visitaaponce.com

Tulus Jalani Ibadah Haji di Tengah Pandemi

Tulus Jalani Ibadah Haji di Tengah Pandemi
Jamaah calon haji melintasi Mina saat mengikuti prosesi puncak haji di Mekkah, Arab Saudi, Kamis (7/7/2022).(ANTARA FOTO/Handout/Saudi Press Agency/pras)

SETELAH dua tahun ditunda akibat pandemi covid-19, jemaah haji asal Indonesia akhirnya bisa kembali berangkat ke Tanah Suci melaksanakan rukun Islam kelima ini. Karena itu, ibadah haji tahun ini terasa spesial di tengah pandemi yang belum usai.

Ini diakui pendakwah milenial Husein Ja'far Al Hadar yang mengamati pelaksanaan haji tahun ini dari Tanah Air. "Teman saya yang berangkat haji tahun ini mengirimkan foto dan video yang begitu syahdu tentang pelaksanaan haji tahun ini. Itu membuat pelaksanaan haji terasa hingga diri saya di Tanah Air," ungkapnya dalam program Live Event Metro TV episode Rindu Tanah Suci, Sabtu (9/7).

Dalam kondisi spesial ini, Husein mendorong jemaah haji lebih tulus menjalankan tahap demi tahap dalam prosesi ibadah haji tahun ini. Dia mengingatkan ibadah haji yang penuh pembatasan ini membuat jemaah yang berangkat adalah mereka yang benar-benar terpilih.

"Kuota haji berkurang, tidak semua orang bisa berangkat haji. Bahkan yang sudah siap berangkat tapi berumur di atas 65 tahun akhirnya gagal karena peraturan," ujarnya.
Ia menyampaikan pendapat para ulama bahwa orang yang mampu menunaikan ibadah haji pasti karena undangan dari Allah.

"Bukan karena fasilitas negara atau undangan Kerajaan Arab Saudi. Utamanya karena undangan Allah yang sumbernya karena niat tulus untuk berangkat haji," jelasnya.

Baca juga: BPKH: Kenaikan BPIH tidak Dibebankan kepada Jamaah Calon Haji

Lebih jauh, setiap orang yang berangkat ke Tanah Suci menginginkan menjadi haji mabrur. Menurut para ulama, kata Husein, ada beberapa hal seseorang bisa dikatakan haji mabrur.
Pertama adalah seorang jamaah haji yang memenuhi syarat sahnya ibadah haji itu termasuk rukun haji.

Kedua, tidak tercampur dari sesuatu di luar ketaatan itu sendiri. "Menurut para ulama, yang akan termasuk mendapatkan haji mabrur adalah orang yang berhaji bukan karena riya'. Ini tantangan bagi jemaah haji karena sebagian kita kadang menunaikan haji untuk mendapatkan gelar haji sebagai upgrade status sosial."

Jauh lebih baik

Ketiga, haji mabrur adalah haji yang penuh ketaatan sehingga tidak tercampur kemaksiatan. "Jangan melakukan bentuk kemaksiatan di Tanah Suci saat ini, hingga selesai prosesi haji, dan kembali ke Tanah Air."

"Tanda haji mabrur yakni dia menjalani kehidupan di Tanah Air jauh lebih baik seperti ia menjalani kehidupan di Tanah Suci," imbuhnya.

Pada acara itu, sepasang jemaah haji Indonesia, Faisal dan Lelimar, menceritakan pengalaman berhaji pada tahun ini dari Arafah. Mereka menjual rumah untuk berangkat haji. Faisal menyebut suasana ibadah haji mereka amat menyenangkan dengan pelayanan dan fasilitas yang baik.

Mereka juga mendoakan seluruh bangsa Indonesia terbebas dari segala cobaan. Saat yang sama, mereka terhubung dengan anak cucunya di Tanah Air melalui saluran televisi. Ratih, salah seorang anaknya, senang dan terharu melihat kedua orang tuanya yang sedang menjalankan ibadah haji.

"Kami semua tahu perjuangan mamah dan papah berangkat haji. Walau sempat ditunda karena pandemi selama dua tahun. Alhamdulillah atas izin Allah orang tua kami bisa berangkat haji tahun ini." (Ifa/S3-25)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat