visitaaponce.com

Indonesia Diapresiasi karena Gunakan Teknologi untuk Pantau Hutan Dan Karhutla

Indonesia Diapresiasi karena Gunakan Teknologi untuk Pantau Hutan Dan Karhutla
Agenda diskusi dalam Oslo Tropical Forest Forum (OTFF) 2024.(KLHK)

Semakin pentingnya kemajuan dan penggunaan teknologi geospasial dalam upaya menjaga lingkungan jadi perhatian dalam Oslo Tropical Forest Forum (OTFF) 2024. Direktur Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan (PHLHK) Kementerian LHK, Rasio Ridho Sani, diundang menjadi salah satu pembicara OTFF 2024 pada sesi From satellite imagery to action on the ground: Linking data, people, and policy development of effective forest protection yang diselenggarakan di Clarion Hotel The Hub, Oslo, Norwegia.

Rasio mengungkapkan penegakan hukum yang konsisten menjadi komitmen pemerintah Indonesia. Di Center Intelligence KLHK, penerapan sains dan teknologi merupakan elemen penting dalam mendukung pengambilan keputusan. Penggunaan data dan informasi yang akurat merupakan keharusan dalam penegakan hukum.

Untuk mendapatkan data dan informasi yang akurat, multi layer-multi tools analysis harus dilakukan untuk dalam mengawasi dan menegakkan hukum terkait gangguan keamanan kawasan hutan baik karhutla dan perambahan serta pencemaran lingkungan. Multi-tools analysis yang dilakukan antara lain melalui pemanfaatan Satellite Imagery, Geospatial Artificial Intelligence (GeoAI), dan Field Investigation.

Baca juga : Begini Upaya Menteri Siti Nurbaya Turunkan Angka Deforestasi Indonesia

Penggunaan teknologi dengan didukung multi-layer analysis termasuk penggunaan GeoAI telah mempercepat dan meningkatkan akurasi deteksi, intervensi, dan aksi penegakan hukum terhadap aktivitas terkait deforestasi dan pencemaran serta perusakan lingkungan.

Mikaela Weisse, Director Global Forest Watch-WRI, mengapresiasi pemanfaatan teknologi yang dilakukan oleh KLHK, termasuk inisiatif dan inovasi terkait penerapan multi-layer analysis dengan GeoAI dalam monitoring kawasan hutan, khususnya terkait penegakan hukum.

Penggunaan GeoAI yang dilakukan oleh KLHK juga menjadi perhatian Menteri Iklim dan Lingkungan Kerajaan Norwegia, Andreas Bjelland Eriksen. Ia sebelumnya telah melakukan kunjungan langsung ke Intelligence Center pada 31 Mei 2024. Menteri Eriksen melihat bagaimana penggunaan GeoAI dalam pemantauan karhutla dan perambahan kawasan hutan oleh KLHK.

Sebanyak 2.133 operasi pengamanan lingkungan dan kawasan hutan telah dilakukan oleh Ditjen PHLHK. Kawasan hutan yang berhasil diamankan mencapai 27.347.065 ha. Operasi penegakan hukum yang dilakukan juga berkontribusi terhadap penurunan laju deforestasi Indonesia, serta berdampak terhadap penurunan karhulta. Dibawah kepemimpinan Menteri LHK, Siti Nurbaya Bakar bahwa angka deforestasi Indonesia mencapai angka terendah dalam 33 tahun terakhir sebesar 0,13 juta hektar. Capaian penurunan angka deforestasi Indonesia ini telah mendapatkan apresiasi dalam OTFF 2024.

Berbagai tantangan yang menjadi perhatian dalam Geo-AI antara lain kebutuhan data dan informasi yang akurat dan berkelanjutan untuk mengembangkan proses pembelajaran mesin (machine learning). Penggunaan GeoAI memerlukan media penyimpanan dan analisis data yang besar dan mumpuni. Kita memerlukan satellite imagery resolusi tinggi. GeoAI juga memerlukan proses penyesuaian dan pengembangan berkelanjutan untuk terus mengikuti perkembangan teknologi yang mutakhir. Kapasitas personil yang mumpuni sangat diperlukan, dan harus mampu memanfaatkan perkembangan teknologi yang ada. (Z-11)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Andhika

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat