Begini Upaya Menteri Siti Nurbaya Turunkan Angka Deforestasi Indonesia
![Begini Upaya Menteri Siti Nurbaya Turunkan Angka Deforestasi Indonesia](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/09/b6a3938a246880be392ef299b405c638.jpg)
INDONESIA terus berjuang untuk menurunkan angka deforestasi. Hal itu diungkapkan oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya dalam rapat kerja bersama Komisi IV DPR RI, Kamis (14/9).
Dimulai pada 2000, di mana terjadi deforestasi dahsyat di atas 2 juta hektare. Lalu 2004 seluas 800 ribu hektare, lalu 2015 seluas 600 ribu hektare dan 2017 seluas 440 ribu hektare. Hingga pada 2022, angka deforestasi menyentuh 104 hektare, yang merupakan angka penurunan paling baik sepanjang sejarah.
“Kami terpaksa harus berargumentasi dan berinteraksi cukup dahsyat dan kuat dengan Global Forest Watch dalam hal ini World Resourches Institute (WRI) untuk dalam tanda kutip beradu metode, karena metode yang mereka pakai adalah citra satelit,” kata Siti.
Baca juga : Menteri LHK: Deforestasi Paling Banyak Disebabkan Karhutla dan Perambahan
Ia menjelaskan, penggunaan citra satelit memungkinkan untuk bisa melihat tekstur, gambar hingga ketajaman warna. Komponen-komponen itu kemudian dapat digunakan untuk mendeteksi lokasi-lokasi hutan hingga perkebunan sawit.
Dengan metode itu, Indonesia kemudian dituding menjadi negara dengan deforestasi terbesar di dunia. Siti merasa tidak adil, pasalnya WRI tidak melihat upaya reforestasi yang dilakukan Indonesia.
Baca juga : Cagar Alam jadi Kunci Penurunan Deforestasi Hutan Amazon di Brasil
Akhirnya, pihaknya mengajak tim WRI untuk mengecek ke lapangan pada 2017, dan pada Mei 2023 Indonesia baru diakui bukanlah negara dengan deforestasi terbesar.
“Karena kalau lihat deforestasi, kita juga musti lihat reforestasi. Karena deforestasi kan bisa terjadi karena perambahan dan kebakaran hutan. Bisa dihitung itu Ditjen Gakkum sudah menjaga berapa juta hektare,” ucap dia.
Menurut dia, upaya reforestasi yang dilakukan belum terlihat di citra satellit milik WRI. Pasalnya, pohon yang baru tummbuh belum bisa terdeteksi.
“Jadi kalau kita tanam tahun sekarang, satu atau dua tahun lagi baru kelihatan tumbuhnya. Tapi di satelit belum nongol, dan akan kelihatan benar setelah tingginya 4 sampai 6 meter,” tegas Siti.
Karenanya, pihaknya akan terus bekerja melakukan pemantauan dan reforestasi agar hutan Indonesia tetap terjaga.
“Sekarang saya bilang sama dirjen-dirjen, jangan happy dulu karena kita punya sesuatu yang kita harus perjuangkan lagi, dan pasti akan lebih baik. Karena kita sudah nanam banyak tapi belum terekam di satelit,” pungkas dia. (Z-5)
Terkini Lainnya
IWAPI dan KLHK Menyerahkan Bantuan Motor Sampah untuk Pengelolaan Sampah dan Penghijauan
KLHK Tetapkan Bos Tambang Pasir Ilegal di TN Halimun Salak sebagai Tersangka
Indonesia Diapresiasi karena Gunakan Teknologi untuk Pantau Hutan Dan Karhutla
KLHK dan Norwegia Perkuat Kerja Sama Pengelolaan Hutan Lestari
2 Ton Alat Kesehatan Bermerkuri Ditarik dari Faskes di Bali
KLHK Tingkatkan Kapasitas Manggala Agni untuk Tangani Karhutla
KLHK dan Norwegia Perkuat Kerja Sama Pengelolaan Hutan Lestari
Menteri LHK Siti Nurbaya Teken Kerja Sama Dengan Bezos Earth Fund
Pemerintah Kembangkan Program Agar Masyarakat Bisa Akses Dana BPDLH
Menteri LHK: Pengukuran Deforestasi di RI Perlu Metode yang Lebih Akurat
Menteri LHK Tolak Disebut Bagi-bagi 'Kue' Izin Usaha Tambang ke Ormas
Festival Pengendalian Lingkungan 2024, Atasi Pencemaran dan Pulihkan Lingkungan
Umur di Tangan Tuhan, Bantuan Hidup Dasar Mesti Dilakukan
Sengkarut-marut Tata Kelola Pertanahan di IKN
Panggung Belakang Kebijakan Tapera
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap