visitaaponce.com

Rachel Amanda Alami Culture Shock Saat jadi Mahasiswa Baru di Belanda

Rachel Amanda Alami Culture Shock Saat jadi Mahasiswa Baru di Belanda
Rachel Amanda(Instagram @auroramanda95)

AKTRIS dan Penyanyi Rachel Amanda tidak hanya berfokus pada karier namun juga peduli dengan pendidikan. Hal itu dilihat dari keputusannya pada 2023 untuk melanjutkan pendidikan S2 di University of Amsterdam, Belanda.

Perempuan 29 tahun itu kini tengah menempuh tahun pertamanya sebagai mahasiswa jurusan Entertainment Communication dengan bantuan Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) dari Kemendikbud Ristek.

Kendati telah melewati satu semester, Amanda mengaku jadi mahasiswa baru di luar negeri bukan hal yang mudah. Artis yang telah berkarier di industri hiburan Tanah Air sejak berusia 6 tahun itu, mengaku kaget dengan perbedaan budaya di Amsterdam.

Baca juga : IWIP Jalankan Tanggung Jawab Sosialnya di Maluku Utara

“Hai, enggak berasa semester satu sudah terlewati dan gue tuh jadi ingat awal-awal gue jadi mahasiswa di sini tuh kayak banyak culture shock-nya mungkin gitu,” ucap Rachel Amanda, Senin (31/1).

Memasuki semester genap, perempuan yang akrab disapa Amanda itu pun mengenang masa-masa ketika masih menjadi mahasiswa baru di kampusnya. Ia menyebut sistem pendidikan di sana sangat jauh berbeda dari yang diterapkan di Indonesia.

“Di sini kayak banyak culture shocknya, misalnya sistem belajarnya beda banget,” ungkap pemeran di film Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini itu.

Baca juga : Bantu Akses Pendidikan Tinggi, SFD Arie Wibowo Beri Beasiswa ke Warga Daerah Terpencil

Sebagai WNI, perbedaan sistem belajar mulai dari dosen hingga cara mahasiswa mengutarakan pendapat secara dinamis cukup membuat Amanda kaget dan harus berupaya menyesuaikan diri. Hal itu pun diakui menjadi tantangan khusus.

“Di sini tuh sangat-sangat individual, kemudian dosen dan mahasiswanya itu juga sangat blak-blakan dalam mengutarakan pendapat, enggak dimanis-manisin, enggak ada basa-basi,” ungkapnya.

Alumnus S1 Psikologi di Universitas Indonesia ini mengatakan sempat dibuat syok dengan lingkungan di Belanda. Namun, pada akhirnya, Amanda terbiasa dan bisa beradaptasi dengan pola pendidikan dan lingkungan di sekitarnya.

Baca juga : Program Beasiswa Full Sarjana, Wali Kota Helldy Siapkan Generasi Emas Cilegon

“Awalnya gue syok tapi lama-lama gue juga seneng karena artinya kita juga ga perlu basa-basi dalam mengutarakan opini gue. Kalau ada yang kepikiran langsung aja diomongin,” jelas Amanda.

Tidak hanya itu, aktris itu juga merasa culture shock terkait iklim dan cuaca di Amsterdam yang terlalu dingin. 

Awalnya, Amanda merasa akan menyukai musim dingin, namun ternyata bayangan terkait musim dingin tak seperti yang ia eskpektasikan.

Baca juga : Program Indofood Riset Nugraha Beri Dana Penelitian bagi Mahasiswa S1

“Soal cuaca gue pikir akan suka sama cuaca winter karena ya sebagai negara tropis kan nggak pernah. Tapi ternyata aduh, udah dingin dan terus gelapnya lama. kadang-kadang bikin kita susah bangun,” imbuh Amanda.

Kendati demikian, Amanda juga senang saat musim dingin tiba karena bisa mengenakan pakaian yang jauh lebih modis dan bereksperimen dengan penampilannya.

“Memang sih, cuaca kayak gini tuh bikin gue jadi bisa bereksperimen dalam style, tapi masalah lama gue tuh muncul lagi,”

Baca juga : Lizzo Buka Program Beasiswa untuk Mahasiswa Kulit Hitam

Selama memasuki musim dingin, Amanda mengungkapkan tentang masalah dalam hidupnya karena pengaruh cuaca yang berefek pada rambut. Ia mengaku sering mengalami kerontokan rambut yang cukup parah.

“Di antara sekian per-shock-an gue selama hidup di Amsterdam, salah satu yang makin menjadi-jadi adalah masalah rambut rontok gue. Enggak lebay, ini rambut yang gue temukan di flat gue,” ujarnya.

Selain karena perubahan cuaca yang ekstrem, Rachel menduga bahwa kerontokan rambutnya juga dipengaruhi rasa stres yang dialami sebagai mahasiswa.

Baca juga : Daewoong Seleksi Mahasiswa Indonesia untuk Jadi Kreator Konten

“Mungkin juga karena gue stres nugas kali ya. Akhirnya gue memutuskan untuk riset dan ingin investasi di produk yang bagus untuk mengurangi kerontokan,” tuturnya.

Amanda juga bercerita bahwa melanjutkan kuliah merupakan tujuannya, hingga dia menjatuhkan pilihannya di Amsterdam. Berangkat dari posisinya sebagai tokoh publik, Amanda sadar bahwa dirinya punya platform dan suara yang lebih besar dan menggunakannya untuk isu-isu sosial yang lebih luas.

“Jadi sebenarnya sudah lama ya, punya keinginan untuk lanjut S2. Tapi saat itu tuh gue belum terlalu yakin sama program apa yang mau gue ambil. Setelah melakukan riset beberapa kampus, akhirnya aku memutuskan untuk memilih jurusan Entertainment Communication karena di sana menggunakan perspektif psikologi media. Itu adalah sesuatu yang gue suka banget sejak S1, bahkan jadi tema skripsi,” tandasnya. (Z-1)

Baca juga : Stem4Youth Dukung Pendidikan STEM bagi Kaum Muda Kurang Mampu

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat