mereka dalam pertemuan puncak di Hiroshima, Jepang, pada tanggal 19-21 Mei.

Negara-negara berkembang mengatakan bahwa mereka membutuhkan lebih banyak dukungan dari negara-negara kaya jika tidak, mereka tidak akan mampu mengurangi emisi CO2.

Wakil menteri untuk urusan lingkungan global di Kementerian Lingkungan Hidup Jepang, Ono Hiroshi, mengatakan bahwa Tokyo telah mulai mencairkan dana sebesar US$70 miliar dari total pembiayaan yang telah dijanjikannya selama lima tahun.

"Semua negara harus mengikuti contoh yang baik dari Jepang agar kita dapat mencapai target 100 miliar dolar," ujar Hiroshi.

Oxfam mengatakan bahwa para pemimpin G7 mengadakan pertemuan karena miliaran pekerja menghadapi pemotongan gaji dan kenaikan harga yang tajam.

"Kelaparan global telah meningkat selama lima tahun berturut-turut, sementara kekayaan ekstrim dan kemiskinan ekstrim telah meningkat secara bersamaan untuk pertama kalinya dalam 25 tahun terakhir,” tegasnya.

G7 adalah rumah bagi 1.123 miliarder dengan kekayaan gabungan sebesar 6,5 triliun dolar AS, dan kekayaan mereka telah meningkat secara riil sebesar 45 persen selama 10 tahun terakhir.

Emisi karbon dari negara-negara kaya diperkirakan telah menyebabkan kerugian dan kerusakan sebesar US$8,7 triliun di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, tambah badan amal tersebut.

"G7 harus membayar utang-utangnya. Ini bukan tentang niat baik atau amal - ini adalah kewajiban moral," pungkas Behar. (aljazeera/fer/Z-7)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat