Konversi Kapal Tanker Jadi FSPO di Batam Rampung 80
![Konversi Kapal Tanker Jadi FSPO di Batam Rampung 80%](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/07/4287292d8bf39012cc956f918b8102c7.jpg)
Konversi Floating Storage Production and Offloading (FSPO) atau Unit penyimpanan dan pembongkaran produksi migas terapung kawasan galangan kapal Pan Ocean PT Dok warisan Pertama di Tanjung Uncang, Kota Batam, Kepulauan Riau telah rampung 80%.
Proyek konversi kapal tanker ke FPSO itu merupakan proyek yang pertama kali dikerjakan di Indonesia. Itu dibangun oleh pekerja lokal dan telah masuk pada fase commisioning atau fase pengetesan secara parsial.
Nantinya, konversi dari kapal tangker ke FPSO dilakukan untuk menampung minyak gas bumi (migas) proyek forel yang dihasilkan dari Natuna, Kepulauan Riau. FPSO ini memiliki kapasitas produksi 250 Ribu BOPD, diberi nama FPSO Marlin Natuna.
Baca juga : Peserta Pre Event IOG SCM Lampaui Target
Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetijpto saat meninjau pembangunan itu mengatakan, konversi kapal tanker ke FPSO ini merupakan bagian dari upaya penting SKK Migas dan KKKS Medco Energi meningkatkan kapasitas produksi minyak dan gas guna mendukung ketersediaan energi nasional.
"FPSO ini dibangun untuk peningkatan produksi gas dan direncanakan akan sail away (berlayar) pada Agustus, dan digunakan pada saat proyek Forel Onstream di kuartal empat 2024," ujar Dwi melalui keterangan resmi, Kamis (4/7).
Direktur & Chief Operating Officer Medco Energi Ronald Gunawan yang turut mendampingi Kepala dan Manajemen SKK Migas, mengatakan FPSO tersebut dijadwalkan akan digunakan pada proyek forel area di Kepulauan Natuna dengan kontribusi 10 ribu BOPD.
"Kami tengah berkoordinasi dengan instansi terkait dalam penyelesaian pembuatan fasilitas produksi tersebut. Kami berterima kasih atas dukungan semua pihak sehingga proyek ini terus berjalan dengan aman," tuturnya.
Saat ini, Medco E&P Natuna juga sedang melakukan pengeboran sumur lepas pantai atau offshore untuk mengembangkan lapangan gas West Belut dan Terubuk. West Belut diharapkan akan selesai di triwulan IV tahun ini, sedangkan lapangan gas Terubuk dijadwalkan akan selesai di triwulan III 2025. (Z-11)
Terkini Lainnya
Kebijakan HGT untuk 7 Sektor Dilanjutkan, dari Pupuk hingga Karet
Reethau Group Teken PJBG dengan KKKS (Pertamina EP) dalam Forum Gas Bumi untuk Dukung Kemandirian Energi Nasional
Incar Blok Baru, Pertamina Internasional EP Ekspansi ke Timur Tengah
Perlu Revolusi Energi ke Sumber Lebih Hijau
BIG Terus Dorong Penguatan Integrasi Data
Optimalisasi Produksi Migas, ESDM Upayakan Pengembalian Blok Potensial
Pentingnya Keterlibatan Masyarakat dalam Produksi Migas
SKK Migas Kejar Kenaikan Investasi Hulu hingga 17%
Jangkau Wilayah Terpencil, Legislator Apresiasi Distribusi BBM Sampai Pelosok
Kiprah Politik Perempuan dalam Pusaran Badai
Manajemen Sekolah Penghalau Ekstremisme Kekerasan
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Program Dokter Asing: Kebutuhan atau Kebingungan?
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap