Indonesia bakal Adu Data Tutupan Hutan untuk Hadapi Regulasi Deforestasi Eropa
![Indonesia bakal Adu Data Tutupan Hutan untuk Hadapi Regulasi Deforestasi Eropa](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2024/04/f6126b71decbf8c0f5801045db439b77.jpeg)
Pemerintah Indonesia akan melakukan diplomasi dengan memaparkan data lengkap tutupan hutan dan metodologi ilmiah untuk menghadapi regulasi deforestasi Uni Eropa (EUDR).
"Kita punya data base hutan dengan Sistem Monitoring Hutan Nasional (Simontana) yang cukup detail," ujar Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya pada acara Focus Group Discussion bertajuk Pendalaman Legalitas dan Kelestarian Sektoral pada Kawasan Hutan dalam Konteks Deforestation-Free Supply Chain di Jakarta, Kamis (4/4).
EUDR telah disahkan oleh Parlemen Uni Eropa pada 31 Mei 2023 lalu. Kebijakan itu mencakup komoditas ternak sapi, kakao, kopi, kelapa sawit, kedelai dan kayu, termasuk produk-produk turunannya seperti kulit, coklat, dan furnitur. Nantinya komoditas tersebut harus melewati uji tuntas (due diligence) guna memastikan tidak berasal dari lahan yang mengalami degradasi atau deforestasi. Persentase produk yang harus melewati due dilligence bergantung kepada risk assessment negara asal komoditas itu, bisa low risk, medium risk atau high risk.
Baca juga : Begini Upaya Menteri Siti Nurbaya Turunkan Angka Deforestasi Indonesia
Sebagai peta acuan, Uni Eropa mempublikasikan European Union Forest Observatory (EUFO) pada Desember 2023. Versi final peta EUFO tersebut akan dirilis pada Desember 2024.
"Dari sekarang sampai akhir tahun ini menjadi penting untuk mengoreksi peta EUFO tersebut, agar klaim country risk assessment Indonesia bisa masuk kategori rendah dan asal bahan baku dari komoditi yang dipersyaratkan tidak masuk dalam kategori dari kawasan deforestasi dan degradasi lahan," jelasnya.
Dia menekankan pentingnya memanfaatkan data dan fakta kongkret yang positif tentang hutan Indonesia untuk menghadapi isu deforestasi di tingkat global. Menteri Siti memberi gambaran bagaimana interaksi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengkoreksi data deforestasi yang dirilis World Resources Institute (WRI) sehingga akhirnya lembaga tersebut mengakui keberhasilan Indonesia dalam pengurangan laju deforestasi.
Lebih lanjut, Siti menyatakan sejumlah aksi korektif telah dilakukan Indonesia untuk menekan deforestasi dan degradasi hutan. Di antaranya adalah penghentian izin di hutan primer dan lahan gambut, pencegahan kebakaran hutan dan lahan secara permanen, instrumen FOLU Net Sink, penataan dan legalitas penggunaan kawasan hutan untuk kebun sawit, pengendalian tata kelola agroforestry kopi dan coklat dengan perhutanan sosial, dan penegakkan hukum.
Sementara itu pelaksana tugas Dirjen Pengelolaan Hutan Lestari KLHK Agus Justianto menjelaskan, untuk komoditas kayu dan produk turunannya, Indonesia telah memiliki Sistem Verifikasi Legalitas dan Kelestarian (SVLK) yang disetarakan sebagai lisensi Forest Law Enforcement Governance and Trade (FLEGT) dan diakui EUDR.
Baca juga : Norwegia Bayarkan US$100 untuk FOLU Net Sink Indonesia
"Produk kayu ber-SVLK memenuhi lisensi FLEGT dan memenuhi ketentuan EUDR seperti diatur pada ketentuan itu pada Article 10 butir 3," kata Agus.
Lebih lanjut dia mengatakan SVLK telah diperbarui dan dilengkapi dengan informasi geolokasi sehingga memperkuat keterlacakan kayu hingga ke titik penebangan. Informasi geolokasi diberikan dalam bentuk QR Code yang tercantum pada sertifikat SVLK yang menyertai produk kayu yang diperdagangkan.
Untuk memperkuat keterlacakan, kata Agus, juga dilakukan integrasi sistem informasi pemanfaatan kayu mulai dari Sistem Informasi Pengendalian Usaha Pemanfaatan Hutan, Sistem Informasi Penatausahaan Hasil Hutan, Sistem Informasi Rencana Pemanfaatan Bahan Baku Pengolahan Hasil Hutan, hingga Sistem Informasi Legalitas Kayu. (RO/Z-11)
Terkini Lainnya
Indonesia Diapresiasi karena Gunakan Teknologi untuk Pantau Hutan Dan Karhutla
KLHK dan Norwegia Perkuat Kerja Sama Pengelolaan Hutan Lestari
Dunia Internasional Apresiasi Upaya RI dalam Penegakan Hukum Lingkungan
Menteri LHK: Pengukuran Deforestasi di RI Perlu Metode yang Lebih Akurat
Potensi Perdagangan Karbon dari Hutan Pegunungan Meratus di Kalimantan Selatan
Borrell Kecam Pembangkangan Israel Perluas Kiriman Bantuan ke Gaza
Airlangga Tolak Isu Defisit Anggaran Lampaui 3%
Uni Eropa Perdana Bahas Rencana Pemberian Sanksi untuk Israel
Luksemburg dan Belgia Ajak Dunia Akui Palestina
Perwakilan PBB Minta Uni Eropa Hadir Cegah Kekerasan Warga Palestina di Tepi Barat
Presiden Dewan Uni Eropa Kecam Perintah Evakuasi Israel di Rafah
Tantangan Pendidikan di Indonesia
Membenahi Pola Tata Kelola PTN-BH
Ngariksa Peradaban Nusantara di Era Digital
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap