Pada 2030, Pengurangan Lahan Mangrove Bisa Mencapai 261 Ribu Hektare
KEMENTERIAN Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) memperkirakan pengurangan tutupan lahan mangrove akan terus terjadi setiap tahun.
Bedasarkan pengamatan dari Pusat Studi Standardisasai Instrumen Ketahanan Bencana dan Perubahan Iklim KLHK, terdapat dua skenario dari pengurangan tutupan lahan mangrove. Rinciannya, deforestasi bersih (net deforestation) dan deforestasi kotor (gross deforestation).
Pada skenario net deforestation, diproyeksikan kehilangan tutupan lahan mangrove seluas 12.828 per tahun. Artinya pada 2024, diperkirakan terjadi kehilangan lahan mangrove sebsar 51.272 hektare dan pada 2030 sebesar 128.180 hektare.
Baca juga: KLHK Bentuk Task Force Tangani Kebun Sawit Ilegal
Lalu, pada skenario gross deforestation, rata-rata penuruan tutupan lahan mangrove per tahun bisa mencapai 26.144 hektare. Sehingga, pada 2024 diproyeksikan terjadi kehilangan lahan mangrove sebesar 104.456 hektare dan pada 2030 sebesar 261.140 hektare.
"Kita tahu bahwa tidak semua hutan mangrove bertatus kawasan hutan. Ada juga yang ada di luar kawasan hutan. Sesuai dengan tata ruang, kita belum ada regulasi. Seperti gambut, di mana ada gambut lindung dan budi daya," jelas Kepala Badan Restorasi Gambut dan Mangrove Hartono dalam suatu acara, Senin (18/4).
"Nah, yang di mangrove ini kita sedang menyiapkan regulasi. Semua stakeholder yang mengelola harus mengikuti kaidah yang berlaku," imbuhnya.
Baca juga: Problem Sampah Plastik di Tahura Ngurah Rai Belum Ada Solusinya
Mengacu data KLHK, lahan mangrove secara nasional memiliki luas 3,36 juta hektare. Pengurangan lahan mangrove juga disebabkan adanya kawasan yang telah diproyeksikan menjadi tambak, kawasan permukiman, serta perindustrian. Mau tidak mau, pengurangan lahan mangrove akan terus terjadi.
Selain itu, terdapat 710 ribu hektare kawasan eks mangrove yang telah dikonversi menjadi tambak dan pemukiman. Beberapa dari area tersebut masih berstatus kawasan hutan.
"KLHK dan provinsi ingin memastikan, apakah kawasan eks ekosistem mangrove ini akan dipertahakan sebagai kawasan hutan. Kita rehabilitasi atau akan dilepas untuk dimanfaatkan sebagai keperluan lain," pungkas Hartono.(OL-11)
Terkini Lainnya
IWAPI dan KLHK Menyerahkan Bantuan Motor Sampah untuk Pengelolaan Sampah dan Penghijauan
KLHK Tetapkan Bos Tambang Pasir Ilegal di TN Halimun Salak sebagai Tersangka
Indonesia Diapresiasi karena Gunakan Teknologi untuk Pantau Hutan Dan Karhutla
KLHK dan Norwegia Perkuat Kerja Sama Pengelolaan Hutan Lestari
2 Ton Alat Kesehatan Bermerkuri Ditarik dari Faskes di Bali
KLHK Tingkatkan Kapasitas Manggala Agni untuk Tangani Karhutla
CCEP Indonesia Tegaskan Komitmen Pengelolaan Air Bersih
Tren Lingkungan Hijau Sebagai Investasi Kesehatan Meningkat
Komitmen Lindungi Alam, GSK Merestorasi 2.600 Hektare Mangrove di Indonesia
Libatkan SMK, FIF Group Lanjutkan Penanaman 33 Ribu Pohon di Lombok
Thresher Shark Indonesia Lestarikan Hiu Tikus di Perairan Alor
Melalui Produk Investasi, Bank BTPN Dukung Keuangan Berkelanjutan
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap