visitaaponce.com

Pemerintah Pastikan GeNose bakal Jadi Alat Skrining Utama

Pemerintah Pastikan GeNose bakal Jadi Alat Skrining Utama
Menristek/Kepala BRIN Bambang PS Brodjonegoro(MI/RAMDANI)

PEMERINTAH melalui Kementerian Riset dan Teknologi memastikan alat pendeteksi covid-19, GeNose, bakal jadi alat skrining atau pemeriksaan utama. Alat tersebut akan digunakan di tempat-tempat publik yang dipadati aktivitas warga.

"Saat ini GeNose sedang kita dorong untuk menjadi alat skrining utama. Jadi, bukan alat diagnosis, tapi alat skrining utama," ungkapMenteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang Brodjonegoro dalam webinar ILUNI UI, Sabtu (30/1).

Pada 5 Februari nanti, penerapan GeNose mulai diberlakukan di terminal dan stasiun sesuai intruksi Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. Seperti di Terminal Pulo Gebang dan Stasiun Senen, Jakarta dan di stasiun Tugu Yogyakarta.

Bambang mengatakan, dengan memberlakukan pemeriksaan pendeteksi covid-19 di tempat publik, bisa meminimalisir penularan penyakit menular itu.

"Sehingga simpul-simpul transportasi, maupun tempat-tempat yang tinggi traffic (aktivitas) manusianya ini bisa menggunakan GeNose untuk memastikan bahwa orang-orang yang ada di situ negatif, jadi bukan orang-orang yang terpapar covid-19," jelasnya.

Alat GeNoSe melakukan deteksi melalui embusan napas, sehingga memberikan rasa nyaman dan dapat digunakan oleh masyarakat dari anak-anak hingga lansia. Pengecekan melalui alat GeNoSe juga bisa didapatkan dengan harga yang terjangkau sekitar Rp20 ribu.

Sebelumnya, Epidemiolog dari Universitas Indonesia Syahrizal Syarif mengatakan, penerapan alat pendeteksi covid-19, GeNose digunakan masyarakat tidak hanya di kereta api, namun di ruang publik juga. Hal ini disebabkan angka positivity rate atau rasio positif Covid-19 yang tinggi di Tanah Air. Per (24/1), angka rasio tersebut menembus 33,24%.

Penggunaan GeNose, sebut Syahrizal, juga diperuntukkan bagi masyarakat yang mempunyai riwayat kontak erat dengan orang yang sudah terkonfirmasi positif covid-19 dan bagi yang merasa ragu-ragu atau khawatir apakah tertular atau tidak.

"Dalam situasi dimana positivity rate tinggi diatas 20% dan penelusuran kontak masih rendah (rasio 1: 30 anjuran WHO). Sebaiknya GeNose disediakan di ruang publik dan digunakan untuk mereka yang sudah melakukan self-assessment," ungkap Syahrizal kepada Media Indonesia, Selasa (26/1). (OL-4)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat