visitaaponce.com

Setiawan Djodi dan Rhoma Irama Cerita tentang Pengalaman Mati Suri

PADA kanal Bisikan Rhoma, Jumat (17/2), Setiawan Djodi menceritakan pengalamannya pribadi saat mati suri. Saat itu, para dokter sudah memvonis pengusaha sekaligus seniman itu sudah meninggal dunia. Keluarganya pun sudah menyiapkan makam untuknya.

"Pertama kali saya melihat terowongan biru. Wah saya mati ini. Karena banyak orang cerita begitu ada terowongan biru. Enggak ada takutnya saya, agak dingin sih. Lalu saya berjalan tahu-tahu wusss seperti sinematografi yang indah. Saya lihat banyak orang. Indah kayak taman savana, padang rumput. Ada pohon tapi enggak terlalu banyak. Ada ikan tawes yang perak-perak loncat-loncat. Wah ini surga kali," papar Setiawan Djodi.

Baca juga: Rhoma dan Elvy Rilis Lagu Baru, ini Judul dan Syairnya

Meskipun banyak orang, tetapi tidak ada orang yang mengajak bicara kepada Setiawan Djodi. Orang-orang hanya mempersilakan Djodi melalui bahasa tubuh untuk duduk. Menurutnya, kejadian saat mati suri hanya yang baik-baik, tidak ada yang menakutkan. "Sejak itu saya mendalami agama saya," tuturnya.

Mendengar itu, Rhoma Irama juga bercerita tentang pengalaman temannya yang juga pernah mati suri. Temannya seorang penyair atau pencipta lagu tetapi seorang ateis tulen. Kalau Rhoma salat atau puasa, temannya itu suka menghinanya.

Baca juga: Rhoma Bertanya Musik Bernyanyi Haram, Ustaz Abdul Somad Menjawab

Satu saat dia datang ke rumah Rhoma Irama sambil memegang tasbih. Rhoma kaget melihat perubahan temannya yang drastis itu. Rhoma pun bertanya tentang tujuannya. 

"Pertama, gue minta maaf sama elu dulu sering ngatain elu. Kedua, mau cerita tentang keajaiban yang luar biasa," tutur temannya. Ia bercerita diajak pamannya untuk pergi naik haji. Saat itu tentu teman Rhoma menolak mentah-mentah. "Ngapain sih naik haji? Dibohongin Arab aja om."

Baca juga: Saat Ridho Rhoma Bertemu Angelina Sondakh di Soneta Record

Omnya menjawab, "Makanya kamu enggak usah naik haji tetapi jadi fotografer saja di sana. Foto-fotoin om sama tante." Karena bukan diajak berhaji tetapi menjadi fotografer, si teman menerima tawaran pamannya asal ada sejumlah imbalan. 

Nah, ketika sang teman asik mengambil foto saat di Mekah, tiba-tiba datang gelombang orang hitam menerjang dirinya. Ketika bangun, dia sedang duduk di kursi dalam keadaan terikat di padang pasir. Dia menyadari dipukuli selama tiga tahun. Akhirnya dia bilang, "Aku minta ampun ya Allah...astaghfirullahal azhim."

Lantas padang pasir itu berubah menjadi gelap dan dingin. Si teman mengetok sebelah kiri dan kanannya yang ternyata kaleng mayat di rumah sakit di Mekkah. Kaleng mayat itu sudah siap untuk dikuburkan. Informasinya. si teman sudah mati selama tiga jam yang seingatnya dia dipukuli selama tiga tahun. "Dari situ Bang Haji saya enggak berani lagi enggak salat, enggak berani percaya kepada Tuhan," kata Rhoma. (OL-14)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat