visitaaponce.com

Kemenkes Minta Penjual tidak Menahan Obat Terapi Covid-19

Kemenkes Minta Penjual tidak Menahan Obat Terapi Covid-19
Seorang dokter menunjukkan sejumlah kapsul Tamiflu dan Oseltamivir di Puskesmas Ketabang Surabaya.(ANTARA/Eric Ireng)

KEMENTERIAN Kesehatan (Kemenkes) meminta perusahaan farmasi tidak menahan penjualan obat terapi covid-19. Pasalnya, saat ini, obat terapi covid-19 sangat dibutuhkan masyarakat.

"Kita berharap industri-industri tidak menahan obat-obat yang ada di industri maupun PBF (pedagang besar farmasi) sehingga dapat diakses oleh masyarakat secepatnya," kata pelaksana tugas (Plt) Dirjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes Arianti Anaya melalui keterangan tertulis, Minggu (11/7).

Arianti mengatakan, hingga saat ini, belum ada obat yang ampuh membunuh covid-19 di dalam tubuh. Namun, beberapa obat yang sudah ada dianggap potensial mengurangi efek dari paparan covid-19 di dalam tubuh.

Baca juga: Tidak Perlu Isi Ulang dan Mudah Dibawa, Ini Cara Kerja Oksigen Konsentrator

Obat yang dianggap potensial mengurangi efek covid-19 yakni oseltamivir, favipiravir, remdesivir, arythromycin, dan tocilizumab. Tocilizumab merupakan obat yang dipakai untuk menangani pasien covid-19 dengan kasus yang masuk dalam kategori kritis.

Obat yang dinilai potensial itu dibutuhkan masyarakat untuk terapi dalam upaya kesembuhan dari paparan covid-19. Atas dasar itulah obat itu tengah ramai dicari oleh masyarakat.

Kemenkes menegaskan kesediaan obat tersebut mencukupi untuk memenuhi permintaan masyarakat. Kelangkaan hanya bisa terjadi jika penjual menahan obat tersebut.

"Saya ingin menekankan di sini bahwa kami sudah melakukan pengecekan stok obat bahwa kita memiliki stok yang cukup dan tentunya stok yang kita punya ini masih cukup di tengah kasus covid-19 yang saat ini cukup tinggi dan membutuhkan obat-obatan," tutur Arianti.

Arianti mengatakan berdasarkan data yang dimiliki pihaknya, oseltamivir di Indonesia ada 11,6 juta tablet. Lalu, favipiravir tercacat ada 24,4 juta tablet. Kemudian, remdesivir tercatat ada 148.891 tablet.

"Kita sedang mendorong remdesivir untuk impor dan saat ini remdesivir sudah akan sampai lagi di Indonesia dalam satu sampai dua hari ini," ujar Arianti.

Untuk obat arythromycin Indonesia mempunyai stok 12,3 juta tablet. Kemudian, tocilizumab ada 421 tablet. Kemenkes sedang mengusahakan penambahan tocilizumab dalam waktu dekat. (OL-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat