Kemenkes Minta Penjual tidak Menahan Obat Terapi Covid-19
![Kemenkes Minta Penjual tidak Menahan Obat Terapi Covid-19](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2021/07/c7db5919eb822bc96798917348e4ee45.jpg)
KEMENTERIAN Kesehatan (Kemenkes) meminta perusahaan farmasi tidak menahan penjualan obat terapi covid-19. Pasalnya, saat ini, obat terapi covid-19 sangat dibutuhkan masyarakat.
"Kita berharap industri-industri tidak menahan obat-obat yang ada di industri maupun PBF (pedagang besar farmasi) sehingga dapat diakses oleh masyarakat secepatnya," kata pelaksana tugas (Plt) Dirjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes Arianti Anaya melalui keterangan tertulis, Minggu (11/7).
Arianti mengatakan, hingga saat ini, belum ada obat yang ampuh membunuh covid-19 di dalam tubuh. Namun, beberapa obat yang sudah ada dianggap potensial mengurangi efek dari paparan covid-19 di dalam tubuh.
Baca juga: Tidak Perlu Isi Ulang dan Mudah Dibawa, Ini Cara Kerja Oksigen Konsentrator
Obat yang dianggap potensial mengurangi efek covid-19 yakni oseltamivir, favipiravir, remdesivir, arythromycin, dan tocilizumab. Tocilizumab merupakan obat yang dipakai untuk menangani pasien covid-19 dengan kasus yang masuk dalam kategori kritis.
Obat yang dinilai potensial itu dibutuhkan masyarakat untuk terapi dalam upaya kesembuhan dari paparan covid-19. Atas dasar itulah obat itu tengah ramai dicari oleh masyarakat.
Kemenkes menegaskan kesediaan obat tersebut mencukupi untuk memenuhi permintaan masyarakat. Kelangkaan hanya bisa terjadi jika penjual menahan obat tersebut.
"Saya ingin menekankan di sini bahwa kami sudah melakukan pengecekan stok obat bahwa kita memiliki stok yang cukup dan tentunya stok yang kita punya ini masih cukup di tengah kasus covid-19 yang saat ini cukup tinggi dan membutuhkan obat-obatan," tutur Arianti.
Arianti mengatakan berdasarkan data yang dimiliki pihaknya, oseltamivir di Indonesia ada 11,6 juta tablet. Lalu, favipiravir tercacat ada 24,4 juta tablet. Kemudian, remdesivir tercatat ada 148.891 tablet.
"Kita sedang mendorong remdesivir untuk impor dan saat ini remdesivir sudah akan sampai lagi di Indonesia dalam satu sampai dua hari ini," ujar Arianti.
Untuk obat arythromycin Indonesia mempunyai stok 12,3 juta tablet. Kemudian, tocilizumab ada 421 tablet. Kemenkes sedang mengusahakan penambahan tocilizumab dalam waktu dekat. (OL-1)
Terkini Lainnya
Awas, Obat Manusia Bisa Jadi Racun Bagi Anabul
Harga Obat Mahal, 90% Bahan Baku Obat Masih Impor
Gobel: Menteri tidak Bisa Jabarkan Visi Industri Presiden
Pemerintah dan Industri Farmasi perlu Sepakat Turunkan Harga Obat di Pasaran
Tidak Setuju RUU POM, Menkes Nilai Pengawasan Obat sudah Komprehensif
6 Cara Mengatasi Flu dengan Bawang Putih
Positif Covid-19, Pepe Absen Bela Portugal di Playoff Piala Dunia
Dua Lagi Pemain Bayern Positif Covid-19
Ferran Torres dan Pedri Positif Covid-19
Lagi, Empat Pemain Real Madrid Dinyatakan Positif Covid-19
Turki Panggil Dubes Yunani Terkait Insiden Galatasaray
Ratu Bertemu Langsung dengan PM Inggris untuk Pertama Kali Sejak Maret 2020
Grand Sheikh Al Azhar: Historis dan Misi Perdamaian Dunia
Kiprah Politik Perempuan dalam Pusaran Badai
Manajemen Sekolah Penghalau Ekstremisme Kekerasan
Program Dokter Asing: Kebutuhan atau Kebingungan?
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap