Ayo Kelola Jejak Digital untuk Cegah Hal yang Merugikan di Kemudian Hari
![Ayo Kelola Jejak Digital untuk Cegah Hal yang Merugikan di Kemudian Hari](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2022/07/81c0af5d2ebd94dd61743daa2bd1a944.jpg)
GURU Besar Manajemen dan Kebijakan Publik Universitas Gadjah Mada (UGM) Agus Pramusinto mengingatkan tentang pentingnya mengelola jejak digital guna menghindari hal-hal yang merugikan diri sendiri di kemudian hari.
"Kita harus ingat, jejak digital tidak bisa dihapus. Apa yang kita tinggalkan akan terekam walaupun Anda sudah menghapusnya, tapi barang kali orang lain telah screenshot," ujar Agus dalam keterangan pers yang diterima Selasa (19/7).
Hal itu disampaikannya dalam webinar bertema Hati-Hati Menyebar Data Pribadi di Media Sosial, di Tarakan, Kalimantan Utara, baru-baru ini.
Baca juga: Jejak Digital Bisa Menjadi Bukti Otentik
Agus mengatakan jejak digital dapat diartikan sebagai bukti-bukti yang ditinggalkan warganet setelah beraktivitas di internet yang berpotensi untuk dicari, disalin, dicuri, dan dipublikasi oleh orang lain.
Jejak digital yang berupa unggahan, situs yang dikunjungi, komentar di media sosial, ataupun transaksi belanja dapat membentuk citra diri pengguna internet yang bersangkutan.
Bahkan, kata dia, jejak digital dapat mempengaruhi masa depan seseorang semisal untuk melanjutkan pendidikan maupun melamar pekerjaan. Untuk itu, dia mengingatkan masyarakat untuk mengelola jejak digital dengan baik agar tidak menimbulkan kerugian di kemudian hari.
"Kalau Anda meninggalkan jejak kebaikan, hasilnya akan baik untuk Anda. Tetapi, kalau Anda meninggalkan jejak keburukan, Anda juga yang akan mendapatkan balasannya," kata dia.
Sementara itu, Konsultan Sejiwa sekaligus Program Manager Jawara Internet Sehat Khusnul Aflah mengatakan terdapat sejumlah hal yang perlu dihindari dalam bermedia sosial.
Di antaranya mengunggah tangkapan layar atau screenshot percakapan dengan warganet lainnya, memasukkan nomor atau akun seseorang ke dalam grup percakapan tanpa seizin yang bersangkutan, serta menggunakan media sosial di tempat umum.
Menurut dia, saat ini masih banyak warganet yang mengunggah data identitas diri di media sosial, bahkan hingga menampilkan informasi yang sensitif, seperti nomor identitas.
"Ini merupakan tindakan yang tidak tepat, karena ini adalah informasi yang perlu kita jaga," ujar Khusnul.
Diketahui, Kementerian Komunikasi dan Informatika telah menghadirkan program Gerakan Nasional Literasi Digital yang diharapkan dapat mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif.
Kemenkominfo bersama GNLD Siberkreasi juga terus menjalankan program Indonesia Makin Cakap Digital melalui kegiatan-kegiatan literasi digital yang disesuaikan pada kebutuhan masyarakat. (Ant/OL-1)
Terkini Lainnya
5 Akademisi yang Berpotensi Jadi The Indonesian Next Leader
Jihad Islam Sebut Israel Sudah Sering Berdusta
Hakim Gazalba Saleh Panik Hapus Pesan Usai OTT di MA, KPK: Bukti Jejak Digital
Jejak Digital Susah Dihapus, ASN Harus Bijak
Jaga Jejak Digital Pastikan Keamanan Data Pribadi
Lindungi Diri, Pahami Mengatur Privasi di Jagad Digital
Grand Sheikh Al Azhar: Historis dan Misi Perdamaian Dunia
Kiprah Politik Perempuan dalam Pusaran Badai
Manajemen Sekolah Penghalau Ekstremisme Kekerasan
Program Dokter Asing: Kebutuhan atau Kebingungan?
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap